Tidak Ada Yang Boleh Mengganggu Pasienku (4)
Tidak Ada Yang Boleh Mengganggu Pasienku (4)
Seseorang yang mampu memerintah Binatang Roh Kelas Pelindung yang legendaris, tidak mungkin ia hanya sekedar pemuda biasa.
Bahkan dengan begitu banyak jumlah mereka, di hadapan Binatang Roh Kelas Pelindung yang hebat, tak seorang pun di antara mereka bisa kabur dan mereka semua tertangkap. Bahkan ketika mereka berpencar dan bersembunyi di balik pepohonan lebat di hutan, tak ada di antara mereka yang masih beruntung bisa lolos.
Setelah menyadari kekuatan Binatang Roh Kelas Pelindung yang sulit dipercaya, mereka telah sepenuhnya menyerah dan tidak berpikir untuk melarikan diri lagi.
"Aku … aku …." Pria itu terpaku sesaat dan matanya terlihat bergerak ketika ia memandang keadaan di sekitarnya.
Mata Jun Wu Xie sedikit mengecil. Tuan Mbek Mbek segera dengan cerdas mendeteksi "majikannya" terganggu dan ia diam-diam menghentakkan satu ekornya dan memecut pria jelalatan itu hingga terjerembab di atas tanah!
Sebuah sentakan kecil Binatang Roh Kelas Pelindung, bagi manusia biasa, adalah sebuah kekuatan yang tak dapat ditahan!
"ARRGHH!!" Teriakan yang memekakkan telinga terdengar dari mulut pria itu dan ketika Tuan Mbek Mbek mengayunkan ekornya, tubuh pria itu terpelanting ke tanah. Tubuhnya patah di beberapa tempat dan darah menyembur keluar dari tubuhnya, membuat tanah di sekitarnya berwarna merah tua!
Pria itu mengerang lemah dan tubuhnya kejang parah sebelum ia akhirnya benar-benar berhenti bergerak.
" …. " Tuan Mbek Mbek menatap pria yang baru saja dibanting ke tanah dan ia mengedipkan matanya beberapa kali sebelum berbalik ke Jun Wu Xie. Ketika ia melihat mata Jun Wu Xie perlahan menjadi bengis, sensasi dingin merayapi tulang punggungnya dan ia tergopoh-gopoh mengangkat tubuh pria itu dari tanah sebelum meletakkannya kembali dengan lembut, dengan lembut mengguncang tubuhnya ….
Hasilnya …. Tubuh itu mati total! Tidak diragukan lagi!
Bahkan hidungnya yang telah ditumbuk, menjadi rata di wajahnya. Tulang rusuknya yang patah mencuat keluar dari dadanya dan tidak mungkin ia dapat diselamatkan.
" …. " Tuan Mbek Mbek terpaku, dan ia memperlihatkan telinganya yang terkulai di kepalanya merasa menyesal. Ia menundukkan kepalanya dan tak berani menatap mata Jun Wu Xie. [Bagaimana mungkin pria itu begitu ringkih!? Ia hanya "menyenggol" pria itu dengan ekornya dan ia tiba-tiba mati!]
[Ia terlalu rapuh!]
Jun Wu Xie menatap mayat pria itu dan memutar matanya melihat sekelompok pria yang terpaku dan ketakutan.
Para pria itu tidak memahami komunikasi antara Jun Wu Xie dan Tuan Mbek Mbek yang hanya menggunakan mata. Mereka hanya melihat bahwa Bos mereka dalam sekejap saja, telah dibantai tanpa ampun! Tidak sedikit pun belas kasih diberikan!
Saat itu, walaupun mereka bersyukur mereka masih hidup, mereka sudah ketakutan setengah mati dan bahkan tidak berani melirik mayat di sebelah mereka.
"Kau, ke sini." Jun Wu Xie mengangkat satu tangannya, menunjukkan jarinya ke pria yang bersedekap dengan kedua tangannya menggenggam sikunya.
Pria itu meratap dan hendak memohon ketika ia menyadari dirinya ditendang dari belakang oleh kawannya, membuatnya jatuh tersungkur ke depan, mendarat tepat di hadapan kaki Jun Wu Xie. Semua anggota kawanan itu takut terkena imbasnya dan tidak ada satu pun di antara mereka yang bergerak untuk menolong.
Panik, pemanah itu jatuh berlutut dan kepalanya terjerembab dengan keras di tanah di depan Jun Wu Xie. Ia begitu ketakutan hingga tidak berani mengangkat kepalanya sedikit pun dan lututnya bergetar.
"Katakan padaku." Suara Jun Wu Xie yang dingin terdengar di atas kepala pria itu.
Baginya, suara itu terdengar persis seperti suara gong dari sumur kematian.
"Itu … itu bukan … ideku …. untuk membunuhnya …. Itu dia …. dia menyuruhku …. melakukan ini …." Pemanah itu bersujud di tanah, berharap ia dapat bersujud lebih rendah untuk memohon, seraya dirinya tergagap menjawab Jun Wu Xie.
"Alasan." Jun Wu Xie tidak ingin mendengarkan omong kosong itu.
Pemanah itu ingat bagaimana bosnya meninggal dan ia tak ragu sedikit pun sambil berkata, " Ia … ia tidak sengaja mendengar pembicaraan kami. Bos takut itu akan bocor dan ia menyuruh kami membunuhnya."