Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Bergegas



Bergegas

2"Aku taruh di bawah jok mobil. Kamu ga merhatiin waktu aku pindahin ke jaket pas kita sampai di rumah ini." ujarnya sambil menyodorkan sepasang sarung tangan milikku dan menyimpan miliknya sendiri di saku jaket. "Kita harus siap-siap sekarang. Kamu kau mandi? Mungkin kita ga akan sempet mandi lagi."     

Astaga, bagaimana mungkin dia masih ingat untuk mandi di saat seperti ini?     

"Mau bareng, Honey?" dia bertanya dengan senyum menggodanya yang biasa.     

Aah laki-laki ini benar-benar....     

"Cuma mandi ya." ujarku sambil beranjak ke kamar mandi.     

Astro menggumam mengiyakan sambil memeluk pinggangku dan membuntutiku, "Pakai baju ayah sama bunda aja ya. Baju kita kan udah diberesin ke koper. Lumayan buat nyamar."     

Aku hanya mengangguk. Lagi pula dia benar. Memakai pakaian Ayah dan Bunda bisa menjadi penyamaran bagi kami. Namun walau mungkin akan menarik perhatian.     

"Pakai baju yang ini lagi aja deh. Baju Ayah sama Bunda juga ga tau kapan terakhir dicuci." ujarku sambil menutup pintu kamar mandi.     

Astro menggumam sambil meraih pinggangku dan memelukku erat. Dia baru saja akan mengecup bibirku saat aku meletakkan tangan di antara bibir kami.     

"Cuma mandi, Honey."     

Asto menyentil dahiku, "Bawel. Aku cuma mau cium."     

Aku terdiam selama beberapa lama sebelum menurunkan tangan dan mengecup bibirnya. Hanya sedetik dan aku menarik diriku kembali dengan senyum manis mengembang di bibirku karena Astro baru saja akan mencumbuku, tapi dia gagal melakukannya.     

"Pelit." ujarnya dengan tatapan sebal.     

Kurasa aku akan mengabaikannya kali ini. Aku melepas pakaianku dengan Astro yang menontonnya tanpa malu-malu. Dia bahkan menyentuh titik-titik sensitif di tubuhku dengan senyum menggodanya yang biasa, hingga membuatku hampir saja menariknya dan mengajaknya bercinta, tapi aku membatalkannya. Lagi pula, yang benar saja? Kami harus bergegas, bukan?     

Astro beberapa kali merayuku, tapi aku mengabaikannya hingga membuatnya menyerah. Namun dia bersikap manja dan memintaku membantunya membersihkan diri. Aku baru saja berpikir kami benar-benar sangat mesum saat mendengar suara mobil berhenti di depan rumah.     

Aku menatap Astro dalam diam sebelum bicara, "Cepetan mandinya. Ada yang dateng."     

Astro mengabaikanku, tapi dia bergerak cepat untuk membersihkan diri. Kami menyeka tubuh dengan handuk dan memakai sarung tangan kami sebelum berpakaian, lalu merapikan rambut dan beranjak ke luar kamar. Sudah ada empat orang laki-laki berkumpul di ruang tamu dan mereka menatap kami bergantian dengan tatapan penuh minat.     

"Mereka Oman, Rendi, Genta, Niko." ujar Rilley sambil menunjuk pada masing-masing orang. "Oman sama Niko yang bawa tawanan ke basecamp. Rendi sama Genta jaga di sini."     

"Hai." ujarku ragu-ragu. Aku sama sekali tak yakin harus mengatakan apa pada mereka. Mereka terlihat sangat profesional hingga membuat jantungku berdetak kencang dan adrenalin mengalir deras di tubuhku.     

Mereka hanya mengangguk dan bergerak cepat mengangkut orang-orang tangkapan yang sudah terikat dari kamar Danar ke halaman. Aku memperhatikan mereka bergerak dari ruang tamu dan memperhatikan sebuah mobil khusus yang mirip mobil untuk tahanan, catnya bahkan sama persis dengan mobil tahanan. Oman dan Niko memberi isyarat padaku sebelum masuk ke mobil untuk pergi, aku hanya mengangguk pada mereka sebagai isyarat setuju dan mereka menghilang di tengah kegelapan pagi buta.     

Udara dingin yang baru kusadari menusuk kulit membuatku banyak berpikir. Jika dari belasan orang yang tertangkap ada lima orang, maka masing-masing dari kami mungkin akan melawan dua orang jika mereka benar-benar memutuskan menyerang.     

Mataku menyapu apapun yang bisa kulihat dari balik jendela. Sejauh mata memandang tak ada yg terlihat aneh bagiku. Bagaimana mungkin mereka bisa begitu pandai menyembunyikan diri? Rumah ini memang berada di area terbuka dan bisa didatangi siapa saja, tapi harusnya mereka memperhitungkan tentang keberadaan tetangga-tetanggaku, bukan? Walau kami memang berjarak sekitar sepuluh meter dari sisi rumah.     

