Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Bertemu Giok Penenang Jiwa Lagi (2)



Bertemu Giok Penenang Jiwa Lagi (2)

0Jun Wu Xie memandang pamannya dengan canggung karena ia juga tak menyangka ia bisa tidur selama itu.     

"Baik, baik. Hanya menggodamu. Cepat habiskan. Jangan menahan lapar." Jun Qing berkata sambil tertawa dan menggelengkan kepalanya, duduk di sebuah kursi di pinggir. Jun Wu Xie kemudian mengambil mangkuk nasi dan sumpitnya dan mulai makan dengan perlahan.     

Baru saja memasukkan makanan dua suap ke dalam perutnya, ia mengangkat kepalanya lagi untuk menatap Jun Qing.     

"Paman, kau ke sini menemuiku untuk sesuatu yang penting?"     

Jun Qing menjawab, "Tidak juga. Bukankah kau mengatakan pada Kakekmu bahwa kau ingin melihat Giok Jiwa? Aku mendengarnya dan ingin membawanya padamu tetapi tidak menyangka aku menemukanmu sedang tertidur pulas. Aku menyuruh seseorang untuk berjaga di luar pintu menginstruksikan pada mereka untuk mengatakan padaku ketika kau bangun, supaya kau tidak perlu berjalan menemuiku."     

Prajurit Rui Lin yang berjaga di pintu disuruh oleh Jun Qing. Ia tahu bahwa Jun Wu Xie keletihan dan ia tentu saja ingin mandi dan berganti pakaian begitu ia terbangun, dan ia tentu saja perlu makan.     

"Mm. Di mana Giok Penenang Jiwa itu?" Jun Wu Xie menghargai perhatian pamannya dan setelah mendengar mengenai Giok Penenang Jiwa, ia langsung lupa akan makanannya dan hanya membuka mulutnya untuk bertanya mengenai Giok Penenang Jiwa.     

Jun Qing mengangkat tangannya dan menyentil kening Wu Xie. "Benda itu ada padaku sekarang dan tidak akan pergi ke mana-mana. Kau isi dulu perutmu dan jika kau tidak menghabiskan nasi di mangkukmu, aku tak akan menunjukkan Giok Jiwa padamu."     

Dalam waktu satu tahun, Jun Wu Xie sudah bertumbuh sedikit lebih tinggi, tetapi ia masih terlalu kurus. Tidak melihat kemenakannya selama satu tahun, ketika Jun Qing melihat Jun Wu Xie yang bertubuh kerempeng, hatinya begitu pedih. Jika bukan karena peperangan ini, ia akan mengumpulkan semua orang untuk mengirimkan makanan paling lezat dan meletakkannya di hadapan Jun Wu Xie untuk memberikan nutrisi padanya.     

"Baik …." Jun Wu Xie menurut sambil mengusap keningnya yang disentil. Sentilan itu tidak sakit, tetapi malah membuat hatinya merasakan sebuah kehangatan.     

Ia tidak merasakan kehangatan dari keluarganya untuk waktu yang lama dan bahkan sedikit saja kehangatan dari mereka begitu berharga baginya.     

Melihat Jun Wu Xie telah menenggelamkan kepalanya ke dalam mangkuknya untuk melanjutkan makan, Jun Qing akhirnya melunak, tidak benar-benar serius ketika ia mengatakan Jun Wu Xie tidak perlu peduli dengan apa yang terjadi di luar. Ia telah menjadi Kaisar Negeri Api dan jika Jun Qing tidak memberitahunya apa yang terjadi di luar, Jun Wu Xie masih tetap akan khawatir tentang itu.     

"Pasukan Negeri Api telah mendirikan perkemahan di luar kota dan pasukan Kerajaan Qi dan rakyat sibuk membenahi kota yang terkena dampak peperangan. Kami juga mengirimkan makanan ke perkemahan pasukan Negeri Api setiap hari. Ini adalah pertama kalinya aku berhubungan dengan pasukan Negeri Api dan aku harus mengatakan bahwa pasukan Negeri Api terlatih dengan baik. Dengan jumlah mereka yang begitu banyak di depan pintu kita, tidak ada keributan dan tidak ada satu pun konflik yang terjadi dengan warga kota." Jun Qing berkata, memberikan perkembangan terbaru situasi di luar kota selama Jun Wu Xie tidak sadarkan diri setelah peperangan usai.     

Pasukan Negeri Api di bawah pengawasan Lei Chen dan Lei Xi telah bersikap baik dan bukan hanya mereka tidak menimbulkan masalah, mereka bahkan bertanya apakah mereka bisa membantu untuk memperbaiki tembok kota. Tentu saja inisiatif seperti itu semuanya karena posisi Jun Xie.     

Namun Jun Qing masih tetap berterima kasih untuk pertolongan itu.     

"Memang seperti itu seharusnya sikap seorang prajurit. Dengan menyandarkan diri pada pihak yang kuat untuk menindas yang lemah, itu bukan seorang pria. Prajurit Rui Lin selalu memegang prinsip ini." Jun Wu Xie bergumam sambil mengunyah makanannya.     

Long Qi yang berdiri di sisi lain, matanya dipenuhi dengan rasa bangga setelah mendengar kata-kata itu.     

Jun Qing tertawa keras dan menggelengkan kepalanya. "Kau kini sudah menjadi Kaisar Negeri Api, bagaimana bisa kau masih mengatakan hal seperti ini?"     

"Pasukan Negeri Api memang bagus, tetapi Prajurit Rui Lin tidak buruk sama sekali. Mereka berdua dapat dianggap pasukan yang tegas dan sangat disiplin, dan aku hanya mengatakan faktanya." Jun Wu Xie menjawab. Ia bukan ingin membandingkan pasukan dari dua negeri itu tetapi hanya menyebutnya sambil lalu.     

Hanya setelah Jun Wu Xie akhirnya membersihkan nasi di mangkuknya, barulah Jun Qing kemudian membawa Giok Jiwa yang selalu dibawa-bawa di tubuhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.