Istri Kecilku Sudah Dewasa

Kakak Po Tidak Patuh Sama Sekali



Kakak Po Tidak Patuh Sama Sekali

1Liuli Guoguo menoleh dan melihat ke papan jendela yang tidak jauh darinya. Jendela itu dalam keadaan tertutup rapat, dan dia tidak bisa melihat salju malam yang berterbangan di luar sana. Tapi, Liuli Guoguo tiba-tiba memikirkan saat dia pergi ke perguruan tinggi.      

Sebab, Xuanyuan Pofan pasti akan berbuat seperti dulu. Selama dia punya waktu luang, malamnya dia pasti akan diam-diam pergi menemuinya di perguruan tinggi. Bahkan dia juga kooperatif sekali dengan datang secara diam-diam, agar orang lain tidak akan tahu identitas Liuli Guoguo yang sebenarnya.     

Saat memikirkan ini, Liuli Guoguo merasa kasihan sekali kepada anjing besar peliharaannya itu. Dia ingin mengelusnya dengan penuh kasih sayang. Entah mengapa dia sangat sangat sangat ingin mengelus anjing besar peliharaannya itu.      

Apalagi waktu itu musim panas, angin sejuk bertiup sepoi-sepoi di malam hari. Tapi sekarang telah tiba di musim di mana salju besar akan sering turun di malam hari. Di luar sangat dingin, dan malamnya pasti akan lebih dingin.      

Jika Xuanyuan Pofan masih saja seperti dulu, tiba-tiba diam-diam pergi ke asrama Taohua untuk menemaninya, dia tentu akan menderita.      

Saat memikirkan ini, alis indah Liuli Guoguo agak mengkerut, dan hatinya sangat tidak tega. Setelah memikirkan sejenak, dia pun membungkus chinchilla berbulu hitam yang kecil dan menggemaskan di dekapannya, lalu menaruhnya ke samping para chinchilla lainnya yang ada di atas selimut.      

Dia membuka selimutnya dengan perlahan, lalu turun dari ranjang. Setelah itu mengenakan sepatu botnya, dan kemudian kembali menyelimuti para chinchilla kecilnya dengan selimut.     

Karena khawatir akan membangunkan Mo Li yang berjaga di belakang partisi dinding angin, Liuli Guoguo pun mengenakan satu persatu bajunya dengan pelan, lalu mengambil mantel hangat di rak dan mengenakannya. Kemudian mengambil lentera bintang di atas meja, dan akhirnya keluar dari kamar.     

Liuli Guoguo keluar dari halaman Liuli Guoguo dengan memegang payung dan pergi menuju paviliun Chiming. Jejak langkah kakinya tercetak di tanah bersalju tebal dan menimbulkan bunyi.     

Angin dingin yang berhembus diiringi butiran salju sama sekali tidak menghentikan langkah gadis itu untuk bergerak maju. Cahaya biru dari lentera bintang menyinari tanah bersalju dan memancarkan cahaya terang.      

Hanya saja, ketika baru berjalan sebentar, tiba-tiba terdengar suara derit lain yang tak jauh darinya, seperti langkah kaki di atas salju yang tebal. Namun dalam sekejap, Liuli Guoguo melihat sepatu bot berpola tengkorak dengan mata anggurnya yang besar dan jernih.      

Dengan hanya melihat sepasang sepatu bot itu, mata Liuli Guoguo langsung bersinar bak galaksi yang cerah. Dia lalu mengangkat ujung payung yang menutupi separuh pandangannya untuk dapat melihat jubah hitam dan bagian dari mantel orang itu.     

Dia mengangkatnya lebih tinggi lagi, lalu melihat dada yang kokoh dari seorang pria, tapi masih dapat melihat wajah tampan itu. Payung di tangan Liuli Guoguo terjatuh, karena dia hendak melompat masuk ke dalam dekapan pria itu.      

Lalu, ketika baru saja payung di tangannya itu terjatuh dari tangannya. Sebuah pelukan yang familiar, sangat sangat sangat familiar baginya langsung membungkus tubuh kecilnya.     

Sosok panjang pria itu memeluknya erat-erat ke dalam dekapannya, membuat posisi kepala kecilnya agar bisa menerima kecupan dari bibir hangat dan lembut pria itu.     

"Kakak Po." Hidung Liuli Guoguo sudah terasa masam. Mata anggurnya yang besar mulai berkabut.     

Pria itu bahkan tidak menggunakan payung, rambut panjangnya yang mencapai betis telah dipenuhi dengan salju putih. Entah apa karena sedang memeluk gadis itu, tapi suhu di seluruh tubuhnya terasa semakin panas dan membuat salju putih di kepalanya mencair begitu saja.     

Namun, beberapa saat kemudian, butiran salju kembali berjatuhan di kepalanya.     

Sosok berbaju merah dan sosok berjubah hitam saling berpelukan di tanah bersalju yang sangat putih. Lentera bintang sudah terjatuh dari tangan gadis itu dan mengguncang salju dengan cahaya birunya. Jadi, cahaya itu agak menerangi dua manusia di sampingnya.     

Payung kecil merah muda dengan corak bunga sakura berbaring tidak jauh dari lentera bintang itu. Angin dingin berhembus dan membuat payung merah muda itu bergerak sedikit. Namun, untungnya pegangan kayu dari payung itu memaksa diri untuk bertahan di sana.     

"Gadis bodoh, malam-malam begini kenapa kamu keluar?!" Pria itu lagi-lagi mengubah kalimat tanya menjadi kalimat pernyataan. Dia memeluk gadis kecilnya dengan sangat erat karena khawatir kalau gadis kecilnya kedinginan, dan dia juga sekalian menikmati suhu tubuh gadis itu.     

Liuli Guoguo menyeka air matanya, memanyunkan bibirnya dan berkata, "Kakak Po, kamu sendiri juga bukannya begitu. Malam-malam begini jalan-jalan ke sini, tidak patuh sama sekali."     

Begitu gadis itu melontarkan ucapannya, pria itu pun langsung mencubit dagunya, lalu bibir tipisnya yang hangat mengecup bibir kecil gadis itu. Segera setelahnya, suhu tubuhnya tidak merasakan dingin sama sekali, bahkan malah terasa hangat dan nyaman karena pelukan dari pria itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.