Memberi Hukuman kepada Keponakan (1)
Memberi Hukuman kepada Keponakan (1)
Dia pun kemudian menjawab Liuli Guoguo, "Bibi tidak tahu kalau pelayan tadi itu mengantarkan bibit bunga segar yang berasal dari istana bunga yang akan diberikan kepada Ratu sebagai hadiah. Dia tidak hati-hati saat berjalan, hingga akhirnya menabrakku. Tidak masalah jika hanya mengotori pakaianku. Seberapa mahal dan mulianya pakaian ini, aku juga tidak terlalu mempermasalahkannya. Jika kotor, masih bisa dicuci lalu dipakai, kan?"
"Tapi, tidak dengan bibit bunga dan juga tanah pasir yang diangkut ke sini dari tempat yang sangat jauh untuk dihadiahkan kepada nenek. Walaupun itu bukan benda yang langka di dunia, tapi itu bunga favorit yang paling suka ditanam oleh nenek Ratu. Dia telah menghancurkan keinginan nenek Ratu. Aku tidak tahan melihatnya, dan aku ingin memberinya pelajaran!"
Liuli Guoguo langsung mengerutkan kening saat mendengarnya, lalu dia berkata dengan tidak senang, "Kamu membencinya karena dia telah mengotori pakaianmu, jadi kamu mau melampiaskan kemarahanmu sendiri, iya melampiaskan kemarahanmu sendiri padanya! Jangan membawa nama ibu Ratu di sini. Kamu yang bertindak seperti ini, hanya akan mengotori nama baik dan reputasi dari ibu Ratu."
"Ibu Ratu tidak akan mungkin mencambuk orang sampai pingsan hanya karena pelayan istana merusak beberapa bibit bunga dan tanah pasir yang ada di pot bunga. Apa yang kamu lakukan itu memberi pelajaran? Pelajaran yang kamu berikan itu hampir saja merenggut nyawa orang!"
Wen Yixi langsung gemetaran saat dimarahi oleh Liuli Guoguo.
Xuanyuan Pofan sepenuhnya tercengang ketika melihat si kucing kecilnya yang memarahi Wen Yixi. Dia pun tersenyum dan melengkungkan bibirnya.
"Baik, baik apa yang dikatakan bibi…" Saat mencium aroma napas Xuanyuan Pofan, Wen Yixi langsung ketakutan dan rasanya ingin pingsan. Sebab, mana berani dia membantah pandangan dan ucapan istri yang paling disayangi paman keenamnya itu.
Apalagi, dia memang mengatasnamakan nama nenek Ratu untuk mencambuk pelayan istana rendahan itu karena Wen Yixi kesal, pelayan itu telah mengotori pakaiannya. Namun, dia tidak akan mengakui ini. Jadi dia memilih tidak banyak bicara dan langsung mengalah kepada bibinya itu. Bibinya ini bersikap seperti nenek-nenek, dia pasti hanya akan menegurnya sebentar setelah melihat dirinya bersikap menghormatinya dan patuh seperti ini.
"Jadi, apa kamu tahu kalau kamu salah?" tanya Liuli Guoguo sambil menaikkan alisnya.
Wen Yixi buru-buru mengangguk, "Iya! Aku Wen Yixi tahu kalau aku salah! Terima kasih bibi atas teguran dan nasihatnya. Aku tadi seharusnya tidak membesar-besarkan masalah yang ada, dan tidak seharusnya memukul serta mencambuk pelayan istana itu sekeras tadi." Apanya yang keras, aku tadi belum puas mencambuknya! batinnya.
Liuli Guoguo mengangguk bak orang tua. Dia mengelus dagunya yang putih lembut dan tak berjenggot itu, lalu berkata kepada Wen Yixi, "Em, bisa memperbaiki diri setelah tahu salah, itu adalah kebaikan terbaik."
Wen Yixi sangat senang. Cih, dasar bocah, kamu yang masih muda ini sepertinya seumuran dengan adik keempatku, tapi kamu mau berselisih denganku yang lebih tua? batinnya.
Wen Yixi mengira kalau semua ini akan selesai seperti ini. Lagi pula, hanya ditegur saja, jadi tidak akan merugi apapun. Lalu, detik berikutnya, gadis berbaju merah muda di depannya kemudian berkata lagi dengan suara yang tadinya manis dan renyah, kini berubah menjadi sangat tegas. "Tapi kalau salah, tetap harus dihukum!"
"Karena kamu sudah tahu dirimu salah, hukuman kecil untuk yang salah akan mampu membuatmu ingat terus akan hal ini. Aku akan memberimu pelajaran karena pelayan istana itu hanya menabrakmu, tapi kamu menghukumnya dengan mencambuknya. Bahkan mengatasnamakan ibu Ratu."
"Orang-orang istana yang seperti ini tentu saja akan merusak citra ibu Ratu yang berbudi luhur dan baik hati. Kamu bahkan mencambuk pelayan istana itu sampai pingsan. Masih muda, tapi tidak tahu yang namanya berbuat baik. Jika hari ini aku sebagai seniormu dalam keluarga tidak memberikan pelajaran kepadamu dengan baik, aku pasti akan kecewa sebagai senior dalam keluarga!"
Liuli Guoguo bicara panjang lebar, dia akhirnya menegurnya sesuai dengan kebenaran dan keadilan yang sangat masuk akal. Kemudian dia menoleh, lalu berkata kepada pengawal di belakangnya, "Pengawal kedua belas, cepat keluarkan batu besar dari ruang sihirmu."
"Laksanakan."
Pengawal kedua belas tahu kalau Nyonya kecilnya ini mau berbuat hal nakal dan iseng lagi. Jadi, dia pun bersikap sangat kooperatif dengan maju ke depan, lalu mengeluarkan batu dari ruang sihirnya.