Istri Liar Kaisar Jahat

Raja Besar Hong Lian Tiba (2)



Raja Besar Hong Lian Tiba (2)

2Diatas jajaran Martial Supreme!     

Keberadaan macam apa itu?     

Di seluruh Daratan Utama ini, hanya anggota Kota Pertama yang memiliki kekuatan semacam itu! Namun, mereka tak pernah menyangka Gu Ruoyun memiliki hewan roh berjajaran Martial Saint di sampingnya!     

Mata Tetua Agung menjadi suram. Andai dia tahu dari awal bahwa Gu Ruoyun mempunyai kartu truf seperti itu, dia juga tak akan memilih untuk menjadikannya musuh. Sayangnya, karena dia sudah menentang Gu Ruoyun, dia tak punya pilihan selain melanjutkannya sampai akhir.     

Tetua Agung menghela nafas dalam-dalam saat memikirkan ini dan berbicara dengan suara kelam, "Kita masih memiliki harapan terakhir! Yaitu Raja Besar Hong Lian! Meski dia juga seorang Martial Saint, aku yakin hewan roh itu tidak setara dengan Raja Besar Hong Lian! Dan lagi, Gu Ruoyun sudah mengganggu Wilayah Teratai Merah. Asalkan kita bersekutu dengan Raja Besar Hong Lian, Gu Ruoyun akan mati tanpa keraguan!"     

Itu benar!     

Si pria gila, Raja Besar Hong Lian itu, mampu mengalahkan seorang Martial Saint dari Kota Pertama saat dia masih berada pada jajaran Martial Supreme tingkat tinggi! Selama dia ikut campur, ratusan Gu Ruoyun tidak akan cukup untuk membunuhnya!     

Oleh sebab itu, Tetua Agung berani bertingkah begitu angkuh.     

BAM!     

Tiba-tiba, pintu ruang pertemuan terbuka dan seorang pengawal bergegas masuk. Sebelum dia punya kesempatan menjelaskan, dia mendengar suara Tetua Agung yang menegurnya.     

"Siapa yang memberimu izin menerobos masuk ke dalam aula pertemuan?"     

Suara Tetua Agung sangat dingin dan membawa aura niat membunuh. Pengawal tersebut sangat ketakutan sehingga hampir berlutut di tanah dan menjawab sambil gemetar, "Melapor pada Tuan Tua, dan para tetua. Aku punya berita untuk disampaikan."     

"Hmm."     

Tetua Agung mendengus dingin sebelum menjawab dengan mengerikan, "Lebih baik kamu menjelaskan apa yang begitu penting sehingga kamu berani bertindak begitu patuh pada kami. Jika tidak, aku akan membunuhmu sekarang!"     

"Tetua Agung," Pengawal itu menggigil sedikit sambil merendahkan kepala dan buru-buru menjawab, "Informasi ini baru sampai dari seseorang yang ditempatkan di luar gerbang kota. Mereka mengatakan bahwa ada seorang pria yang terlihat sangat mirip dengan Raja Besar Hong Lian yang baru saja memasuki Kota Utama dan menuju Rumah Bangsawan Obat."     

Tetua agung disambar gelombang keterkejutan ketika mendengarnya. Kemudian diikuti dengan gelombang kegembiraan dan hatinya sangat bahagia.     

"Apa itu benar?"     

"Melapor pada Tetua Agung, semua yang aku katakan adalah benar. Pria yang memakai jubah merah itu sangat mirip dengan Raja Besar Hong Lian. Itulah mengapa aku kemari untuk memberitahukannya pada para tetua," Jawab si pengawal sambil gemetar ketakutan. Bahkan suaranya bergetar.     

"Bagus. Hahaha!"     

Tetua Agung menengadahkan kepala dan tertawa terbahak-bahak yang menggema ke seluruh aula pertemuan.     

"Pelayan, kita akan segera kembali ke Rumah Bangsawan Obat! Ada satu hal lagi, beritahu Nona Bai Yin dan anggota Rumah Bangsawan Kayu. Beritahu mereka kita akan menyaksikan pertunjukan hebat."     

Menurut perhitungannya, karena Raja Besar Hong Lian telah tiba, kiamat Rumah Bangsawan Obat seharusnya sudah tidak jauh lagi.     

"Gu Ruoyun! Aku ingin lihat apa yang akan kamu gunakan untuk menyatakan wilayah kekuasaan sebagai milik pribadi terhadap Daerah Blok Utara!" Ejek Tetua Agung dengan senyum yang mengerikan di wajah. "Selain itu, sebentar lagi kamu tidak akan bisa memastikan keselamatanmu sendiri. Kesalahanmu karena mengkhayalkan Raja Besar Hong Lian!"     

Sementara itu, Mu Youyou sudah kembali ke Rumah Bangsawan Obat dan baru saja menjelaskan segala hal yang terjadi di Rumah Bangsawan Obat dengan praktis. Karena itu, ada banyak tetua yang berkumpul untuk mendiskusikan masa depan Rumah Bangsawan Kayu pada saat ini.     

"Youyou, apa ini benar? Suhu dari Rumah Bangsawan Obat tidak semudah itu?"     

Orang yang berbicara itu adalah seorang pria tua berjubah hijau yang duduk di tengah-tengah. Pria tua itu membawa pemikiran yang mendalam di wajahnya ketika bertanya dengan suara rendah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.