Tepukan di bahuku membuatku tersadar dan menoleh. Astro menggenggam tanganku dan mengajakku menuju dapur. Semua orang sedang berada di sana dan mengelilingi meja makan dengan beberapa kursi tambahan, dengan Rilley yang sedang berkutat di depan kompor dengan aroma kopi menyebar ke seluruh ruangan. Entah kenapa ini terasa seperti kami akan terlibat sesuatu yang berbahaya.     

"Kalian punya rencana?" aku bertanya setelah duduk bersisian dengan Astro, dengan jarinya mengelus jariku di atas meja.     

Kyle mengangguk dan menjelaskan padaku semua kemungkinan yang mungkin saja terjadi. Dia mengubah rencana semula dan menyarankan dirinya menjadi supir untuk mengantar kami pulang ke Surabaya. Sedangkan Genta, Jian dan Rendi akan menaiki mobil yang lain, dan Rilley tetap dengan motornya.     

Kami akan pulang ke Surabaya menggunakan jalur khusus yang disiapkan oleh Kyle. Kami akan keluar dan masuk tol beberapa kali dan menggunakan jalur alternatif di berbagai area. Karena Kyle yang akan menyetir mobil kami, maka kami menyanggupi.     

"Gimana sama Sendy?" Astro bertanya.     

"Kita jemput dia di hotel kalau memungkinkan."     

Itu berarti kami akan meninggalkannya jika keadaan tidak memungkinkan. Entah kenapa aku merasa lega dan tak enak hati di saat yang sama. Kak Sendy bahkan sudah sengaja ikut bersama kami selama perjalanan ke sini untuk memastikan kami baik-baik saja, tapi jika kami membawanya kembali, mungkin dia yang akan berada dalam bahaya.     

"Jangan jauh-jauh dari hadiah Kyle. Itu akan bantu kalian lindungin diri, tapi jangan dipakai kalau ga terpaksa. Kalian masih dibawah umur dan belum punya lisensi, kalian ngerti?"     

Aku dan Astro mengangguk dalam diam. Astaga, andai umur kami beberapa tahun lebih tua saat ini, kami tak perlu begitu khawatir akan lisensi kepemilikan senjata api.     

Kami membicarakan berbagai rencana tambahan dan rancana cadangan yang memungkinkan dan membubarkan diri ke pos masing-masing. Untuk sementara ini, Genta akan berjaga di dekat pintu belakang, Jian berjaga di atap dekat pohon mangga, dan Rendi berjaga di depan. Sedangkan Kyle dan Rilley akan beristirahat sebentar di ruang tamu.     

Astro mengajakku kembali ke kamar dan mulai berkutat dengan Axelle. Dia memberitahu Axelle semua rencana kami dan meminta Axelle menyiapkan rencana cadangan. Dia juga meminta Axelle memberitahu Kakek Arya jika kami membutuhkan bantuan walau sebetulnya aku merasa bantuan dari Opa sudah cukup untuk saat ini.     

Aku mengeluarkan handphone khusus milikku yang kupakai untuk bergerilya sejak beberapa bulan lalu dan mulai melanjutkan rencana. Entah berapa lama kami berkutat dengan diri kami masing-masing dan baru saling menatap karena mendengar suara gaduh dari luar kamar.     

Astro memintaku berdiam diri dan tak bergerak dari tempat tidur. Aku melirik ke jam di sudut handphone yang kugenggam, pukul 05.21. Matahari sudah hampir muncul.     

Apa yang terjadi di luar sana di jam seperti ini? Menyerang di jam ini bukankah terlalu riskan karena tetangga sebelah rumahku pasti sudah mulai beraktivitas? Terlebih ini adalah hari minggu. Ada banyak anak di bawah umur yang berada di rumah mereka di hari ini.     

Aku mendengar suara sesuatu dibanting dan entah apa yang pecah, lalu suara teriakan orang memaki dari suara yang tak pernah kukenali. Suara yang terdengar yang berat dan kasar di telingaku.     

Entah kenapa ada gemuruh dalam dada yang mulai menyebar. Aku hampir saja turun dari tempat tidur, tapi Astro menahan lenganku dan menggeleng. Aku ingin sekali mendebatnya, tapi kami mungkin saja ketahuan sedang berada di dalam kamar.     

Satu suara tembakan menghampiri telingaku dan membuatku membeku. Aku tahu suara itu tak nyaring seperti yang biasanya. Mungkin yang menembak menggunakan peredam suara walau masih terdengar olehku, tapi tetangga sebelah rumah ini mungkin tak akan menyadarinya.     

Terdengar sebuah gebrakan keras di pintu kamar disusul dengan sebuah perintah, "Keluar!"     

=======     

NOVEL INI EKSKLUSIF DAN HANYA TAMAT DI APLIKASI WEBNOVEL. BANTU NOU LAPORKAN APLIKASI PEMBAJAK NOVEL : IREADING, di google play kalian masing-masing karena dia udah MALING novel ini.     

TUTORIAL LAPORANNYA BISA KALIAN LIAT DI AKUN FESBUK: NOU. Thank you atas bantuannya ♡     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : nou     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Kalau kalian mau baca novel nou yang lain, bisa follow akun Wattpad @iamnouveliezte     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.