Istri Liar Kaisar Jahat

Kedatangan Qianbei Ye (2)



Kedatangan Qianbei Ye (2)

2BUM!     

Telapak tangan dari kedua pria itu beradu dan kekuatan kuat terpancar dari tabrakan tersebut. Angin topan bangkit dan jubah merah muda pria itu menari bersama angin.     

Srek!     

Terdengar kain yang sobek. Gelombang kuat tersebut merobek jubah bunga persik merah muda Zuo Shangchen menjadi kain bunga persik merah muda rusak yang berkibar bersama angin. Dia tampak compang-camping dan kulit halusnya, yang lebih indah dari kulit wanita manapun, sekarang terpapar badai pasir.     

Darah segar perlahan-lahan menetes dari pergelangan Zuo Shangchen. Darahnya meninggalkan garis-garis merah yang begitu banyak yang saling bersilangan ketika menetes dari pergelangan ke telapak tangannya. Dan segera membentuk genangan darah di tanah.     

Huwek!     

Tetua dari Alam Abadi memuntahkan seteguk darah. Ekspresinya menjadi semakin buruk saat melotot pada Zuo Shangchen.     

Kemudian, yang lainnya memulai pergerakan.     

Udara yang suram dan gersang, bercampur dengan aroma darah yang kental, memenuhi atmosfer di gurun.     

Berbeda dengan Zuo Shangchen, dulu Yan sudah mencapai jajaran Martial Honor. Walaupun dia sekarang menurun ke jajaran Martial Emperor karena cederanya, dia masih bisa bertahan dan melawan dua Martial Honor karena dia pernah memiliki kekuatan tersebut.     

Namun, sekarang dia kalah jumlah saat mencoba melindungi Gu Ruoyun pada waktu sama. Dia segera jatuh dalam kesulitan dan juga bermandikan darah.     

"Xiao Yun'er."     

Zuo Shangchen menghalangi serangan lawan dengan pedang sebelum mundur ke arah Gu Ruoyun. Dia tersenyum kecut, "Tampaknya kita tak mungkin bisa melarikan diri kali ini."     

Tak mungkin bisa melarikan diri?     

Tidak!     

Aku tak akan mati di tempat seperti ini! Pikir Gu Ruoyun.     

Mata gadis muda itu dipenuhi tekad, "Aku masih mempunyai harapan yang belum aku penuhi jadi aku tidak boleh mati! Dan lagi, aku sudah berusaha keras berkultivasi untuk bisa menjadi seperti hari ini. Semua demi bertahan hidup di daratan utama dimana hanya yang kuat yang dihormati. Selama masih ada sedikit kesempatan untuk bertahan hidup, aku tak akan menyerah!"     

"Haha!"     

Bai Xiangtian, yang berada paling dekat dengan Gu Ruoyun, mendengar ini dan tertawa. Dia menjawab dengan tatapan dingin di matanya, "Gu Ruoyun, kamu tak mungkin bisa melarikan diri dari tempat ini. Bagaimana kalian bertiga bisa berharap menang melawan sepuluh Martial Honor? Baiklah, waktu bermain sudah berakhir. Sekarang aku akan langsung mengirimmu ke neraka! Namun, aku akan mengampuni nyawa para hewan roh milikmu karena mereka akan segera melayaniku!"     

Selama wanita ini musnah, aku akan punya cara untuk membuat para hewan roh itu menjadi pelayanku, pikir Bai Xiangtian dengan senang. Yang lebih penting adalah, para hewan roh itu tidak bodoh, mereka akan mengetahui pilihan yang paling bermanfaat.     

Gu Ruoyun menyeka darah dari sudut bibirnya saat senyum mengerikan muncul di wajah cantiknya, yang mulus.     

Dia berdiri tegak dengan rambut hitam yang berkibar bersama angin yang menderu. Sosoknya, yang memakai jubah hijau, bagaikan pohon bambu tenang yang berdiri tegak dan angkuh.     

Namun, pada saat ini, gadis muda itu tampak seperti Dewa Kematian. Darah yang mengalir tanpa henti di mata pisau pedangnya saat seluruh wajahnya dinodai dengan warna darah.     

"Kamu ingin mengirimku ke neraka?" Gu Ruoyun menyeringai, "Jangan khawatir, neraka tak bisa menahanku. Bahkan jika aku, Gu Ruoyun, dikirim ke neraka, cepat atau lambat aku akan merangkak keluar dari Gerbang Neraka untuk menyerang benteng Alam Abadi dan membunuh semua orang – tanpa ada yang tersisa!"     

"Hahaha!"     

Para tetua dari Alam Abadi tertawa terbahak-bahak seolah mereka baru saja mendengar lelucon yang benar-benar lucu.     

"Kamu pikir kamu memiliki kemampuan untuk memusnahkan Alam Abadi sendiri? Merangkak keluar dari neraka saja dulu dan kemudian kita akan bicara!"     

Pada saat itu, para Martial Honor tersebut mengarahkan aura memusnahkan bumi mereka, dengan dipenuhi haus darah, ke arah dua manusia dan satu hewan roh itu.     

Dan untuk para pelayan cantik Zuo Shangchen, mereka sudah kehilangan nyawa mereka saat melindungi Zuo Shangchen dan Gu Ruoyun pada serangan sebelumnya. Darah mereka meresap ke dalam tanah, membuat tanah menjadi berwarna merah tua.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.