Cerita Lain Mengenai Huaxia (32)
Cerita Lain Mengenai Huaxia (32)
"Tidak aku salah. Mohon lepaskan aku. Aku benar-benar bersalah!" Ketika pria itu mendengar kata-kata Yun Nianfeng, dia buru-buru memohon ampun, takut kalau Yun Xiao akan memotong lidahnya karena marah.
Pria itu percaya, Yun Xiao akan melakukan hal seperti itu.
Yun Luofeng menarik lengan baju Yun Xiao dan menggelengkan kepalanya pada Yun Xiao. Kemudian Yun Luofeng berjalan ke arah pria itu, menundukkan kelopak matanya dan berkata dengan senyum diam, "Ingat, pacarmu yang membuatmu masuk dalam masalah ini. Jika dia tidak memprovokasi orang lain sesuka hatinya, kau tidak akan mengalami ini."
Wanita berpakaian minim itu gemetar dan terlihat takut.
Benar saja, ketika Yun Luofeng berkata ini, dia melihat cahaya marah melintasi mata pria itu.
"Yun Xiao, ayo pergi."
Yun Luofeng perlahan berbalik dan masuk ke Restoran Chun Yuan Xue.
Mungkin karena apa yang terjadi barusan, Fu Qing, yang tadinya ceria, menjadi terdiam.
Selama berjalan, Fu Qing tidak mengatakan sepatah kata pun.
Namun ketika Fu Qing tiba di depan pintu ruangan, dia berkata dengan suara yang sangat lemah, "Kakak Luofeng, maafkan aku, aku memberimu masalah lagi."
Lima tahun yang lalu, ketika Yun Luofeng masih di sini, Fu Qing sering ditindas karena sikap pengecutnya. Setiap kali, Yun Luofeng pergi untuk membalaskan dendam Fu Qing, memukuli mereka yang menindas Fu Qing dan mencegah mereka untuk menindas Fu Qing lagi.
Sudah seperti ini sejak kecil dan tidak pernah berubah ….
Yun Luofeng terdiam sesaat. Tanpa berbalik, Yun Luofeng berkata dengan punggung menghadap gadis di belakangnya, "Aku tidak bisa melindungimu selamanya. Hanya ketika kau menjadi kuat kau tidak akan ditindas."
Ini berlaku untuk kedua Benua Tujuh Provinsi dan Huaxia.
Di dunia yang dikendalikan oleh hukum rimba, hanya ketika kau menjadi cukup kuat kau tidak akan ditindas!
"Namun aku …. " Fu Qing mengerutkan bibirnya dengan lembut dan terlihat sedikit sedih.
"Guru sudah tua. Dia tidak bisa melindungimu seumur hidup dan aku tidak akan tinggal di sini selamanya, jadi ke depannya kau hanya bisa melindungi dirimu sendiri."
Tidak tahu apakah Fu Qing mengerti apa yang Yun Luofeng katakan, Yun Luofeng tidak berbicara lagi dan membawa Fu Qing masuk ke dalam ruangan.
"Para pelanggan yang terhormat, apakah kalian ingin memesan sekarang atau …. " Seorang pelayan masuk dan bertanya dengan hormat.
"Guru," Yun Luofeng berbalik pada Fu Ru, "Nangong dan pacarnya akan datang ke sini. Bagaimana kalau memesan setelah mereka tiba?"
"Nangong punya pacar? Haha!" Fu Ru tertawa bahagia dan tidak terlihat muram seperti barusan, "Bagus, kalau begitu mari kita pesan setelah mereka datang ke sini! Harap tunggu sebentar."
Pelayan itu tersenyum dan pergi.
Ketika pintu ruangan ditutup, ponsel seseorang berbunyi.
Fu Qing mengeluarkan ponsel dan melihatnya, terlihat malu. "Kakak Luofeng, ini teman kelasku."
"Angkatlah."
Yun Luofeng berkata dengan lembut.
Yun Luofeng mengkhawatirkan kehidupan sekolah Fu Qing sejak dia bertemu dengan wanita itu barusan. Sekarang Yun Luofeng ingin tahu mengapa teman kelasnya menelepon Fu Qing.
Fu Qing dengan patuh mengangkat teleponnya dan menyalakan pilihan hands-free[1], jadi semua orang bisa mendengar suara yang datang dari telepon itu.
"Fu Qing, Xiaoyu memberi tahu padaku baru saja bahwa kau juga berada di Restoran Chun Yuan Xue?"
Suara itu sangat lembut namun terdengar palsu, yang membuat Yun Luofeng mengerutkan keningnya sedikit.
"Aku memang bertemu dengan Mo Xiaoyu di pintu masuk Restoran Chun Yuan Xue," Fu Qing menggigit bibirnya, "Ada apa? Mengapa kau meneleponku?"
[1] Telepon atau perangkat elektronik lainnya, yang dirancang untuk dioperasikan tanpa menggunakan tangan