Istri Liar Kaisar Jahat

Buah Darah Naga (8)



Buah Darah Naga (8)

1Lagipula, jika bukan karena keberadaan Buah Darah Naga, dia akan meninggalkan mereka dengan rencana mereka sendiri.     

"Bagaimanapun, aku tetap ingin berterimakasih padamu. Untuk merayakan kehancuran Bandit Permata Salju, aku memutuskan untuk mengadakan perjamuan malam ini. Aku ingin tahu apakah kamu tertarik bergabung dengan kami, Nona?"     

Perjamuan?     

Gu Ruoyun mengusap dagu. Dalam keadaan normal, dia pasti tidak akan tertarik sama sekali.     

Namun, jika Buah Darah Naga ada disini, itu adalah situasi yang sangat berbeda!     

"Baiklah."     

Gu Ruoyun tersenyum dan mengangguk. Tiba-tiba, tatapannya berubah dan bertanya, "Ngomong-ngomong, aku mendengar Bandit Permata Salju membicarakan tentang Buah Darah Naga. Mereka datang kesini hanya demi mendapatkannya. Boleh aku bertanya apakah Buah Darah Naga ini…"     

"Nona, kamu juga tahu tentang Buah Darah Naga?" Wen Yan tersenyum sambil menjawab lembut, "Sebenarnya, Buah Darah Naga ini tidak begitu berguna untuk Bandit Permata Salju. Mereka hanya mencari alasan untuk bertarung dengan Kota Angin Berawan. Namun, buah ini sangat berguna bagiku! Seorang tetua di keluargaku sakit parah dan membutuhkan Buah Darah Naga sebagai obat. Karena itu, tak peduli apapun yang terjadi aku tidak bisa menyerahkan buah ini pada Bandit Angin Berawan!"     

Gu Ruoyun hanya mengangguk dan tidak mengatakan apapun. Tak ada yang bisa tahu apa yang sedang dipikirkannya.     

"Oh iya, Nona, ini sudah mulai larut. Jika kamu tak punya tempat tinggal, mungkin kamu bisa ikut denganku ke istana gubernur?" Wen Yan tersenyum samar. Senyumannya kembali pada kelembutan seperti biasanya.     

Gu Ruoyun mengangguk, "Baiklah, kalau begitu akan harus merepotkanmu, Gubernur."     

"Jika kamu tidak datang dan membantu kami hari ini, aku tidak akan menang dengan begitu mudah. Dan lagi, aku melakukan apa yang harus kulakukan." Ketika dia mengatakan bagiannya, tatapan Wen Yan berubah muram saat memerintahkan, "Pelayan, antarkan Nona Gu ke istana gubernur!"     

"Baik, Rajaku!"     

Mata para pengawal gubernur menyala. Bagaimanapun, wanita ini adalah seorang dermawan yang menyelamatkan Kota Angin Berawan. Dia bahkan memiliki hewan roh kuat di tangannya. Mereka telah diberikan kesempatan besar untuk terhubung dengan Gu Ruoyun, bagaimana mungkin mereka melewatkannya?     

Oleh sebab itu, dalam waktu singkat, para pengawal istana gubernur menjadi sangat bersahabat saat mereka bergegas mengantar Gu Ruoyun ke istana gubernur.     

Ketika kerumunan bubar, sesosok muncul di sebelah Wen Yan.     

Dia adalah seorang wanita yang tampak mulus. Rambut hitamnya tergerai bagaikan air terjun dan dia memiliki alis yang anggun dan hidung pesek. Bibirnya berwarna hijau alami. Dia jelas terlihat seperti anak perempuan yang dibesarkan dengan baik dari keluarga bangsawan.     

"Tuan, sepertinya wanita ini memiliki ketertarikan pada Buah Darah Naga."     

Suara wanita itu adalah sebuah kesenangan untuk telinga serta jernih dan menyentuh bagaikan burung oriole hitam. Mendengar dia berbicara adalah sebuah kebahagiaan.     

Saat dia berdiri di samping Wen Yan, mereka berdua tampak sangat luar biasa.     

Sayangnya, tak ada seorangpun disana untuk mengagumi adegan sempurna ini.     

"Buah Darah Naga?"     

Wen Yan bergidik sambil tertawa getir, "Dia sudah menyelamatkan Kota Angin Berawan. Aku bisa memberi apapun yang dia inginkan selain Buah Darah Naga ini! Bagaimanapun, buah ini terkait dengan nama kakek! Demi kakekku, aku melakukan upaya yang melelahkan untuk mendapatkan Buah darah Naga. Aku tidak akan pernah membiarkan orang lain memilikinya jadi aku tak punya pilihan selain menggunakan cara lain untuk berterima kasih padanya."     

Wanita itu tersenyum samar. Itu adalah senyum manis dan bermartabat     

"Oh, iya. Tian Qi, sepertinya kakek akan datang berkunjung malam ini." Wen Yan tersenyum sebelum meneruskan, "Ketika saatnya tiba, aku akan mengenalkan wanita ini padanya. Aku bisa perkirakan masa depan wanita itu tidak akan terbatas di masa yang akan datang. Karena kakek sangat menghargai orang-orang jenius, mereka pasti akan menemukan semangat yang sama satu sama lain."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.