Posesif
Posesif
"Faza ga laper, Oma."
"Mafaza harus makan." ujar Opa yang baru saja menyelesaikan makan malamnya.
"Nanti Faza makan kok kalau laper."
Opa dan Oma menggeleng sambil saling menatap. Sepertinya mereka mengerti aku masih belum mendapat kabar dari Astro.
Opa bangkit dari duduknya, membuatku secara refleks ikut berdiri untuk membantu Opa berjalan. Opa memberi isyarat padaku untuk mengantarnya ke ruang baca. Entah kenapa, beberapa waktu belakangan ini Opa suka sekali menghabiskan waktu di sana.
Aku kembali ke kamar untuk mengecek laporan dari Pak Simon. Aku menyalakan laptop, membuka file yang kubutuhkan dan menyalakan wifi. Aku menemukan sebuah pesan dari Astro tepat saat aku online.
Astro : Kangen aku?
Uugh, rasanya aku ingin sekali mengabaikannya seperti dia mengabaikanku. Namun rasa kesalku sejak kemarin sepertinya butuh pelampiasan.
Aku : Ga tuh. Sana kerja aja. Ga usah inget-inget aku
Astro : Ga mungkin kamu ga kangen aku, Nona
Aku : HP kamu di kemanain aku telpon berkali-kali ga diangkat?
Astro : Sorry, ketinggalan di kamar
Aku : Ga bisa banget ngabarin udah sampai atau belum? Ngasih kabar ke aku kan cuma beberapa menit
Astro : I'm sorry, kemarin aku capek banget. Sampai sini aku langsung tidur
Aku : Ga tau ah
Mood bekerjaku menguap entah ke mana. Aku mematikan laptop dan menghampiri tempat tidur, lalu membenamkan diri di antara bantal-bantal untuk memberi rasa nyaman dari rasa kesalku sendiri.
Handphone di meja bergetar, aku meraihnya dan menemukan panggilan video call dari Astro. Aku menolaknya. Handphoneku kembali bergetar, ada pemberitahuan pesan dari Astro. Ini benar-benar terasa menyebalkan.
Astro : Jangan begitu. Aku kangen
Aku tak akan membalas pesannya agar dia tahu bagaimana rasanya jika aku mengabaikannya juga.
Astro : Nona, bales chatku. Kamu kan baca
Astro : Aku minta maaf. Aku beneran sibuk banget. Kerjaanku minggu lalu yang kepending harus selesai hari ini
Astro mengirimiku video call lagi. Aku menolaknya.
Astro : Please, angkat VC-nya
Astro mengirimiku video call sekali lagi. Aku menolaknya kembali.
Astro : Aku kangen banget
Astro : Faza, please. Se-ga-nya bales chat dariku
Aku : Sebel
Astro : Iya aku tau. Aku minta maaf
Aku : Ga mau. Aku mau tidur. Jangan ganggu
Aku langsung mematikan handphone. Jantungku berdetak kencang dan terasa aneh. Aku ingin menyalakan handphone kembali dan mengatakan aku membencinya, tapi membatalkannya.
Sepertinya tidur akan lebih baik untukku sekarang. Kuharap aku bisa mengalihkan rasa kesal.
***
Aku terbangun dengan rasa sakit di kepala, juga dada yang terasa berat. Aku membalik tubuh dan menatap jam dinding, pukul 00.21.
Aku memaksa tubuhku bangkit menuju toilet untuk mencuci wajah dan mengeringkannya dengan handuk, lalu duduk menghadapi laptop di meja kerja. Aku menyalakan laptop, membuka file yang tertunda kukerjakan semalam dan menyalakan wifi.
Aku baru mengingat kejadian saat Astro menghubungiku dan aku mengabaikannya. Aku bangkit untuk mengambil handphone yang tergeletak di tempat tidur dan menyalakannya kembali, lalu menemukan sederetan pesan permintaan maaf dari Astro. Dia bahkan masih online dan langsung mengirimiku pesan baru.
