Identitas Shi Yun (4)
Identitas Shi Yun (4)
Zixie tertawa dingin saat mengarahkan tatapan iblisnya pada pria di hadapannya. Perlahan-lahan dia mengangkat tangannya dan mengumpulkan partikel-partikel di udara sebelum membentuknya menjadi pedang yang diselimuti api ungu.
"Tian Sheng, aku tak menyangka kamu akan menampakkan diri begitu cepat! Terlalu buruk karena kekuatan yang kamu gunakan saat ini hanyalah pecahan kecil dari kekuatanmu yang sesungguhnya! Ini sangat jauh dari dirimu yang sebenarnya sehingga tingkat kekuatanku saat ini sudah cukup untuk mengalahkanmu."
"Zixie, kamu menyia-nyiakan hidupmu!"
Ekspresi Tian Sheng berubah. Alasan mengapa dia memilih untuk muncul di Negeri Terbuang adalah karena dia mengharapkan agar Zixie tidak muncul disini! Dia tak pernah membayangkan orang ini akan memaksakan diri keluar dari Pagoda Ilahi Kuno. Hanya demi seorang wanita?
"Apa kamu tahu akibat atas tindakanmu?"
"Aku tahu akibatnya tetapi aku tak punya pilihan lain."
Jika Tian Sheng hanya ingin mengakhiri hidup Gu Ruoyun, aku punya jutaan cara lain untuk menghidupkannya kembali. Namun, pria ini ingin mencabut dan menghancurkan jiwanya! Jika dia kehilangan seluruh jiwanya, aku tak akan pernah bisa membuatnya bereinkarnasi lagi bahkan jika aku menyerahkan nyawaku saat melakukannya.
"Zixie, kamu sudah gila!"
Ekspresi pria itu sangat berubah.
Phoenix ini pastinya sudah gila!
Zixie jelas tidak tertarik berbincang-bincang dengan pria ini. Jubah ungu menyala itu melesat dan langsung muncul di depan si pria.
Klang!
Dua pedang saling beradu, menyebabkan kekuatan spiritual meledak dan menghancurkan semua yang ada di gua.
Kabut abu-abu terbentuk di depan mata Gu Ruoyun.
Gu Ruoyun mengepalkan tinjunya semakin erat saat matanya tertuju pada dua pria yang sedang bertarung.
Mereka sangat cepat. Begitu cepat sehingga Gu Ruoyun tak bisa melihat bayangan mereka. Yang bisa dia lihat hanyalah dua sinar, yang satu ungu dan yang satunya hitam, menabrak satu sama lain dalam udara tipis.
Waktu terus berputar, Gu Ruoyun menjadi semakin gelisah. Namun, pertarungan antara dua pria itu berlanjut tanpa henti. Tepat saat Gu Ruoyun menjadi panik, terdengar suara keras dan dua cahaya itu terjatuh dan menghantam tanah dengan keras.
Debu berhamburan keatas dan memenuhi udara.
"Zixie!"
Gu Ruoyun bergegas ke arah pria dengan jubah ungu dan bertanya dengan kerutan di wajahnya, "Zixie, apa kamu baik-baik saja?"
"Jangan khawatir, gadis kecil. Karena dia hanyalah tiruan orang lain, dia bukanlah tandinganku."
Zixie tersenyum dan menoleh ke arah pria dengan kabut hitam. Dia melengkungkan bibirnya dengan jahat. "Tian Sheng, suatu saat nanti, kami akan menemukanmu dan kemenangan akan jadi milik kami!"
"Haha, aku khawatir kamu tak akan punya kesempatan itu."
Pria itu tertawa. Tawa itu dipenuhi kebencian, "Hanya demi seorang wanita, kamu bersedia membayar dengan harga yang menyakitkan. Apa kamu pikir kamu punya kesempatan untuk membalas dendam? Saat aku menghancurkan segel ini, aku akan mengakhiri hidup wanita ini!"
Saat dia bicara, tubuhnya perlahan menjadi tak terlihat sebelum berangsur-angsur menghilang dalam langit abu-abu.
"Zixie!" Gu Ruoyun memegang pergelangan tangan Zixie dengan erat, "Katakan, apa 'harga menyakitkan' yang dia bicarakan? Apa harga yang harus kamu bayar demi bisa muncul disini?"
"Gadis kecil."
Zixie meletakkan tangannya di pundak Gu Ruoyun. Wajahnya yang tampan tak lagi bersikap menggoda seperti biasanya. Sebaliknya, dia menatap gadis itu dengan serius.
"Mulai sekarang, segala hal yang kamu lakukan, kamu benar-benar harus bergantung pada kekuatanmu sendiri."
"Aku harus bergantung pada kekuatanku sendiri dalam segala hal yang aku lakukan?" Hati Gu Ruoyun berguncang keras saat firasat buruk mulai mengambil alih. Seolah-olah pria di hadapannya sedang mengatakan ucapan selamat tinggal, "Apa maksudmu?"