Istri Liar Kaisar Jahat

3Qianbei Ye melotot dingin pada Lu Chen. Dengan satu tatapan itu, Lu Chen merasa seperti ada sebuah tangan yang menggenggam jantungnya dan memutarnya dengan kejam. Wajahnya memucat dan dia memuntahkan seteguk darah. Kemudian dia menatap dengan terkejut pada pria berambut perak yang memakai jubah merah itu.     

"Sekarang karena aku sudah tahu bahwa kamu adalah Lu Chen, kamu tidak bisa pergi hari ini."     

Pria berambut perak perlahan mengangkat tangannya dan Lu Chen langsung berada dalam genggamannya. Kemudian terdengar suaranya yang menggema melalui jalanan untuk waktu yang lama.     

"Biarkan Keluarga Xia datang!"     

Qianbei Ye tak pernah lupa bagaimana cara Gu Ruoyun mati di kehidupan masa lalunya! Dia disakiti oleh mereka yang paling dia percaya dan memaksanya menyaksikan adiknya dipotong hidup-hidup! Karena itu, Qianbei Ye tidak akan membiarkan siapapun yang menyakiti Gu Ruoyun berjalan dengan bebas!     

"Yun'er, ayo."     

Qianbei Ye berbalik dan meletakkan tangannya di pinggang Gu Ruoyun sebelum mereka menuju ke kedai minuman.     

Perkelahian sebelumnya telah menarik banyak perhatian dan beberapa orang bergegas ke rumah Keluarga Xia untuk melaporkan kejadian itu. Kebanyakan orang di Negeri Angin Melayang mengetahui hubungan Lu Chen dengan Keluarga Xia.     

Sementara itu, di rumah Keluarga Xia, Xia Ming sedang menunggu Lu Chen kembali dengan berita baik ketika terdengar suara panik dari luar aula.     

"Tuan, tuan, telah terjadi hal yang buruk!"     

BUG!     

Seorang pria merangkak dan tersandung ke dalam ruangan. Sebelum dia bisa berdiri, dengan cemas dia mengatakan, "Tuan Lu Chen ditangkap."     

"Apa?!"     

Xia Ming memukul meja dan berdiri. Wajahnya adalah pemandangan yang buruk untuk dilihat, "Apa yang baru saja kamu katakan? Siapa yang berani menangkap anggota Keluarga Xia?"     

"Bawahan ini juga tidak begitu yakin. Kelihatannya, Tuan Lu tertarik pada wanita bernama Gu Ruoyun. Kemudian kekasihnya muncul dan membawa Tuan Lu pergi. Dia bahkan mengatakan jika kamu ingin melihat Tuan Lu lagi, anggota Keluarga Xia harus secara pribadi datang dan mengambilnya kembali!"     

Mata Xia Ming menyala dengan ganas saat dia mencemooh dan berkata, "Tingkat kekuatan apa yang dimiliki pria itu?"     

"Tampaknya dia setara dengan Supreme Jin."     

Setara dengan Supreme Jin?     

Artinya kekasih Gu Ruoyun juga seorang Martial Supreme?     

Xia Ming menyipitkan mata dan sinar dingin melintas dalam pandangannya, "Pelayan, panggil Nona Sulung. Aku akan mengambil Lu Chen nanti!"     

Dia hanyalah seorang pria!     

Tak ada pria yang bisa melarikan diri dari sifat sesatnya!     

Wanita itu, Gu Ruoyun, mungkin cukup cantik tapi ketika dibandingkan dengan Chuxue, tentu saja penampilannya lebih rendah. Selain itu, entah kekuatan, keluarga ataupun sifat, dia juga berbeda jauh dengan Chuxue. Karena itu, aku akan membuat Chuxue memikat pria itu untuk masuk ke Keluarga Xia.     

Dengan begini, baik Gu Ruoyun maupun Dokter Suci Bai Zhongtian tidak bisa lari dari kematian mereka!     

"Baik, Tuan!"     

Pria itu bergegas bangkit ketika menerima perintah dan dengan cepat keluar dari ruang belajar.     

Xia Ming terdiam sambil memandang cahaya matahari terbenam yang indah di luar ruang belajar. Pikiran yang berputar di matanya yang jahat dan licik merupakan sebuah misteri…     

Di kedai minuman.     

Di sebuah ruangan yang diberi perabotan indah, Gu Ruoyun menuangkan secangkir teh sebelum perlahan duduk. Dia mengangkat kening dengan lembut sebelum menoleh pada Qianbei Ye dan bertanya, "Katakan padaku, mengapa kamu datang ke Negeri Angin Melayang? Apa yang terjadi?"     

Qianbei Ye tidak lagi memiliki aura dingin dan kejam yang dia bawa di depan orang lain saat berhadapan dengan wanita berpakaian hijau. Sebagai gantinya, mata merah darahnya dipenuhi kebahagiaan.     

"Aku kesini untuk menyelidiki sesuatu!"     

"Apa?"     

"Aku dengar Burung Vermilion berada di Negeri Angin Melayang. Kamu sudah memiliki tiga dari Empat Hewan Ilahi, dan ada satu yang masih hilang." Qianbei Ye menjawab sambil perlahan menikmati teh di depannya. Tatapannya tertuju pada wanita di hadapannya dengan senyuman.