Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Raungan Keputusasaan (4)



Raungan Keputusasaan (4)

3Tatapan tajam Jun Wu Xie tertuju pada Kelinci Darah. Menatap sepasang mata merah darah itu, ia melihat ketakutan dan ketakberdayaan seraya Kelinci Darah terus menerus menggunakan ujung hidungnya untuk mendorong Tuan Mbek Mbek lebih jauh ke dalam pelukan Jun Wu Xie.     

Tuan Mbek Mbek terlihat seperti mati dan tidak bereaksi sedikit pun.     

Jun Wu Xie tidak mengatakan apa pun, tetapi suasana di sekelilingnya berubah menjadi sangat aneh, membuat orang tak berani maju satu langkah pun untuk mendekat.     

Xiong Ba menatap Jun Xie yang tiba-tiba terasa asing baginya dan ia tanpa sadar menelan ludah.     

"Jun Xie … biarkan aku menjelaskan semuanya. Masalah ini … bukan seperti yang kau pikirkan." Ketika Xiong Ba berbicara, ia merasakan tangannya mulai gemetar.     

Jun Xie saat itu, membuatnya merasa sangat ketakutan.     

"Bicara." Jun Wu Xie perlahan mengangkat kepalanya, matanya kini sudah lebih tenang, tetapi entah mengapa, Xiong Ba dan yang lain merasa semakin bingung melihat hal ini.     

Jun Xie jelas terlihat tenang dan dingin, persis seperti sikap pemuda itu selama ini, namun dia membuat mereka semua merasakan sensasi dingin menusuk ke tulang mereka.     

Xiong Ba berjuang menemukan kata-kata seraya ia membuka mulutnya, tetapi ia tak tahu apa yang harus dikatakan.     

Dalam hal ini, bagaimana pun kau mengatakannya, mereka semua salah ….     

Walaupun mereka memiliki alasan yang membuat mereka tidak memiliki pilihan lain selain melakukan semua ini, namun …. Apa hubungannya semua itu dengan Jun Xie? Jun Xie pada awalnya datang ke Kota Seribu Monster untuk membantu mereka semua tetapi apa yang mereka lakukan? Untuk menyelamatkan orang-orang mereka sendiri, mereka memilih untuk mengorbankan Binatang Roh Jun Xie? Bahkan sampai, mengkhnianati perjanjian yang telah mereka buat, mengkhianati kepercayaan di antara mereka dan mengabaikan keadilan ….     

Kata-kata itu sudah berada di ujung lidahnya, tetapi Xiong Ba merasa semuanya tersangkut di tenggorokannya, dan ia tak bisa mengucapkannya.     

Semua kata-kata itu, tak dapat ia utarakan, dan ia pun tak berani mengatakannya ….     

Akhirnya, merekalah yang telah mengecewakan Jun Xie.     

Jun Wu Xie menatap Xiong Ba dengan tatapan dingin, dan Jun Wu Yao di sisinya tidak mengalihkan pandangannya dari wajah Jun Wu Xie sama sekali, sepertinya jika Jun Wu Xie menggerakkan satu alisnya saja, ia akan langsung menyiram seluruh Balai Klan Amukan Api dengan darah!     

Xiong Ba tidak bisa mengatakan apa pun, dan Qing Yu terlalu malu untuk membuka mulutnya. Mereka berdua tahu, apa yang mereka lakukan di sini terlalu buruk untuk bisa digambarkan dengan kata-kata!     

Qu Wen Hao memandang Jun Wu Xie dan tiba-tiba berjalan keluar dari kerumunan orang-orang. Di hadapan semua orang, ia jatuh tersungkur di lutut di hadapan Jun Xie, sama sekali tidak menghiraukan rasa sakit di tangannya, seraya menatap Jun Xie dengan memelas.     

"Tuan Muda Jun! Aku tahu kau adalah seseorang yang tak bisa ditandingi oleh orang biasa. Insiden hari ini, semua dimulai oleh aku. Aku tahu aku tidak layak untuk meminta ampun padamu, tetapi aku tidak memiliki pilihan lain selain memohon padamu. Bisakah kau menyerahkan Binatang Roh itu kepadaku! Qu Xin Rui … Qu Xin Rui menangkap Qu Ling Yue. Ia mengancamku …. menyuruhku menggunakan Seruling Tulang Penjinak Roh untuk mencuri Binatang Rohmu darimu, dan jika aku tidak melakukan permintaannya, ia akan membunuh Ling Yue! Tuan Muda Jun! Aku sadar bahwa orang jahat sepertiku, orang yang mengkhianati kepercayaanmu dan mengingkari kata-katanya sendiri tidak pantas untuk membahas mengenai persyaratan denganmu. Tetapi aku hanya memiliki Ling Yue sebagai putriku satu-satunya, dan ia tidak bersalah. Aku memohon padamu. Serahkan Binatang Rohmu padaku dan biarkan aku menyelamatkan putriku! Selama Ling Yue bisa kembali dengan selamat, hidupku akan menjadi milikmu untuk kau gunakan sesuai keinginanmu!"     

Kepala Daerah Kota Seribu Monster berlutut di hadapan Jun Xie, menangis dan memohon.     

[Ia telah mengkhianati kepercayaan Jun Xie dan mengabaikan kebenaran. Dan jika ia juga telah membayar kebaikan dengan kebusukan bukan karena ia keji dan licik, namun karena satu-satunya yang penting di dunia ini baginya, yaitu putrinya, ditangkap oleh orang lain, dan ia tidak memiliki pilihan lain selain tunduk pada perintah mereka, terpaksa melakukan perbuatan yang begitu kotor hingga ia sendiri pun merasa muak!]     

[Ia hanya memiliki putrinya. Ia rela menyerahkan semuanya. Selama itu bisa membawa putrinya kembali dengan selamat, tidak ada yang tidak akan ia lakukan!]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.