Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Suruhan



Suruhan

3"Ibu ke sini buru-buru waktu Axelle nelpon. Ibu lupa bawa kastangel yang Ibu bikin." ujar Ibu sambil mengelap air mata di pipinya dan berusaha tersenyum. "Faza belum makan kan? Faza makan dulu ya. Astro lagi di dapur, sebentar lagi balik ke sini."     

Aku menggeleng dengan maksud Ibu seharusnya tak perlu mengkhawatirkan apakah aku sudah makan atau belum, tapi sepertinya Ibu salah mengartikannya. Ibu mengamit tanganku dan mengajakku duduk di tepi tempat tidur. Ibu menatapiku dari kepala hingga kaki, lalu kembali menatap mataku.     

"Ibu minta maaf ga bisa bantu banyak. Ibu cuma bisa bikin Oma tetep di rumah dan sibuk bikin kue sementara ..."     

Aku menunggu Ibu melanjutkan kalimatnya, tapi sepertinya tenggorokannya tercekat. Entah bagaimana justru membuatku mendapatkan firasat buruk.     

"Oma udah ketemu opa duluan, tadi Ibu minta pak Said yang nganter. Nanti kita ke sana kalau Faza udah makan ya." ujar Ibu setelah diam selama beberapa lama.     

"Opa di mana?"     

"Ada di rumah peninggalan kakek Indra." ujar Ibu sambil mengelus bahuku. "Kakek Arya yang bawa opa ke sana karena lebih aman."     

Begitukah?     

"Sementara waktu, jangan bahas soal apa yang kejadian sama Faza ke oma ya. Oma ga boleh tau kalian diganggu orang-orang suruhan Abidzar."     

Aku terdiam selama beberapa lama sebelum bertanya, "Kenapa?     

Ibu manatapku bingung. Sepertinya pertanyaanku memang tak dipahaminya.     

"Kenapa Faza ga boleh cerita ke Oma?"     

"Karena oma mungkin akan langsung bikin perhitungan ke Abidzar. Kita ga boleh gegabah sekarang. Abidzar bisa aja nekat dan ..."     

"Abidzar emang udah nekat kan? Dia hampir bunuh Faza sama Astro di Bogor pakai sianida. Dia bahkan naruh belasan orang bersenjata dan hampir bunuh Faza di perjalanan andai mobil Astro ga anti peluru." ujarku dengan nada pelan karena tak yakin apakah kamar ini akan mampu membendung setiap kalimat yang keluar dari bibir kami tetap berada di ruangan ini.     

Ibu menatapku gamang dan hampir saja akan menjawabku saat Astro masuk dengan sebuah troli dorong. Ada berbagai mangkok berisi makanan mangepul dan berbagai alat makan berjejer di sekitarnya. Astro berhenti di tepi sebuah meja yang berada tepat di samping jendela bergorden panjang hingga ke lantai.     

"Kita makan dulu." ujar Astro sambil memindahkan isi troli dorongnya ke meja. "Aku minta Sendy nginep di sini, biar Teana yang nemenin dia sementara kita ketemu opa."     

Ibu mengamit tanganku dan mengajakku mendekati Astro, lalu melepasku duduk di salah satu kursi. Ibu duduk di kursi yang lain dan memindahkan makanan ke dua porsi yang berbeda sebelum meletakkan satu di hadapanku.     

"Ibu tunggu di luar ya. Kalian harus makan yang banyak." ujar Ibu sambil bangkit dan menghilang di balik pintu.     

Astro menarik kursi yang diduduki ibunya sesaat lalu dan meletakkannya tepat di sisiku. Dia duduk dan mengelus puncak kepalaku, lalu mengambil satu suapan dari piringnya dan menyodorkannya padaku.     

Sebetulnya aroma makanannya harum sekali, tapi aku enggan memakannya karena tak bernafsu untuk mengunyah apapun. Pikiranku penuh dengan bagaimana keadaan opaku hingga harus diamankan di rumah peninggalan Kakek Indra.     

"Kamu harus makan, Honey. Kita ga akan ketemu opa kalau kamu ga makan." ujar Astro dengan tangan masih melayang di depan wajahku.     

Aku menerima suapan darinya dan mengunyah dalam diam. Dia baru saja akan memberiku suapan yang lain, tapi aku menolaknya. Aku mengamit sendok dan mengambil satu suapan dari piringku sendiri karena bukan hanya aku yang harus makan saat ini, dia juga. Kami sudah mengalami hari yang buruk. Kami membutuhkan tambahan energi untuk melanjutkan perjalanan ke rumah peninggalan Kakek Indra setelah ini.     

Aku tahu dia melirikku berkali-kali, tapi aku mengabaikannya. Sebetulnya tubuhku lelah sekali setelah memukulinya sambil menangis di kamar mandi. Jika bisa, aku akan memilih untuk tidur sebentar. Namun pikiranku menolak untuk beristirahat karena aku tak tahu bagaimana keadaan opaku.     

