Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Evakuasi



Evakuasi

2Jantungku berdetak kencang sekali walau aku merasa mengenali suara itu. Aku ingin sekali turun dan melihat, tapi Astro menahan lenganku sambil mematikan laptopnya.     

"Kita pergi, Nona. Ini Kyle. Maaf, Genta belum biasa." aku mendengar suara Kyle dan seketika dadaku dipenuhi kelegaan.     

Astro mengangguk padaku dan kami beranjak untuk membuka pintu. Sudah ada satu orang dengan paha bersimbah darah karena tertembak, mulut tertutup lakban dan tangan terikat sedang dipegang oleh Rendi. Juga dua orang yang lain yang tak sadarkan diri sedang berusaha diikat oleh Rilley dan Genta. Aku hampir saja bertanya, tapi Kyle menggiringku ke luar rumah dan kami langsung berkendara sesaat setelahnya.     

Aku menoleh ke jendela belakang dan melihat tiga orang tangkapan sedang diangkut di mobil yang lain, "Mereka mau dibawa ke basecamp? Yang kena tembak juga?"     

"Betul, Nona. Bisa kalian pakai seatbelt?" Kyle bertanya.     

Aku belum sempat menoleh ke arahnya saat merasakan laju mobil semakin kencang, hingga Astro membantuku memakai sabuk pengaman lebih dulu sebelum memakaiiliknya sendiri. Kami memang duduk bersebelahan di jok tengah dan sedang saling menatap dalam diam.     

Sebuah tembakan mengenai mobil dan membuatku membeku, tapi laju mobil semakin kencang hingga aku tak mampu memperhatikan dari mana arah tembakannya atau apakah tembakan itu meninggalkan lubahlng entah di mana di mobil ini. Mobil ini adalah mobil Astro yang sudah dimilikinya sejak bertahun lalu. Aku bahkan sempat berpikir kenapa dia tak membeli mobil yang baru.     

"Mobil ini anti peluru, Honey." ujar Astro tanpa menatapku dan justru berselancar dengan tatapan sangat fokus di depan layar laptopnya.     

"Apa kamu bilang?"     

Dia mengabaikanku, tapi kurasa aku memang mendengarnya berkata mobil ini anti peluru. Kurasa itu menjelaskan banyak hal sekarang. Kami sudah mengendarai mobil ini sejak bertahun lalu dan kurasa aku tahu kenapa ayahnya memintaku untuk diantar jemput dengan mobil oleh Astro sejak Angel mengataiku dengan kata-kata tak senonoh.     

Aku menyandarkan punggung sambil menarik napas panjang dan menatapnya lekat, "Apa mobilku juga anti peluru?"     

"Menurut kamu?" ujarnya dengan senyum menggodanya yang biasa. Laki-laki ini benar-bemar menyebalkan.     

"Serius?"     

Astro hanya menaikkan bahu dan kembali berkutat dengan laptopnya. Namun sepertinya dugaanku benar. Kenapa aku bodoh sekali? Aku bahkan tak mengenali mobilku dengan baik.     

Aku menatap Kyle dari spion tengah. Dia sedang terlihat sangat fokus dan membuatku menyadari kami harus segera pergi dari area ini secepat mungkin. Entah bagaimana tiba-tiba aku tersenyum lebar sekali. Ini terasa menyenangkan.     

"Now you make me worried (Sekarang kamu bikin aku khawatir)."     

Aku menoleh pada Astro, "Siapa suruh punya istri cucunya mantan agen rahasia? Resiko kamu kan?"     

Astro menatapku tak percaya dalam sedetik waktu yang terlewat, tapi ada senyum mengembang di bibirnya sesaat setelahnya. Senyum yang lebar sekali dan dia terlihat sangat tampan bagiku.     

Aku hampir saja mengecup bibirnya saat mobil kami menikung tiba-tiba dan membuatku mengamit pegangan pintu. Aku menoleh ke belakang dan mendapati sebuah mobil mengikuti kami, tepat di belakang mobil yang dikendarai oleh Jian.     

Aku memang menduga akan terjadi pengejaran seperti ini, tapi aku tak menduga ini akan terjadi pagi hari saat semua orang sudah terjaga dari tidur mereka. Jalan area ini memang sepi, tapi aku bisa mendengar orang-orang yang mengintip dari balik jendela meneriaki kami dengan kalimat umpatan.     

Entah kenapa aku merasa kami memang pantas menerimanya. Siapa pula yang ingin pagi harinya dibuat gaduh oleh orang tak dikenal di lingkungan yang seharusnya tenang? Terlebih sebentar lagi lingkungan ini akan ada anak-anak di bawah umur berkumpul di depan rumah mereka untuk bermain.     

Kami tiba di jalan raya yang lenggang. Mobil Jian berusaha menutupi laju mobil penguntit, sedangkan Kyle berusaha melarikan diri dari mereka hingga kami sampai di pintu tol. Kyle menggunakan sebuah kartu sebagai akses masuk dan kami melaju dengan sangat cepat hingga mobil Jian dan mobil penguntit tak lagi terlihat di belakang sana.     

"Kita bisa jemput Sendy?" Astro bertanya.     

