Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tidak Ada Yang Boleh Mengganggu Pasienku (2)



Tidak Ada Yang Boleh Mengganggu Pasienku (2)

1Monster hitam sangat kesakitan, tetapi begitu mendengar raungan garang yang memekakkan telinga itu, matanya menyala. Ia mengangkat kepalanya dan menatap ke arah datangnya raungan itu!     

Kesepuluh pria yang berdiri di samping masih belum pulih dari rasa terkejut ketika mata mereka mendadak melihat bayangan raksasa hitam muncul di bawah sinar rembulan yang keperakan menyerang tepat ke arah mereka. Melihat barisan batang pohon roboh bagaikan tusuk gigi di bawah jalur serangan bayangan raksasa yang tak tergoyahkan itu!     

Tanah di bawah kaki mereka bergetar!     

Ekor sekelompok Binatang Buas jahat itu melengkung, telinga mereka terlipat ke kepala mereka, dan mereka segera berputar mundur.     

Di bawah penerangan sinar bulan yang putih, bayangan hitam itu akhirnya terlihat jelas di mata mereka!     

Binatang Roh raksasa menjulang di hadapan mereka. Sekelompok Binatang Roh yang seharusnya terlihat "besar" itu menjadi kerdil di hadapan sosok raksasa binatang buas di hadapan mereka.     

"Apa …. Apa gerangan itu …." Pemimpin sekawanan pria itu menatap dengan mata melotot dan lidahnya kelu ketika ia melihat Binatang Roh yang sangat besar, tubuhnya yang putih sempurna disinari dengan kilauan cahaya bulan, dan kesembilan ekor putihnya yang indah berkibar begitu memesona di belakangnya, tetapi ia baru saja melemparkan pandangan mengerikan, kebengisan yang tak dapat digambarkan seolah merangkak naik dari kedalaman lubang neraka menghampiri para musuh!     

Mereka tidak pernah melihat Binatang Roh yang begitu besar!     

"Itu adalah Binatang Roh Kelas Pelindung! Itu benar-benar Binatang Roh Kelas Pelindung!" Sebuah teriakan terdengar dari antara para lelaki itu. Tidak ada satu pun dari antara mereka yang menyangka bahwa di kedalaman hutan yang sangat jauh itu, mereka akan bertemu dengan Binatang Roh Kelas Pelindung yang hanya terdengar di legenda kota!     

Kelompok pria yang tadi begitu keji dan agresif mendadak merasakan kaki mereka lemah, keberanian mereka langsung terserap ke dalam tanah keras yang dingin di bawah kaki mereka, di hadapan Binatang Roh Kelas Pelindung. Mereka terpaku di tempat masing-masing, tak dapat bergerak sedikit pun, berdoa kuat-kuat agar Binatang Roh Kelas Pelindung yang menjulang tinggi di hadapan mereka tidak menyadari kehadiran sosok mereka yang begitu kerdil.     

"Ada … ada seseorang di atas monster itu!" Pria yang bermata tajam berseru keras, tiba-tiba mengangkat tangannya, menunjuk kepala Binatang Roh yang sangat besar itu.     

Di atas Binatang Roh raksasa itu, ada sosok mungil yang berdiri menghadap ke arah angin bertiup di bawah terangnya sinar rembulan, menatap mereka semua dengan sepasang mata yang membuat tulang punggung mereka terasa begitu dingin.     

Apa yang lebih mengejutkan bagi mereka adalah ketika mereka melihat sosok yang berdiri di atas Binatang Roh Kelas Pelindung adalah seorang manusia yang masih muda!     

[Bagaimana mungkin?]     

[Binatang Roh tidak pernah bisa dijinakkan, terlebih lagi ini adalah Binatang Roh Kelas Pelindung yang legendaris dan memiliki kecerdasan hampir menyerupai manusia!]     

Jun Wu Xie berdiri tinggi di atas kepala Tuan Mbek Mbek sambil menatap ke bawah dengan kegeraman di matanya mengamati para pria yang gemetar. Tatapan dinginnya berputar dan ia melihat monster hitam yang terengah-engah di satu sisi, dengan Mu Qian Fan yang tak sadarkan diri tergeletak di atas punggungnya, pingsan karena kehilangan banyak darah. Pemandangan mengerikan tubuh Mu Qian Fan yang berlumuran darah, terpantul di mata jernih Jun Wu Xie.     

"Apakah kalian semua, baru saja melukai pasienku?" Mata Jun Wu Xie perlahan mendidih dengan kemarahan seraya ia berbalik menghadap sekumpulan pria yang ketakutan.     

"Ap … apa …." Pemimpin kawanan pria itu tergagap, dan giginya yang bergemeletuk terdengar sangat keras.     

[Siapa pemuda ini!?]     

[Ia benar-benar mampu membuat Binatang Roh Kelas Pelindung sepenuhnya menunduk padanya!?]     

"Siapa … siapa … kau …. Kami bukan musuhmu …." Pikiran pria itu berputar-putar kebingungan, dan kata-kata Jun Wu Xie tidak dihiraukan olehnya.     

"Oh?" Alis Jun Wu Xie melengkung tajam, dan bibirnya merekah tersenyum mengancam.     

"Sayang sekali, padahal aku ingin membunuh kalian semua."     

Kata-katanya yang dingin menusuk hati para pria itu. Pikiran mereka berteriak dan mereka tiba-tiba merasa lemah. Mereka langsung berputar dan berlari tunggang langgang kembali ke tempat asal mereka.     

Mereka jelas merasakan kemarahan yang mematikan terpancar dari Jun Wu Xie. Mereka tidak diberikan kesempatan untuk mencari tahu mengapa pemuda itu tiba-tiba ingin membunuh mereka semua, tetapi itu sudah tidak penting lagi. Mereka tahu satu hal dengan pasti ….     

Jika mereka tidak segera berlari, nyawa mereka akan hilang!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.