Aku membereskan semua perkakas bekas makan kami setelah selesai makan kembali ke troli dan bangkit. Aku mendorongnya dalam diam ke luar kamar, dengan Astro yang berjalan di sisiku sambil membantku mendorong troli.     

"Kalian udah?" Teana terlihat terkejut saat melihat kami keluar kamar dan langsung mengamit gagang troli dari kami. Sepertinya dia menunggu kami keluar sambil menyandarkan punggung pada dinding entah sejak kapan. "Biar aku yang bawa ke dapur. Kalian ke depan aja, tante nunggu di teras."     

"Thank you." ujar Astro pada Teana sambil memeluk pinggangku.     

"Mobil kamu udah sampai. Semua barang kalian aman, tapi aku ga berani otak-atik, jadi masih di mobil." ujar Teana sambil menyodorkan kunci pada Astro.     

Aku hampir saja berlari ke luar dan menghampiri mobil saat mengingat sesuatu hingga membatalkan niatku, "Kyle gimana?"     

Teana menggeleng, "Sorry, Faza. Aku ga tau soal Kyle."     

Aah begitukah?     

Jantungku berdetak kencang sekali saat mengingat suara tembakan bersahutan di tengah hutan. Aku tak tahu apa yang terjadi karena terus berlari tanpa menoleh. Kuharap Kyle dan Rilley benar-benar baik-baik saja.     

Kami berpisah di ruang tengah. Teana ke arah dapur, sedangkan aku dan Astro ke luar. Ibu dan Pak Deri sudah menunggu kami di kursi teras depan, tapi aku mengabaikan keduanya dan berjalan cepat menuju mobil Astro yang berjam-jam lalu kami tinggalkan di bengkel tak terawat.     

Astro mengikuti langkahku dan membantuku membuka pintu, yang membuatku menyadari bagaimana Teana bisa mendapatkan kunci mobil itu? Apakah Kyle sengaja meninggalkan mobil dengan kuncinya di bengkel tak terawat itu? Bukankah itu hal yang beresiko?     

Astro membantuku membongkar koper kami. Semua barang kami sepertinya memang baik-baik saja. Aku hanya membutuhkan kemeja milik Bunda untuk kuberikan pada Oma karena Oma memang memintanya.     

Astro mengamit sebuah kemeja bermotif kerang padaku, "Kita berangkat sekarang?"     

Aku mengangguk sambil memeluk kemeja itu dalam diam. Entah kenapa hatiku terasa hangat. Seolah kemeja itu mampu menghantarkan perasaan aman padaku.     

Astro mengeluarkan koper milik kami dan memindahkannya ke mobil lain. Kemudian mengeluarkan koper milik Kak Sendy dan menariknya memasuki rumah sambil memeluk pinggangku. Dia meletakkannya begitu saja di ruang tamu, tepat saat Teana datang setelah meletakkan troli ke dapur.     

"Tolong anterin koper Sendy." ujar Astro sambil menyodorkan koper milik Kak Sendy pada Teana. "Aku berangkat ya."     

Teana mengangguk dan menarik koper Kak Sendy ke kamar yang dipinjamkan Astro pada Kak Sendy. Astro menggiringku ke mobil lain yang sudah berisi koper kami dan mendudukkanku di jok tengah, tepat di samping ibunya. Dia baru saja akan ikut duduk di sisiku yang lain saat aku mengingat sesuatu.     

"Hapeku sama hadiah dari Kyle. Ada di kamar mandi." ujarku.     

Astro hanya mengangguk dan kembali memasuki rumah. Dia segera kembali dengan handphoneku, sebuah senapan milik Rilley, senapan hadiah dari Kyle, jam tangan milikku, dan serangkaian kunci rumahku. Dia langsung menutup pintu memberi isyarat pada Pak Deri untuk mulai mengemudi.     

Hari sudah gelap sekarang. Aku memakai jam tangan sambil memperhatikan jarum jam, pukul 20.01. Mungkin kami akan sampai di rumah peninggalan Kakek Indra sekitar jam sembilan malam.     

"Kalian mau langsung pulang ke Surabaya nanti?" Ibu bertanya.     

=======     

NOVEL INI EKSKLUSIF DAN HANYA TAMAT DI APLIKASI WEBNOVEL. BANTU NOU LAPORKAN APLIKASI PEMBAJAK NOVEL : IREADING, di google play kalian masing-masing karena dia udah MALING novel ini.     

TUTORIAL LAPORANNYA BISA KALIAN LIAT DI AKUN FESBUK: NOU. Thank you atas bantuannya ♡     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : nou     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Kalau kalian mau baca novel nou yang lain, bisa follow akun Wattpad @iamnouveliezte     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.