Istri Liar Kaisar Jahat

Pembantaian (3)



Pembantaian (3)

0Hari berikutnya.     

Cahaya matahari pagi menyinari semuanya.     

Kebanyakan kelompok yang berpartisipasi memiliki cukup banyak barang bawaan dan sudah siap untuk pergi.     

Gu Ruoyun baru saja melangkah keluar dari penginapan ketika sosok dengan jubah bunga persik merah muda menghalangi jalan Gu Ruoyun.     

Zuo Shangchen tersenyum genit. Bahkan ungkapan 'keagungan yang tak tertandingi dalam generasinya' tak akan cukup untuk menggambarkan keindahan Zuo Shangchen. Sebagai hasilnya, Gu Ruoyun menghela nafas dan menyesali dirinya sendiri, mengapa wanita genit seperti ini terperangkap dalam tubuh seorang pria?     

Jika dia dilahirkan sebagai wanita, bahkan Wei Yiyi, yang wajahnya dapat menyebabkan kejatuhan negeri akan tidak bisa menandinginya.     

"Xiao Yun'er, mengapa si pelayan kecilmu tidak bersamamu hari ini?"     

Zuo Shangchen melengkungkan sudut bibirnya dengan lembut saat mengalihkan pandangan pada ruang kosong di sebelah Gu Ruoyun. Cengirannya melebar ketika dia tak melihat sosok berambut perak yang berpakaian merah itu.     

Gu Ruoyun menatapnya dengan tenang, "Masalah ini bukan urusanmu, Pangeran Keempat. Jika tak ada hal lain lagi, aku akan pergi."     

"Xiao Yun'er, ayolah. Sudah berapa tahun kita bersahabat? Aku hanya memanggilnya pelayan kecil dan kamu bertingkah begitu kejam. Itu sungguh menyakiti perasaanku."     

Zuo Shangchen memegang hatinya secara dramatis dengan tatapan patah hati yang melebih-lebihkan di wajahnya. Tetapi ketika dipasangkan dengan wajah indah tiada tara yang bisa membuat semua makhluk hidup menjadi kacau, itu menyebabkan kaum wanita yang berada disekitar merasa benar-benar kesal.     

Namun, karena Gu Ruoyun menunjukan kemampuan bela diri yang hebat dalam Percobaan, tak ada yang berani mengucapkan sepatah katapun padanya.     

"Sakit?" Gu Ruoyun memutar mata, "Bagaimana mungkin aku tak bisa mengatakan bahwa kamu benar-benar sedih? Zuo Shangchen, aku sudah cukup sabar untuk menghadapi leluconmu berulang-ulang kali karena kamu adalah sahabat kakakku, tapi jika kamu melakukan ini lagi…"     

Gu Ruoyun menyipitkan mata dengan mengancam saat dia berbicara, dan tersenyum singkat, "Aku tak keberatan mengubahmu menjadi wanita yang sesungguhnya!"     

Ekspresi Zuo Shangchen langsung menjadi suram. Membutuhkan waktu beberapa saat baginya sebelum dia menyadarkan diri dan memberikan senyum yang menakjubkan, "Baiklah, aku akan berhenti mempermainkamu. Xiao Yun'er, Istana Dark Yin dan Keluarga Dongfang akan menggunakan jalan yang sama. Bagaimana kalau kita pergi bersama? Bagaimana menurutmu?"     

"Maafkan aku." Gu Ruoyun mengusap hidungnya, "Tapi dari apa yang aku tahu, jalur Istana Dark Yin dan Keluarga Dongfang cukup jauh."     

"Oh, jadi kamu tahu alamat Istana Dark Yin, Xiao Yun'er?" Zuo Shangchen menyengir lebar seolah-olah dia tak merasa malu karena kebohongannya terbongkar. Dia maju dua langkah lebih dekat ke arah gadis muda itu.     

Bahkan nafasnya terasa menggoda, "Akan tetapi, untuk dirimu, Xiao Yun'er, aku akan mengambil jalan memutar."     

"Seperti yang kamu mau."     

Gu Ruoyun mengangkat bahu, "Wei Yiyi, Tetua Changjin, ayo."     

"Baik."     

"Baik, Suhu."     

Dongfang Changjin dan Wei Yiyi menjawab bersamaan dan anggota Keluarga Dongfang dengan cepat berjalan menuju gerbang kota.     

"Ikuti mereka."     

Senyum di wajah Zuo Shangchen berangsur-angsur menghilang saat memberi isyarat pada para pelayan cantik yang membawa tandu dengan lambaian dari kipasnya, "Ingat, jika ada bahaya yang datang nanti, satu-satunya tugas kalian adalah melindungi Gu Ruoyun!"     

Pada saat itu, wajah si pria tak lagi tersenyum genit. Keseriusan yang tak pernah dilihat sebelumnya menyelimuti matanya yang memikat.     

Mengenal Alam Abadi, mereka tak akan membiarkan masalah ini pergi dengan mudah!     

...     

Jika orang ingin keluar dari gerbang kota dari Kota Awan, mereka harus melewati gurun tandus. Pada saat ini, jumlah pelancong di gurun sangat jarang. Selain dari Keluarga Dongfang, hanya ada beberapa anggota yang tersebar dari pasukan lain.     

"Tampaknya Medicine Order sudah lama pergi. Mereka seharusnya akan segera keluar dari kota. Wei Yiyi, ayo pergi menuju gerbang kota, kita akan bertemu Xiao Ye disana."     

Gu Ruoyun berbicara tenang sambil mengangkat kepala dan menatap langit biru yang cerah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.