DENDAM DAN CINTA : Terbelenggu Hasrat cinta

MASIH CINTA



MASIH CINTA

0"Kamu tahu Jean, saat aku menikah dengan Jonathan tadi. Aku melihat Ayahku Ammer datang. Dan apa yang dilakukan Tuan Darren? Tuan Darren menyuruh penjaga mengusir Ayahku! Kenapa Tuan Darren begitu tega pada Ayahku? Bukankah Ayahku punya hak untuk melihat pernikahanku Jean?" ucap Nadia menangis keras seraya memeluk Jean.     

Jean terdiam sedikit terkejut di tempat umum Nadia menangis dengan memeluknya.     

"Nadia tenanglah, jangan menangis. Kita akan bicara dengan hati tenang." ucap Jean merasa tidak tega melihat Nadia menangis.     

Nadia masih menangis terisak-isak di dada Jean, dan keduanya tidak mengetahui tidak jauh dari mereka Jonathan melihatnya dengan duduk di kursi rodanya. Jonathan terpaksa mencari Nadia karena Anne memintanya untuk segera memanggil Nadia.     

Kedua mata Jonathan tak berkedip melihat pemandangan itu. Sungguh ada perasaan sedih dan cemburu melihat Nadia memeluk Jean.     

Tanpa berniat memanggil Nadia, Jonathan kembali masuk ke dalam gedung dengan perasaan sedih.     

"Nadia sebaiknya kamu kembali ke dalam gedung. Kasihan kalau Jonathan mencarimu. Kamu tahu kan? kalau Jonathan sangat pencemburu dan sensitif. Kamu harus bisa menjaga perasaan Jonathan." ucap Jean mengingatkan Nadia untuk tetap menjaga perasaan Jonathan.     

"Sepertinya aku tidak bisa lagi menunjukkan perasaanku pada Jonathan, Jean. Hatiku sangat terluka dengan apa yang dilakukan orang tua Jonathan pada Ayahku. Aku tidak bisa menerimanya Jean!" ucap Nadia seraya mengusap airmatanya.     

"Lalu apa yang akan kamu lakukan Nadia? apa kamu akan membalas dendam pada Jonathan? Jonathan tidak ada hubungan dengan hal itu Nadia." ucap Jean menasihati Nadia untuk tidak melakukan hal yang tidak benar.     

"Aku tidak punya kesempatan untuk balas dendam pada orang tua Jonathan. Aku hanya bisa balas dendam pada Jonathan karena Jonathan yang hidup bersamaku. Aku akan membuat Jonathan menderita. Jika Jonathan menderita mereka juga akan menderita." ucap Nadia dengan hati yang hanya di penuhi dengan kebencian dan kemarahan.     

"Dengarkan aku Nadia, kamu jangan berpikir negatif dulu. Belum tentu apa yang kamu lihat itu benar, kamu harus mencari tahu dulu kebenarannya. Jangan sampai kamu menyesal. Dan kamu harus ingat, aku dan keluargaku sangat menghormati Tuan Darren dan Nyonya Anne. Mereka orang yang sangat baik dan tidak mungkin menyakiti orang lain." ucap Jean kemudian meninggalkan Nadia yang punya hati keras kepala.     

Nadia mengerutkan keningnya tidak percaya dengan sikap Jean yang lebih membela keluarga Jonathan dibanding dirinya sahabatnya sejak lama.     

Dengan perasaan kesal akhirnya Nadia masuk kembali ke dalam gedung untuk menyelesaikan acara prosesi pernikahannya.     

"Kamu dari mana Nadia?" tanya Jonathan saat melihat Nadia sudah berada di sampingnya.     

"Aku dari luar mencari udara segar." sahut Nadia dengan singkat tanpa melihat Jonathan.     

"Apa ada sesuatu yang mengganggumu?" tanya Jonathan lagi merasa ada hal yang aneh dengan sikap Nadia yang dingin padanya.     

"Tidak ada, aku hanya sedang capek saja." ucap Nadia sambil menundukkan wajahnya tidak tahu apa yang terjadi dalam hatinya. Perasaan cintanya yang begitu dalam pada Jonathan tiba-tiba terasa tenggelam oleh rasa kebenciannya yang begitu besar pada orang tua Jonathan.     

"Aku akan bilang pada Momy, kalau kita pulang lebih dulu agar kamu bisa istirahat di rumah." ucap Jonathan seraya mendorong kursi rodanya untuk menemui Anne tapi Nadia menahan kursi rodanya.     

