Harta Peninggalan (1)
Harta Peninggalan (1)
"Kakak Senior Yun Yan, aku mengerti. Aku janji tak akan pernah melakukannya lagi."
Setelah mendengar ini, ekspresi Yun Yan melembut, "Baiklah, kamu boleh pergi."
Wen Ya menghela nafas dalam-dalam setelah mendengar ucapan Yun Yan. Kemudian dia pergi tanpa mengatakan apa-apa. Meskipun begitu, ketika dia menutup pintu, ekspresinya yang anggun dan indah berubah sangat jahat.
Di dalam ruangan, Yun Yan menatap sosok kepergian Wen Ya dan termenung.
"Wen Ya ini tidak seperti orang lain!" Dia berseru setelah jeda yang panjang. "Dia masih tetap menjelaskan dengan tenang setelah aku mengusirnya, tak banyak orang yang mempunyai kebijaksanaan seperti ini! Aku ingin kamu mengunjungi Gu Ruoyun sekarang dan beritahu dia tentang masalah ini agar dia mengetahui hal ini terjadi."
"Baik, Kakak Senior Yun Yan."
Setelah mendengar perintah Yun Yan, murid disampingnya menggabungkan telapak tangan dengan hormat. Ekspresinya dipenuhi rasa hormat.
...
Gu Ruoyun duduk bersila dengan mata tertutup di ruangannya. Ada energi yang samar-samar berputar di sekitar tubuhnya, membesar dan mengecil mengikuti pori-porinya sebelum meresap kedalam tubuh.
Tiba-tiba, suara ketukan di pintu mengganggu kedamaian dan ketenangan ruangan itu, melemparkan dirinya keluar dari keadaan kultivasi.
"Masuklah."
Gu Ruoyun menjawab tenang. Kemudian pintu ruangan terbuka dan seorang murid Orde Rahasia berjalan masuk. Dia menggabungkan telapak tangan dengan hormat dan berkata, "Nona Gu, aku datang kesini atas perintah Kakak Senior Yun Yan untuk memberikan informasi."
"Apa itu?" Gu Ruoyun berhenti dan bertanya.
"Nona Gu, Wen Ya mengunjungi Kakak Senior Yun Yan dan berusaha memanipulasi dirinya untuk menyerangmu. Kakak Senior Yun Yan mampu melihat rencananya. Meskipun begitu, Kakak Senior memintaku melaporkan hal ini padamu dan memintamu lebih berhati-hati jika seandainya kamu jatuh dalam bahaya."
Setelah murid Orde Rahasia itu menyampaikan pesan, senyuman kecil muncul di wajah Gu Ruoyun, "Aku mengerti."
Wen Ya?
Tampaknya dia masih tidak bisa menyingkirkan kecenderungannya untuk menghancurkanku meski setelah terkena racun dariku.
Meskipun demikian, aku ingin membuat Keluarga Wen membayar kejahatan mereka, jadi aku perlu melenyapkan seluruh Keluarga Wen dalam satu serangan. Oleh sebab itu, belum saatnya aku melawan Wen Ya.
Akan tetapi, jika Wen Ya benar-benar bersikeras menyerangku berulang-ulang kali, aku harus membunuh Wen Ya sekalipun aku berakhir memperingatkan musuhku!
"Nona Gu, aku telah menyelesaikan tugas yang diberi Kakak Senior Wen Ya, jadi aku harus pergi sekarang," Kata si murid dengan menggabungkan telapak tangan.
Gu Ruoyun mengangguk. Murid Orde Rahasia itu perlahan undur diri dan menutup pintu ruangan Gu Ruoyun saat dia pergi.
"Suhu."
Terdengar suara kekanak-kanakan dari samping Gu Ruoyun. Lalu dia melihat Burung Vermilion yang keluar dari udara tipis. Wajahnya yang menggemaskan dipenuhi amarah, "Aku akan membunuh Wen Ya."
Gu Ruoyun tersenyum dan menjawab pelan, "Aku sudah meracuni Wen Ya jadi dia tidak bisa menciptakan masalah yang terlalu besar. Sekarang, hal yang paling penting adalah harta peninggalan. Saat aku sudah menerima harta peninggalan, aku bisa mencari Xiao Ye dan kakakku."
Dari awal Gu Ruoyun tak pernah menganggap Wen Ya sebagai lawannya. Bagi Gu Ruoyun, Wen Ya hanyalah sosok yang tidak penting, jadi bagaimana dia bisa dibandingkan dengan harta peninggalan?
Dia tersenyum kecut saat memikirkan hal ini ketika matanya yang dingin menatap langit biru diluar jendela. "Aku juga tak tahu dimana Kakak dan Xiao Ye berada sekarang." Gumamnya.