Istri Liar Kaisar Jahat

Permohonan Tetua Feng (1)



Permohonan Tetua Feng (1)

2Kota Pertama merupakan tujuan impian semua kultivator di daratan utama!     

Pepatah mengatakan bahwa ketika seseorang memasuki Kota Pertama, mereka akan mengalami peningkatan kekuatan yang semakin besar! Selain itu, Kota Pertama dipenuhi Martial Saint! Orang dapat membayangkan betapa besarnya kekuatan Lembah Angin tingkat menengah di Kota Pertama. Mengapa dia harus ragu ketika pasukan kuat seperti itu ingin menjadi tulang punggungnya?     

"Maaf, aku terlalu terbiasa dengan hidupku yang tidak dibatasi. Aku tak ingin terikat dengan apapun atau siapapun jadi meski aku sangat menghargai kebaikanmu, aku harus menolak tawaran ini."     

Gu Ruoyun menggelengkan kepala dan menjawab dengan suara yang jernih dan lembut seolah tidak melihat tatapan-tatapan iri disekelilingnya.     

Feng Xiaoxiao sedikit mengangkat kening ketika mendengar ini dan sinar kejam melintas dalam tatapan hangatnya. Namun, sebelum dia berbicara, terdengar suara mengejek dan periang dari belakangnya.     

"Ck, ck. Aku tak pernah menyangka Lembah Angin akan membungkuk serendah ini. Mereka sudah tiga kali menolak undangan darimu tapi kamu masih menolak untuk menyerah? Feng Xiaoxiao, aku mendapat kesan kamu adalah orang yang cerdas tapi aku tak menyangka kamu bertingkah begitu bodoh. Apa? Mungkinkah Lembah Angin yang agung itu ingin menggunakan kekuatan mereka dan memaksa seorang gadis kecil yang lemah?"     

Gu Ruoyun berbalik ketika mendengar suara jahat ini. Dalam sekejap, sosok mencolok dan memikat yang memakai jubah bunga persik merah-muda muncul di depan matanya di bawah sinar matahari terbenam.     

Wajah pria itu menyala dengan senyum cerah. Saat ini, dia tidak duduk di kereta yang dibawa oleh pelayan-pelayan cantik. Dia berdiri dengan tangan dilipat di belakang kepala dan sikapnya malas dan nakal. Dia melihat ke sekeliling dengan malas seolah-olah baru saja terbangun dari tidur siangnya.     

Namun, mata sipit bunga persiknya dipenuhi senyuman dan wajahnya yang sangat tampan bagaikan bunga persik, sangat enak dipandang. Dia melirik tatapan Gu Ruoyun dan melengkungkan sudut bibir dengan lembut sebelum berbicara dengan malas, "Xiao Yun'er, mengapa kamu melihatku seperti itu? Mungkinkah kamu sangat merindukanku setelah beberapa hari berada jauh dariku? Jika memang begitu, tanganku terbuka lebar untukmu. Kemari dan beri aku pelukan."     

Saat dia berbicara, dia membuka tangannya dan senyum jahatnya menjadi semakin dalam.     

Sudut bibir Gu Ruoyun berkedut sedikit. Dia tidak mempedulikan si penjahat yang mencolok dan memikat itu dan mengalihkan perhatiannya kembali pada Feng Xiaoxiao.     

Meskipun Zuo Shangchen telah diabaikan dengan begitu mudah, dia sama sekali tidak merasa malu. Dengan bebas dia menurunkan tangannya kemudian mengalihkan pandangan bunga persiknya pada Feng Xiaoxiao. Meski sikapnya terlihat malas, matanya menyala dengan sinar dingin dan tajam.     

Feng Xiaoxiao telah tersadar dari keterkejutannya saat ekspresinya berubah beberapa kali. Setelah jeda yang panjang, ketajaman dalam matanya mereda dan kehangatan lembut dalam pandangannya kembali, "Tuang Muda Zuo Yang Agung, aku tak menyangka kamu ada disini. Kamu benar-benar membuatku takut.     

Mendengar ini, secercah cahaya melintas di mata Gu Ruoyun. Kemudian sinar itu menghilang dalam sekejap dan sangat tidak bisa dideteksi.     

Namun, Zuo Shangchen yang berdiri paling dekat dengan Gu Ruoyun, berhasil menangkap kilatan cepat di matanya. Dia tak bisa menahan dirinya tertawa getir dalam hati. Aku sudah berusaha menyembunyikan ini untuk waktu yang lama namun, pada akhirnya, dia berhasil mengetahui ini…     

Aku juga tak punya banyak pilihan. Jika aku tidak ikut campur, Feng Xiaoxiao tidak akan pernah melepasnya dengan mudah.     

"Feng Xiaoxiao, kamu selalu sangat cerdas. Seharusnya kamu tahu apa yang harus kamu lakukan dan apa yang tidak harus kamu lakukan!" Zuo Shangchen tertawa tapi tawanya membawa ancaman, "Gu Ruoyun adalah milikku. Jika kamu ingin membuatnya bergabung dengan Lembah Angin, aku khawatir aku tidak akan menyetujuinya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.