Kelinci Menggemazzkan (3)
Kelinci Menggemazzkan (3)
Kucing hitam kecil buru-buru melompat ingin menangkapnya!
Namun ketika Kucing hitam kecil hampir menggapai Kelinci bertelinga besar, kelinci yang tak sadarkan diri itu tiba-tiba membuka matanya!
Sepasang mata itu tertegun menatap Kucing hitam kecil.
Mata Kelinci bertelinga besar asalnya berwarna hitam pekat. Tetapi yang terpantul di mata Kucing hitam kecil saat ini adalah tatapan buas yang meneteskan darah!
Warna merah padam, tidak seperti mata kelinci pada umumnya yang hanya berwarna merah cerah, mata ini berwarna merah gelap seolah baru saja direndam dan dicelupkan di dalam darah!
"Puu~" Hembusan napas ringan keluar dari mulut Kelinci bertelinga besar seraya tubuhnya yang lembut dan gesit berputar di udara dan mendarat tepat di hadapan Tuan Mbek Mbek! Mata merah padam itu sedikit memicing ketika bulunya yang seputih salju tiba-tiba mulai berubah, dengan kecepatan yang tak dapat dilihat kasat mata, menjadi merah tua.
"Mbeekk !!!"
[Hampir mati kaget aku! Kelinci sial itu marah!]
Tuan Mbek Mbek melompat mundur satu langkah seraya ia menatap Kelinci bertelinga besar yang berubah menjadi berwarna merah tua.
"Puu!" Kelinci bertelinga besar menatap Tuan Mbek Mbek, sepertinya ia siap menyerang.
Kucing hitam kecil sepenuhnya tertegun, tak bisa memahami pemandangan di hadapan matanya. Kelinci yang telah dipukuli hingga nyawanya berada di ujung tanduk telah berubah warna!? Dan ia bahkan memperlihatkan perlawanan yang kuat terhadap Binatang Roh Kelas Pelindung! Apa yang sebenarnya terjadi?
Merasakan kebencian mendalam yang terpancar dari Kelinci bertelinga besar, kilauan samar mulai terbentuk di sekeliling tubuh Tuan Mbek Mbek, siap untuk berubah ke wujud aslinya sewaktu-waktu.
Begitu pertarungan antar seekor domba dan seekor kelinci yang aneh baru saja hendak dimulai, Jun Wu Xie yang baru saja selesai mandi muncul di dalam ruangan dengan rambut yang masih basah. Sepasang bola matanya yang sangat jernih menatap pasangan dungu di atas ranjangnya, menatap satu sama lain dengan kebencian mendalam.
Begitu matanya menatap bulu Kelinci bertelinga besar yang berwarna merah darah, ekspresi terkejut melintas di mata Jun Wu Xie.
"Apa yang kalian lakukan?" Jun Wu Xie bertanya datar.
Setelah mendengar suara Nonanya, Tuan Mbek Mbek langsung menahan energi yang terkumpul di sekeliling tubuhnya, segera berlari menghampiri Jun Wu Xie dengan tapak kaki mungilnya yang melangkah lebar.
"Mbek Mbek Mbek Mbek!" Ia mengembik serius. Jun Wu Xie berpaling menatap Kucing hitam kecil yang masih duduk tercengang di pinggir, menunggunya untuk menerjermahkan kata-kata Tuan Mbek-Mbek.
Kucing hitam kecil diam sesaat sebelum akhirnya ia kembali sadar.
"Domba dungu itu berkata, Kelinci merampas miliknya, mengatakan bahwa ia adalah kelinci nakal, dan memintamu untuk membuangnya."
Mendengar terjemahan Kucing hitam kecil, Tuan Mbek Mbek menganggukkan kepalanya penuh semangat.
[Semua yang berhubungan dengan kelinci itu sangat menjengkelkan!]
[Ia bukan hanya hendak mencuri makanannya, kelinci itu bahkan sekarang mencuri pemberi makannya!]
Jun Wu Xie menatap kebingungan Sang Kelinci bertelinga besar yang bulunya berubah total menjadi merah.
Mata merah tua Kelinci bertelinga besar menatap Jun Wu Xie dan kebencian di mata itu sirna, tatapannya tiba-tiba menjadi sangat lembut.
"Puu …." Kelinci bertelinga besar melompat satu kali dengan kaki belakangnya untuk berdiri di tepi ranjang, tubuhnya menjadi tegak. Tapak kaki mungil yang berbulu di depan malu-malu memeluk telinga besarnya, seraya menatap memelas pada Jun Wu Xie.
"Apa yang dikatakannya?" Jun Wu Xie bertanya pada Kucing hitam kecil, wajahnya berkerut heran.
Kucing hitam kecil menjawab dengan nada suara menyerah dan berkata, "Ia memanggilmu Nona."
" …. " Jun Wu Xie tidak dapat berkata-kata.
Reaksi Tuan Mbek Mbek semakin gusar.
"Mbeekk !!!"
[Siapa kau memanggilnya Nona!? Ini adalah pawang Tuan Mbek Mbek! Kelinci nakal! Pergi!]
"Puu." Tubuh Kelinci bertelinga besar gemetar seraya ia dengan malu-malu menyembunyikan wajahnya di belakang telinga lebarnya, persis seperti seorang gadis yang sedang merona, mengangkat kepalanya sedikit dan kemudian langsung menundukkannya lagi sambil mengintip ke arah Jun Wu Xie.
" …. " Jun Wu Xie tak bisa lagi menemukan kata-kata untuk mengekspresikan apa yang ia rasakan saat itu.
Seekor Binatang Roh kelas bawah bisa memiliki emosi yang rumit seperti itu?