Istri Liar Kaisar Jahat

Memusnahkan Alam Abadi (10)



Memusnahkan Alam Abadi (10)

2Senyum kecut dan tertekan pemuda itu membuat hati Gu Ruoyun sakit. Dia menaikkan tangannya dan menarik pemuda mulus dan ramping itu dalam pelukannya yang erat. Dia meletakkan kepalanya di bahu si pemuda dan tidak berbicara.     

Saat pemuda itu merasakan sensasi dingin di pundaknya, hati Xia Linyu berguncang. Dia bergumam pelan, "Kak… apa kakak menangis?"     

"Maaf," Gu Ruoyun memegang pemuda itu dengan erat, "Aku tidak bisa melindungimu."     

"Kak," Xia Linyu tersenyum dan terlihat bahagia, menunjukkan emosi yang dia rasakan dalam hatinya, "Ini hanya satu tangan. Aku mungkin sudah kehilangan tangan tapi aku masih bisa bertarung untuk kakak. Selain itu, kini… akhirnya aku tak lagi menjadi beban untuk kakak. Aku benar-benar bahagia. Lebih bahagia dari yang pernah kurasakan saat aku mengetahui kalau aku telah hidup kembali."     

Gu Shengxiao berdiri di belakang mereka berdua dan mengerutkan kening saat mendengar percakapan mereka.     

Namun, Gu Shengxiao beranggapan pemuda itu mengacu pada lolos dari kematian sebagai 'hidup kembali', jadi dia tidak terlalu memikirkannya.     

"Yu'er, jangan khawatir, aku akan menemukan cara untuk membantu menyembuhkan tanganmu." Gu Ruoyun melepaskan pemuda dalam pelukannya dan wajah mulusnya dipenuhi tekad, "Ini janjiku padamu."     

"Kak…" Hati Xia Linyu bergetar. Dia tersenyum sambil berkata, "Kakak tak perlu menekan diri sendiri. Bagiku, selama ada kakak disampingku, itu sudah lebih dari cukup. Jika begitu kasusnya, lupakan tentang kehilangan satu tangan, aku dengan senang hati memberikan kakiku juga."     

Di kehidupan masa lalu Xia Linyu, Gu Ruoyun adalah kakaknya dan mereka berdua saling bergantung satu sama lain untuk bertahan hidup! Gu Ruoyun juga merupakan orang yang ingin Xia Linyu lindungi selama sisa hidupnya.     

Pada saat itu, Xia Linyu menjadi beban bagi kakaknya karena tubuhnya lemah dan tak bisa berkultivasi. Dengan susah payah, dia diberikan kesempatan untuk bereinkarnasi, jadi bagaimana dia bisa menyerah dengan mudah? Bahkan jika dia hanya disisakan satu tangan dan satu kaki, dia akan terus berusaha keras!     

"Kakak," Gu Ruoyun terdiam sebelum berbalik pada Gu Shengxiao dan berkata, "Aku harus merepotkanmu lagi untuk mengurus Yu'er selama beberapa hari kedepan."     

Gu Shengxiao mengangguk dan membelai rambut Gu Ruoyun penuh kasih, "Jangan khawatir, aku akan mengurus Xia Linyu dengan baik."     

Kemudian Gu Ruoyun bergegas berjalan keluar tanpa bicara dan langsung kembali ke kemahnya sendiri.     

Setelah memasuki tenda, dia masuk ke dalam Pagoda Ilahi Kuno dan mengeluarkan telur phoenix.     

"Zixie..." Gu Ruoyun mengusap telur phoenix di tangannya dan bergumam, "Kapan kamu akan keluar? Jika kamu ada disini, mungkin kamu mengetahui cara untuk menolong Yu'er."     

"Dia telah melalui banyak hal. Bagaimana aku bisa tega membiarkannya hidup tanpa tangan selama sisa hidupnya? Tak peduli apapun yang terjadi aku harus menolongnya, bahkan jika aku harus memberikan tanganku sendiri sebagai gantinya."     

Krek.     

Tiba-tiba, retak kecil muncul di cangkang telur phoenix dan jari Gu Ruoyun seketika membeku di tempat. Keterkejutan terlihat di matanya.     

"Zixie?"     

Krek, krek!     

Gu Ruoyun menyaksikan dengan bersemangat saat retak-retak itu menjadi semakin banyak, dan akhirnya memenuhi seluruh telur phoenix.     

Setelah itu…     

Cangkang telur itu hancur dengan suara renyah dan kepingan-kepingannya perlahan jatuh ke tanah.     

Gu Ruoyun merasa seolah jantungnya berhenti berdetak saat menatap dengan bingung pada phoenix ungu kecil yang berbaring di telapak tangannya. Kemudian perasaan gembira yang besar memenuhi hatinya, itu adalah semacam kebahagiaan yang tidak pernah dia rasakan sejak Zixie pergi.     

Bahkan Gu Ruoyun sendiri tak bisa menjelaskan emosi yang kini dia rasakan…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.