Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Batu Hitam Misterius (10)



Batu Hitam Misterius (10)

1Namun, Jun Wu Xie betul-betul tidak sadar bahwa permintaannya benar-benar terdengar gila dan ia hanya mengangguk tenang.     

"Sedikit saja cukup."     

Mu Qian Fan terpaku sesaat, tak memahami bagaimana mungkin pemuda bertubuh kecil seperti ini sangat berani. Ia tak berkedip sedikit pun dengan luka menganga di tangan Mu Qian Fan dan sekarang bahkan ingin mengiris sedikit dagingnya ….     

Apakah ia tidak merasa jijik?     

"Aku akan membayarmu." Jun Wu Xie menambahkan.     

Mu Qian Fan melambaikan tangannya di hadapan Jun Wu Xie, "Tidak perlu, tidak perlu. Aku tidak akan hidup lebih lama lagi. Jika kau … benar-benar ingin untuk …." Mu Qian Fan mengatupkan rahangnya dan mengeluarkan sebilah belati. Lagipula ia sudah sekarat, dan luka itu membuatnya sangat menderita hingga ia tidak bisa makan dan tidur, maka memotong sedikit dagingnya tidak akan menyakitinya lebih parah lagi. Karena Jun Wu Xie sudah membeli batu hitam itu darinya, ia sudah sangat berterimakasih pada pemuda di hadapannya itu, dan ia merasa tidak pantas untuk mengambil uang lagi dari orang yang telah berjasa padanya.     

Sementara dirinya berbicara, Mu Qian Fan hendak memotong daging dari tangannya ketika Jun Wu Xie tiba-tiba menghentikannya.     

"Aku akan melakukannya." Jun Wu Xie berkata.     

Mu Qian Fan tak dapat berkata-kata, dan ia memutar belati itu dan menyerahkannya pada Jun Wu Xie.     

Jun Wu Xie memegang belati itu dengan ahli, setelah begitu sering memegang pisau bedah di kehidupan sebelumnya.     

Menatap cara Jun Wu Xie memegang belati dengan terbalik, Mu Qian Fan memilih untuk tetap diam.     

Jun Wu Xie meneliti luka Mu Qian Fan dengan cermat selama beberapa saat dan ketika Mu Qian Fan berpikir bahwa pemuda itu tak berani melakukannya, Jun Wu Xie tiba-tiba dengan cepat dan mahir memotong di bagian pinggir tangannya dan membuat irisan daging tipis seukuran kuku ibu jarinya.     

Belati itu memotong dengan akurat dan cepat sehingga ia tak merasakan sakit sedikit pun.     

Memotong sekeping dagingnya dengan sekali irisan, Jun Wu Xie bahkan tak berkedip. Ia menggenggam belati itu mendatar dengan irisan daging di atasnya. Ia mengambil sebuah botol kosong di dalam jubahnya dengan tangannya yang lain dan memasukkan potongan daging itu ke dalamnya.     

" …. " Mu Qian Fan tak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan pemuda di hadapannya ini.     

Pemuda itu telah mengiris sekeping dagingnya yang membusuk. Tetapi apakah ia baru saja menyimpannya di dalam sebuah botol!?     

Apakah ia berniat menyimpannya sebagai kenang-kenangan?     

Setelah menyimpan kembali botol yang berisi potongan daging itu dengan baik, Jun Wu Xie mengeluarkan botol lain dari jubahnya. Botol seukuran telapak tangan itu diserahkan ke hadapan Mu Qian Fan.     

"Tiga kali sehari, satu pil setiap kali. Minum dengan air hangat." Adalah instruksi singkat dan sederhana Jun Wu Xie.     

Mu Qian Fan tidak memahami apa yang sedang terjadi saat ini dan hanya menatap kosong ke arah Jun Wu Xie, dan memutar matanya untuk menatap botol obat di depannya.     

Sudah terbiasa dengan Jun Wu Xie yang sangat pelit berbicara, Qiao Chu sengaja menjernihkan suaranya dan menjelaskan dengan sabar pada Mu Qian Fan, "Obat ini akan membantu menyembuhkan lukamu. Lakukan saja seperti yang disuruh dan kau akan baik-baik saja."     

Mu Qian Fan mendadak sadar dan menggelengkan kepalanya cepat-cepat, "Tidak perlu, obat ini akan sia-sia melihat kondisiku. Fakta bahwa kau membeli batu hitam itu sudah lebih dari cukup dan aku sangat berterima kasih untuk itu."     

Ia mencoba untuk menolak dan ingin mengembalikan obat itu pada Jun Wu Xie.     

Namun, Jun Wu Xie hanya melihat sekilas botol obat itu dan mengangkat lonceng perunggu kecil di ruangan itu dan mengguncangnya. Para petugas di luar ruangan segera bergegas masuk.     

"Air hangat." Jun Wu Xie berkata.     

Para petugas itu dengan cepat menyadari apa yang diminta Jun Wu Xie dan segera berlari keluar dari ruangan lalu kembali membawa satu teko air hangat sebelum ia keluar lagi melalui pintu.     

"Qiao dungu."     

"Hadir!"     

"Buka paksa mulutnya."     

"…."     

Wajah Mu Qian Fan pucat karena terkejut. Qiao Chu ragu-ragu sesaat sebelum akhirnya ia melompat mendekati Mu Qian Fan dan langsung membuka paksa mulutnya. Fei Yan berdiri di satu sisi dan segera mengeluarkan satu bungkus ramuan dari botol itu, dan memasukkannya ke mulut Mu Qian Fan sementara Rong Ruo mengikuti dengan menuangkan air hangat ke dalam mulut Mu Qian Fan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.