Menuju ke Dasar Tebing (1)
Menuju ke Dasar Tebing (1)
Jun Wu Xie menyingkirkan pikirannya dan terus fokus untuk turun dengan hati-hati.
Penurunan ini sudah diperkirakan akan menghabiskan waktu yang panjang, maka, Jun Wu Xie dan kawan-kawannya sebelum memulai penurunan, menggantungkan gulungan tali di pinggul mereka, sebagai alat pengukur.
Menuruni tebing sangat lama dan membosankan, tetapi tidak ada satu pun di antara mereka yang bisa santai walau sebentar saja. Tali yang digenggam di tangan mereka adalah satu-satunya tempat mereka menggantungkan nyawa dan sedikit saja kesalahan dapat menyebabkan mereka jatuh ke dalam lubang neraka tak berdasar, hancur berkeping-keping!
Diselimuti kabut tebal, kawanan pemuda ini sudah lupa waktu. Semua di sekeliling mereka, hanya berwarna putih, begitu monoton dan tak ada perubahan. Jika mereka tidak merasakan suhu udara di sekitar mereka semakin lama semakin rendah, mereka akan merasa belum bergerak sejauh ini.
Jun Wu Xie memusatkan perhatiannya kembali, dan melanjutkan penurunan yang panjang dan melelahkan ini.
Jika ia melakukan ini hanya dengan mengandalkan kekuatannya dari kehidupan sebelumnya, ia tak akan bertahan hingga kini. Tetapi setelah dilahirkan kembali, kekuatan spiritualnya telah berkembang dan selama menuruni tebing, kekuatan spiritualnya sangat membantu untuk mengurangi ketegangan pada tubuhnya. Posisi Jun Wu Xie tepat berada di tengah-tengah para pendaki, hanya satu meter jaraknya dari rekan-rekan di kedua sisinya. Jarak antara para pendaki sengaja diatur berdekatan supaya mereka bisa saling mengawasi satu sama lain.
Di awal, Jun Wu Xie masih bisa melihat Rong Ruo di sebelah kiri dan Qiao Chu di sebelah kanannya. Tetapi seraya mereka terus turun lebih jauh, jarak pandang semakin pendek karena kabut semakin tebal dan sinar matahari tidak dapat menembus masuk. Area sekeliling menjadi gelap, murung dan udara dingin yang basah menusuk.
Jun Wu Xie tidak dapat lagi melihat wajah Qiao Chu dan Rong Ruo dengan jelas dan hanya dapat melihat bayangan tubuh mereka.
Mereka bahkan belum menempuh setengah jarak penurunan dan situasinya sudah seperti ini.
Saat ini, Jun Wu Xie semakin waspada dan berhati-hati dengan segala kemungkinan yang akan mereka hadapi di dasar Tebing Kaki Surga.
Semakin jauh mereka turun, suhu udara turun drastis hingga mereka semua merasa kedinginan. Jun Wu Xie tidak memiliki pilihan lain selain mengerahkan lebih banyak kekuatan spiritualnya untuk menyelimuti dirinya, untuk memperlambat penurunan suhu tubuhnya.
"Haruskah kita berhenti dulu untuk beristirahat?" Suara Qiao Chu mendadak memecah keheningan.
"Sudah berapa lama kita turun?" Suara Fei Yan terdengar, dari dalam kabut yang redup.
"Aku tidak tahu."
Jun Wu Xie berhenti. "Sepuluh jam."
Ia menghitung detik demi detik di dalam benaknya dan tanpa menyadarinya, ketika ia mencapai enam jam, setengah hari telah berlalu.
"Mari kita istirahat sebentar." Jun Wu Xie berkata.
Walaupun tangannya dilindungi sarung tangan yang tebal, tetapi setelah sepuluh jam tanpa henti bergesekan, itu menyebabkan telapak tangannya terasa sedikit kebas. Dan ini terjadi bahkan ketika ia memiliki kekuatan spiritualnya yang melindungi tubuhnya. Jika mereka tidak membuat persiapan yang baik dan tidak memiliki kekuatan spiritual untuk melindungi mereka, mereka mungkin tidak akan bertahan walaupun setengah dari waktu yang ditempuh.
"Baik! Aku berpikir ada yang tidak beres denganku. Itu pasti rasa laparku. Mari istirahat sebentar dan makan sesuatu untuk mendapatkan kembali kekuatan kita." Qiao Chu berkata, suaranya sedikit bersemangat.
Semua orang setuju dengan saran itu dan mereka memusatkan kekuatan spiritual mereka ke satu tangan untuk berpegangan erat di tali itu. Mereka kemudian menapakkan kaki mereka di permukaan tebing untuk menjaga keseimbangan seraya meraih tas mereka di pinggang dengan tangan lainnya untuk mengeluarkan dendeng kering yang telah dipersiapkan dan memasukkannya ke dalam mulut mereka kemudian mengunyah dan menelannya.
Di bawah suhu udara yang rendah, daging itu menjadi sekeras batu dan bahkan air yang mereka bawa menjadi sangat dingin.
Di situasi ini, mereka tidak memiliki pilihan lain selain makan apa yang mereka bawa untuk mengenyangkan perut mereka.
"Ye Sha, Ye Mei." Jun Wu Xie memegang dendeng kering di tangannya tetapi tidak langsung memakannya, ia malah memanggil Ye Sha dan Ye Mei yang mulai turun satu langkah mendahului mereka.