Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Memutuskan Semua Ikatan (4)



Memutuskan Semua Ikatan (4)

2"Arrghh!!!" Qu Wen Hao berlutut di lantai, tangannya meremas karpet bulu rubah dan meraung penuh penderitaan, matanya berkaca-kaca dipenuhi air mata, ratapannya menyayat hati orang-orang yang mendengarnya!     

Terpencil, marah, putus asa ….     

Tawa Qu Xin Rui, diiringi dengan ratapan penderitaan Qu Wen Hao, mengguncang Ruang Awan Surgawi.     

Tenunan air mata dan tawa, beradu dengan keputusasaan dan kekejian, membuat seluruh Ruang Awan Surgawi, dipenuhi dengan aura yang sangat menyesakkan.     

….     

Jun Wu Xie meninggalkan Balai Klan Amukan Api bersama Jun Wu Yao. Mereka tidak langsung pergi dari Kota Seribu Monster melainkan menenangkan diri di dalam sebuah penginapan di Kota Seribu Monster.     

Jun Wu Xie meletakkan Kelinci Darah dan Tuan Mbek Mbek di atas ranjang. Ini pertama kalinya Kelinci Darah mengalami pertarungan setelah kekuatannya bangkit dan walaupun kekuatan Binatang Roh Kelas Pelindungnya telah menyelamatkan Tuan Mbek Mbek, sang kelinci tetap kehabisan tenaga. Ia berbaring di ranjang, menatap Jun Wu Xie dengan mata letih, membiarkan Jun Wu Xie merawat luka-lukanya, begitu patuh hingga membuat orang yang melihatnya pedih.     

"Apakah kau akan melupakan masalah ini begitu saja?" Jun Wu Yao bertanya, tangannya terlipat di depan dadanya seraya ia berdiri di pinggir, mengamati Jun Wu Xie yang merawat luka Kelinci Darah, jejak darah menetes dari tubuh Kelinci Darah dan mengalir melalui bulu-bulunya ke seprei yang bersih, menodai seprei itu dengan bercak-bercak merah.     

Gerakan tangan Jun Wu Xie tidak berhenti dan tak sedikit pun emosi terlihat di wajahnya dan ia hanya berbicara dengan nada suara tenang, "Hal yang harus kudapatkan, aku tak akan menyerah. Pembalasan yang sudah jatuh tempo, tidak akan kulupakan."     

Kerja sama dengan Qu Wen Hao sudah putus tetapi itu tidak berarti ia akan melupakan Peta Kulit Manusia di Kota Seribu Monster. Tanpa bantuan Kota Seribu Monster, ia hanya harus menggunakan cara lain untuk mendapatkannya.     

"Aku pikir kau akan membasmi semua orang di Balai Klan Amukan Api." Jun Wu Yao berkata sambil mengangkat alisnya. Kepribadian Jun Wu Xie adalah sifat yang menyembunyikan pembalasan yang akan ia lakukan atas penderitaannya dan bagi siapa pun yang bersikap baik padanya, ia akan membayarnya sepuluh kali lipat, tetapi siapa pun yang berani mencelakainya sedikit pun, ia pasti akan meremukkan tulang mereka dan membuang abunya.     

Namun kali ini, Jun Wu Xie hanya menendang Qu Wen Hao satu kali, dan tidak melakukan tindakan lain. Dari apa yang bisa dilihat Jun Wu Yao, itu bukan sebuah tindakan pembalasan.     

Bagi Jun Wu Yao, bahkan jika ia tidak menghajar Qu Wen Hao hingga jiwanya rusak, ia setidaknya dibunuh dan berakhir tanpa tempat untuk mengubur jasadnya.     

Ketika Jun Wu Xie menjahit luka Kelinci Darah, ia berkata, "Qu Wen Hao hanya sebuah pion, dan bahkan jika aku ingin membalas tindakan mereka, aku tidak akan hanya mengalahkan pionnya. Siapa pun yang bertanggung jawab akan hal ini, adalah orang yang harus menanggung akibatnya."     

Alasan Qu Wen Hao tiba-tiba berubah seperti ini, adalah karena instruksi Qu Xin Rui. Walaupun Qu Wen Hao tidak benar-benar dianggap sebagai seorang yang amat berilmu atau Kepala Daerah Kota yang bijaksana, ia setidaknya melaksanakan tugasnya dengan baik dan bersikap adil. Mencari keadilan dari sumbernya dan untuk membayar hutang yang sudah jatuh tempo, seorang Qu Wen Hao tidak akan cukup untuk meredakan amarah Jun Wu Xie. Orang yang merencanakan penyerangan terhadap Tuan Mbek Mbek adalah Qu Xin Rui!     

"Oh? Lalu apa yang ingin kau lakukan?" Jun Wu Yao bertanya seraya menatap Jun Wu Xie. Walaupun ia terlihat tenang di permukaan, tetapi Jun Wu Yao sudah mendeteksi kemarahannya dari nada suaranya ketika ia berbicara.     

Apa yang dialami Tuan Mbek Mbek dan Kelinci Darah hari ini benar-benar membuat Jun Wu Xie marah besar!     

Jun Wu Xie mengalihkan pandangannya ke samping dan melihat Tuan Mbek Mbek yang tidak sadarkan diri di atas tempat tidur. Sejak ia kembali hingga saat ini, Tuan Mbek Mbek tidak sadarkan diri dan ketika Jun Wu Xie melihat Seruling Tulang Penjinak Roh di tangan Qu Wen Hao, ia sudah tahu apa yang mereka lakukan pada Tuan Mbek Mbek, langsung menyadari dengan jelas apa yang dicari Qu Xin Rui dengan tangan tersembunyi.     

"Ketika seseorang begitu ingin mati, aku tentu saja akan mengabulkan keinginannya." Jun Wu Xie berkata, matanya memicing. Hutang lama dan baru, Qu Xin Rui, kau lihat saja!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.