Astro : Aku minta maaf banget. Tolong jangan begini. Aku kangen
Astro : Aku minta maaf, please
Aku menghela napas berat sebelum membalas.
Aku : Iya aku maafin
Astro : Aku kangen banget
Aku : Menurut kamu aku ga kangen?
Astro : I'm sorry
Sekesal apapun aku padanya, jika dia berada di sampingku saat ini aku akan tetap menggenggam tangannya. Astaga, sepertinya aku benar--benar jatuh cinta.
Aku : Proyek kamu di mana sih? Kasih tau biar aku ga terlalu khawatir
Astro : Aku ga bisa kasih tau
Aku : Kalau kamu kenapa-napa di sana gimana?
Astro : Aku akan baik-baik aja. Jangan khawatir
Aku : Kamu nyebelin
Astro : Aku VC ya. Tolong diangkat
Astro mengirimiku video call sesaat setelahnya dan aku menerimanya.
"Jangan cemberut begitu. Aku kan kangen. Kasih aku senyum." ujarnya dengan tatapan memohon. Aku tahu dia sedang berusaha menggodaku. Walau tatapannya sendu, yang membuatku menyadari dia pasti lelah sekali.
"Ga mau. Kamu nyebelin."
"Ooh, come on. Aku belum tidur karena nungguin kamu."
"Kamu ga nanya semalem aku tidur atau ga buat nunggu kamu ngabarin aku?"
"I'm sorry."
Aku tak akan menanggapinya karena sudah memberinya maaf beberapa saat lalu. Aku meletakkan handphone di meja dan menopangnya dengan tumpukan buku, lalu menutup wajah.
Kenapa hubungan ini sangat berat?
Aku baru menyadari kegusaran Astro sebelum keberangkatannya ke Surabaya. Sepertinya dia sudah menebak berjauhan denganku akan terasa seperti ini. Akulah yang terlambat menyadari. Sekarang sepertinya aku bisa mengerti kenapa dia memaksa kami menikah setelah kelulusan kami beberapa bulan lalu.
"Faza."
Aku melepas tangan dari wajah dan menatapnya.
"Minggu depan aku pulang."
"Kamu ga usah masak rawon buatku."
"Kenapa? Aku kan udah janji."
"Kamu pasti capek banget. Nanti aku aja yang masak buat kamu."
Astro tersenyum, "Ga salah kan aku jatuh cinta sama kamu? Kamu pengertian banget."
"Andai aja kita udah nikah. Aku larang kamu jauh-jauh dari aku."
"Sejak kapan kamu posesif begitu?" dia bertanya dengan senyum menggodanya yang biasa.
"Aku kan belajar dari kamu."
Astro tertawa selama beberapa lama sebelum mengendalikan dirinya lagi. Raut wajah lelahnya berubah lebih baik hanya dengan beberapa menit berbincang denganku, "I love you."
"Ga usah ngerayu. Aku masih sebel."
Astro tersenyum lebar sekali, "Sebel tapi kangen kan?"
Aku tak mampu menyembunyikan senyum di bibirku, "Awas kamu kalau pulang."
"I'll give my all to you (Aku akan kasih semuanya buat kamu). Aku pasrah aja nanti kamu mau ngapain. Aku ga akan ngadu kok."
"Kamu kan tau kita ga boleh begitu." ujarku untuk mengingatkannya tentang janji kami pada Ayah minggu lalu.
"Aku tau. Jangan nakal selama aku ga ada. Nakalnya nanti aja kalau kita udah nikah." ujarnya sambil menggigit sedikit ujung bibirnya.
Aah, laki-laki ini benar-benar ....
Semoga dia segera menyelesaikan proyeknya atau aku mungkin akan mulai gila dengan pikiranku sendiri.
=======
Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE
Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte
Novel ini TIDAK DICETAK.
Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLUSIF & TAMAT di aplikasi WEBNOVE.L. Pertama kali dipublish online di WEBNOVE.L tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.
Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke LINK RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.
Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Luv kalian, readers!
Regards,
-nou-