Kyle mengangguk singkat sambil menatap kami di spion tengah dan kembali fokus dengan rute perjalanan kami. Dia benar-benar terlihat sangat profesional. Aku bahkan baru saja terpesona dan berpikir andai Denada melihat sosok Kyle yang seperti ini, Denada tak akan mungkin menolaknya.     

Astro mengamit handphonenya dan menelapon Kak Sendy dengan mengaktifkan tombol speaker, "Sorry, ada perubahan rencana. Ada yang buntutin aku tadi. Kamu jadi nebeng? Tapi kamu mungkin akan dikejar juga."     

"Seriously?" Kak Sendy memekik dan terdengar suara sesuatu yang pecah sesaat setelahnya. "Don't worry (Jangan khawatir), itu cuma gelas. Mbak, ini tolong diberesin."     

Lalu hening di antara kami selama beberapa lama.     

"Kamu butuh bantuan? Aku bisa bilang papa." ujar Kak Sendy.     

"Ga perlu. Aku ada bodyguard. Kamu jadi ikut? Kalau ga jadi, ga pa-pa. Aku langsung ke Surabaya."     

"Aku ikut. Jam berapa kamu sampai sini?"     

"Sekitar empat puluh menit lagi. Kita lagi di tol."     

"Okay. Kabarin aku kalau kalian sampai."     

Astro menggumam dan mematikan telepon sesaat setelahnya, "Lebih lebih cepet Kyle?"     

Kyle mengangguk dan menambah kecepatan mobil. Aku hampir saja mendebat mereka karena kurasa mobil ini melaju terlalu cepat, tapi sepertinya aku hanya akan membuang energi.     

Aku menoleh dan mencari keberadaan mobil penguntit yang mengejar kami, tapi mobil itu atau mobil Jian sama sekali tak terlihat. Aku merasa lega, tapi juga merasa kami harus waspada.     

Entah apakah Jian dan yang lain menghadang mereka hingga sampai saling berkelahi di belakang sana atau mereka mampu melarikan diri seperti kami, kuharap mereka baik-baik saja. Terlebih karena mereka membawa tawanan yang seharusnya akan dibawa ke basecamp untuk diinterogasi.     

Aku mengamit handphoneku yang biasa dari saku dan menghubungi Opa dengan mengaktifkan speaker. Opa baru mengangkat teleponku setelah nada dering ke enam.     

"Pagi, Opa. Opa tau gimana keadaan Gon?" aku bertanya, yang membuat Astro menoleh padaku dan Kyle memperhatikanku dari spion tengah.     

"Gon baik. Mafaza ingin bicara?"     

"Opa di Magelang?"     

"Betul."     

Entah kenapa aku merasa kesal dan lega di saat yang sama. Aku tahu aku bisa saja menelepon Opa sejak kemarin, tapi aku ragu-ragu untuk melakukannya. Aku takut akan mendengar kabar buruk tentang Gon.     

"Uh-uhuk!"     

"Siapa di sana?" aku bertanya ragu-ragu karena aku tak yakin mendengar suara siapa.     

"G-Gon. Uhuk!"     

"Kamu kenapa?"     

"G-Ga pa-pa. Cuma ... sesak sedikit."     

"Opa? Gon kenapa?" aku bertanya dengan panik.     

"Aku ... ga pa-pa. Untung ada ... opa Dewanto."     

Astro berniat mengamit handphone dari tanganku, tapi aku menepisnya. Aku ingin bicara dengan Gon dan dia harus menunggu.     

"Kenapa kamu ngikutin aku ke Jogja? Kenapa kamu ga ada kabar dua minggu ini?"     

"So-rry ... hapeku disita papa. Aku d-denger kamu lagi jalan ke Bogor dan akan mampir ke Jogja kemarin, ma-kanya aku ikutin. Aku minta ketemu kamu, ta-tapi ... uhuk ... aku dibawa ke Magelang."     

"Kamu mau ngapain?"     

"Aku c-cuma mau minta kamu maafin Vinny dan ... minta kamu hati-hati. Papanya Donny mau bikin rencana dan minta orang-orang ganggu kamu di sana. Aku cuma mau ngasih peringatan."     

Ternyata firasatku benar. Gon memang tak berniat buruk padaku.     

"Vinny disuruh kabur ke luar pulau sama papa, t-tapi aku ga tau ke mana. Mungkin dia ga akan dateng ke pengadilan b-besok. Uhuk! A-Aku ..."     

"Cukup. Cukup Gon." ujarku dengan gusar. "Opa? Opa denger Faza? Faza lag ..."     

Sebuah suara ledakan dan suara orang-orang memekik datang dari sambungan telepon kami, "Api! Evakuasi!"     

=======     

NOVEL INI EKSKLUSIF DAN HANYA TAMAT DI APLIKASI WEBNOVEL. BANTU NOU LAPORKAN APLIKASI PEMBAJAK NOVEL : IREADING, di google play kalian masing-masing karena dia udah MALING novel ini.     

TUTORIAL LAPORANNYA BISA KALIAN LIAT DI AKUN FESBUK: NOU. Thank you atas bantuannya ♡     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : nou     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Kalau kalian mau baca novel nou yang lain, bisa follow akun Wattpad @iamnouveliezte     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.