Istri Kecilku Sudah Dewasa

Aku Akan Melindungimu



Aku Akan Melindungimu

1"Masih ingin lari? Hehe, cantik, aku tidak akan menghukummu hari ini. Bukankah aku hanya bermain-main selama ini?" Wajah tua Kasim Cheng menunjukkan senyum jahat. Setelah menghalangi tubuh mungil Su Muhuan, dia bergegas mendekat dan memeluk Su Muhuan.     

"Ahhhh!"     

Su Muhuan pucat karena ketakutan. Dia segera mendorong Kasim Cheng menjauh dengan segala cara. Tetapi, secara tidak sengaja dia malah menjatuhkan buntalan di tangannya ke tanah, dan dua botol berisi abu meluncur keluar dari buntalannya. Bahkan dalam keadaan bahaya seperti ini, dia masih sempat berjongkok untuk mengambil abu ayah dan kakaknya.     

Kasim Cheng mengambil kesempatan ini untuk mengulurkan telapak tangannya yang tua dan menarik kerah Su Muhuan. Dia menariknya dari tanah dan mencabik-cabik pakaiannya hingga membuat bahu Su Muhuan yang seputih salju segera terlihat.     

"Dasar gila!" Su Muhuan mendorong Kasim Cheng lagi, lalu membuat Kasim Cheng akhirnya mundur dan menabrak meja di belakangnya. Setelah itu, dia memanfaatkan kesempatan ini untuk segera mengambil dua botol di tanah dan berlari keluar.      

Namun Kasim Cheng menahan rasa sakitnya dan bergegas ke depan untuk memeluknya, lalu menariknya kembali. "Cantik, aku tidak akan pernah membiarkanmu melarikan diri hari ini!" Kemudian dia melemparkan tubuh kecil Su Muhuan ke atas meja dengan seluruh kekuatannya, dan bergegas menghampirinya.     

Su Muhuan tampak tengah menggigit bibirnya erat-erat. Lalu, ketika Kasim Cheng hendak menerkamnya, dia buru-buru mengambil gunting dari meja. Bilah tajam itu pun menembus dada Kasim Cheng, dan darahnya langsung menyembur dengan sangat mengerikan.     

Su Muhuan tidak bermaksud membunuh Kasim Cheng. Tapi saat dia mengambil gunting dan berbalik, Kasim Cheng melompat ke arahnya, dan kebetulan posisi dadanya tepat di ujung gunting. Bahkan dia tidak mengerahkan kekuatannya sama sekali. Tapi karena posisi Kasim Cheng, ujung gunting itu pun malah menusuk dadanya dengan tajam.     

Mata tua Kasim Cheng terbelalak. Di akhir hidupnya, dia menatap wajah halus dan cantik Su Muhuan. Namun dia tidak percaya... Bahwa dia akan mati di tangannya.     

'Buk!'      

Ketika Kasim Cheng jatuh ke tanah, pintu kamar terbuka.     

Xuanyuan Poxi menerobos masuk dan melihat gadis itu berdiri dengan gemetar di meja, sambil memegang gunting yang penuh darah merah di tangannya. Wajah kecilnya juga berlumuran noda darah, dan pakaiannya berantakan, serta kulitnya yang seputih salju terlihat.      

Matanya terbelalak dan berkaca-kaca, sepertinya dia ketakutan. Karena di depannya, seorang kasim tua baru saja jatuh.     

Tanpa banyak berpikir, Xuanyuan Poxi hampir bisa menebak mengapa hal ini terjadi, dan matanya tiba-tiba memerah. Lalu, pada saat gadis itu menjatuhkan guntingnya dan tubuhnya akan jatuh, dia segara menghampirinya dan bergegas menangkap tubuh lembut gadis itu yang gemetaran.     

"Aku, aku membunuh..."     

Suara lemah Su Muhuan bergetar. Melihat tubuh Kasim Cheng dan darah yang masih mengalir dari dadanya, dia terus mengingat adegan ketika ayah dan kakaknya jatuh dalam genangan darah. Rasa takut yang mendalam, seketika memenuhi tubuhnya.     

"Jangan takut, jangan takut. Aku di sini, aku di sini..." Xuanyuan Poxi dengan erat memegang kepala kecil Su Muhuan di lengannya. Dia mencegahnya melihat pemandangan menakutkan di sampingnya, dan dengan lembut menepuk punggung gadis itu yang hampir telanjang, untuk menenangkannya.     

"Yang Mulia, saya, saya membunuh seseorang. Hiks hiks..."     

Dibungkus dalam pelukan hangat, membuat air mata Su Muhuan pun jatuh tak terkendali. Tubuh kecilnya masih gemetar. Dia sangat takut, benar-benar takut.     

"Maaf, maaf... Jangan takut... Aku akan melindungimu."     

Penyesalan dan rasa bersalah yang mendalam mengalir di tubuh dan tulang Xuanyuan Poxi, dan itu terasa menyengat di setiap inci tubuhnya. Sebab, jika dirinya tidak melemparkan gadis itu ke tempat seperti ini. Entah bagaimana gadis itu bisa menghadapi hal seperti ini. Dia pun berpikir bahwa ini semua adalah salahnya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.