Kebetulan, Pasti Sebuah Kebetulan! (2)
Kebetulan, Pasti Sebuah Kebetulan! (2)
"Aku sebagai pria tidak pernah berpikir bahwa Zhao Lin memiliki keinginan seperti itu. Dan lagi, dia menyukai anak kecil. Ck ck, aku benar-benar tidak tahu."
"Tetapi apakah itu tidak benar? Berdasarkan tingkat kekuatannya, gerakan yang dia harapkan adalah untuk menangkap anak kecil itu. Namun, Zhao Lin sama sekali tidak menangkapnya dan sebaliknya merobek pakaian anak itu di depan umum. Dasar cabul!"
"Tidak mungkin. Sebaiknya aku menjaga jarak darinya lain kali. Bagaimana jika dia tertarik dengan anusku? Apa yang harus aku lakukan?"
Kalimat terakhir berasal dari pria setengah baya dengan bopeng di seluruh wajahnya. Ditambah, dia memperlihatkan gigi kuning saat berbicara dan membuang ludah di seluruh tempat. Matanya yang berbinar disipitkan menjadi satu garis dan memiliki tahi lalat berbulu di sudut matanya. Itu adalah pemandangan yang menjijikan.
Zhao Lin hampir muntah saat melihatnya. Dengan tampang seperti itu, dia berani berkata bahwa aku akan menyukai anusnya? Jika aku melihatnya lagi, aku tak akan mampu makan selama tiga hari berturut-turut. Sungguh menjijikan!
"Nak, awalnya aku tidak berniat menyakitimu tetapi situasi sekarang berada diluar kendaliku! Demi reputasiku, aku harus menyiksamu dengan brutal!"
Wajah Zhao Lin suram dan berkata dengan suara yang sangat rendah sehingga hanya mereka berdua yang bisa mendengar itu.
"Apa?" Bai Chuan tiba-tiba berteriak karena terkejut dan wajah kecilnya yang menggemaskan berputar, "Kamu ingin aku bertemu denganmu di markas malam ini? Dan kamu akan menyiksaku dengan brutal? Aku… Bisakah aku tidak perlu pergi? Aku tidak suka laki-laki, terutama laki-laki sepertimu, paman."
Setelah dia bicara, kerumunan berbincang-bincang dengan riuh lagi. Mata mereka menatap Zhao Lin dengan jijik, terutama beberapa wanita yang dikuasai dengan rasa cinta keibuan. Hati mereka mengutuk leluhur Zhao Lin hingga generasi kesembilan.
"Dasar bocah, kamu memfitnahku!"
Ekspresi Zhao Lin menjadi jahat ketika dia meraung marah dan menyerang ke arah Bai Chuan. Wajahnya penuh dengan kedengkian, matanya merah bagaikan serigala kelaparan, yang tidak memakan apapun selama berhari-hari.
Srek!
Tangan Zhao Lin menggapai dada Bai Chuan, siap untuk menggaruk dan merobek daging lawannya. Akan tetapi, dia tak menyangka sosok kecil itu mundur beberapa langkah tepat pada waktunya. Membuat dia meraih kerah baju Bai Chuan sebagai gantinya, merobek sepotong pakaian yang lebih besar.
Seketika, wajah Zhao Lin terlihat seperti telah menelan setumpuk kotoran, itu adalah pemandangan yang buruk untuk dilihat. Mata merahnya memberi kesan brutal seolah-olah ingin melemparkan dirinya pada anak kecil yang menggemaskan itu dan memakannya.
"Zhao Lin, sudah kubilang apakah kamu belum puas? Ini adalah tempat umum. Tak bisakah kamu menjaga citramu sendiri?"
"Apa kamu sedang mencoba memperlihatkan pada semua orang seberapa cabulnya dirimu? Merobek pakaian anak kecil. Lebih baik jangan katakan bahwa anak kecil ini berhasil menghindari serangan darimu dan membuat kamu merobek pakaiannya? Ada di jajaran apa kamu, dan ada di jajaran apa anak itu? Aku bertaruh kamu bisa membunuhnya sebelum dia bereaksi! Jadi kamu pasti melakukan ini dengan sengaja!"
Tak seorangpun yang percaya bahwa Bai Chuan bisa menghindari serangan Zhao Lin! Lagipula, perbedaan kekuatan antara mereka berdua sangat besar. Ketika menghadapi serangan Martial King tingkat rendah, anak kecil ini tak akan bisa bereaksi tepat pada waktunya.
Jadi, Zhao Lin pasti melakukan ini dengan sengaja! Pikir kerumunan bersamaan.
Mendengar ini, bahkan Zhao Lin tak bisa mengeluh. Dia sungguh tidak tahu bagaimana anak ini mampu mengatur waktu gerakannya dengan sangat sempurna hingga sampai saat Zhao Lin merobek pakaian anak itu!
Aku sudah bergerak secepat mungkin, pikir Zhao Lin. Berdasarkan tingkat kekuatan anak ini, seharusnya dia tidak mampu menghindari seranganku sama sekali.
"Dasar bocah, beraninya menjebakku. Baiklah, baiklah! Akan kupastikan kamu membayar ini!"
Zhao Lin tertawa dingin dan, menunjukkan cakarnya yang bagaikan elang, mengarahkan cakarnya langsung ke dada Bai Chuan yang terbuka dengan ganas.