"Jangan Jo! aku tidak apa-apa. Aku bisa istirahat setelah acara kita selesai." ucap Nadia tidak ingin membuat masalah di hadapan orang tua Jonathan selama Ayahnya masih dalam tawanan.     

Jonathan menatap Nadia dengan tatapan penuh tidak tahu apa yang terjadi pada Nadia.     

"Kamu yakin tidak apa-apa Nadia? Apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?" Tanya Jonathan tiba-tiba merasakan kesedihan yang sangat dalam.     

"Sudah aku katakan tidak ada apa-apa. Aku hanya lelah saja." ucap Nadia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain.     

Jonathan menghela nafas panjang tidak tahu lagi harus bicara apa pada Nadia agar bicara terus terang padanya.     

"Baiklah kalau kamu tidak mengatakan apa-apa padaku. Aku hanya ingin kamu tahu aku sangat mencemaskanmu." Ucap Jonathan seraya menggenggam tangan Nadia. Dan Jonathan kembali kecewa Nadia tidak membalas genggaman tangannya.     

Hingga acara sudah berakhir tidak ada suara yang keluar dari mulut Nadia. Dan Jonathan tidak bisa berkata apa-apa selain menahan kesabaran.     

"Jonathan, Nadia, kalian bisa pulang lebih dulu. Momy dan Daddy masih ada keperluan dengan orang tua Jean." Ucap Anne pada Jonathan dan Nadia dengan tatapan sayang.     

Jonathan dan Nadia menganggukkan kepalanya. Dengan hati masih bertanya-tanya Jonathan mendorong kursi rodanya keluar gedung untuk mencari keberadaan Marcos.     

Tanpa memperhatikan kanan kiri Jonathan mendorong kursi rodanya setelah melihat mobil Marcos di seberang jalan.     

"Jonathan!! awasss!!" teriak Nadia berlari kencang dan menarik kursi roda Jonathan dengan cepat saat melihat mobil melaju kencang dan hampir menabrak Jonathan.     

"Kamu tidak apa-apa Jo? kamu tidak terluka kan?" tanya Nadia sambil menangkup wajah Jonathan kemudian memeluk Jonathan dengan sangat erat.     

"Aku tidak apa-apa, kenapa denganmu? tadi kamu marah padaku dan sekarang peduli padaku? kenapa tidak kamu biarkan aku tertabrak mobil itu?" ucap Jonathan dengan tatapan penuh.     

Nadia tidak membalas ucapan Jonathan selain tetap memeluk Jonathan dengan sangat erat.     

"Ada apa Nona Nadia? Tuan Jonathan? apa yang terjadi?" tanya Marcos dengan wajah panik saat mendengar teriakan Nadia.     

"Ada mobil hitam yang tiba-tiba datang dari arah sana hendak menabrak Jonathan. Untung saja aku melihatnya." ucap Nadia dengan wajah pucat merasa cemas seandainya Jonathan benar-benar tertabrak mobil itu.     

Marcos menegakkan punggungnya menatap ke arah jalan di mana mobil itu sudah menghilang. Perasaan was-was memenuhi pikiran Marcos. Keselamatan Jonathan dan Nadia sudah mulai terancam. Sepertinya musuh telah mengetahui jati diri Jonathan dan Nadia.     

"Sebaiknya kita segera masuk ke dalam mobil. Aku akan mengantar kalian ke rumah besar." ucap Marcos tidak ingin terjadi sesuatu pada Jonathan dan Nadia.     

Dengan cepat Marcos mendorong kursi roda Jonathan dan membantunya masuk ke dalam mobil. Nadia menggenggam tangan Jonathan yang sangat dingin.     

"Kamu tidak apa-apa kan Jo?" tanya Nadia merasa bingung dengan hatinya.     

Seharusnya dia membiarkan saja saat Jonathan tertabrak mobil itu. Hal itu akan membuat kedua orangtua Jonathan menderita. Tapi entah kenapa, Nadia tidak bisa melihat hal itu terjadi pada Jonathan. Bahkan Nadia merasa cemas dengan keadaan Jonathan yang terlihat sangat shock dengan kejadian itu.     

"Jo, kamu tidak apa-apa kan? kenapa kamu diam saja?" tanya Nadia merasa cemas Jonathan tidak membalas pertanyaannya.     

"Untuk apa aku membalas pertanyaanmu kalau kamu juga tidak membalas pertanyaanku? kamu belum membalas pertanyaanku Nadia? Kenapa tadi kamu marah padaku, kemudian peduli padaku? apa yang terjadi padamu Nadia?" tanya Jonathan dengan tatapan penuh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.