Istri Kecilku Sudah Dewasa

Kamar Bundar Harus Bagaimana Bundarnya (3)



Kamar Bundar Harus Bagaimana Bundarnya (3)

3Xie Shuizhi menyeka tetesan keringat dari keningnya, dia pun kembali tenang. Lalu dia sekalian mengikuti keinginan Liuli Guoguo dengan duduk di kursi yang dipindahkan oleh Liuli Guoguo.      

Kemudian, Xie Shuizhi pun menundukkan kepala, lalu bertanya kepada Liuli Guoguo, "Nyonya kecil, ini sudah malam, ada apa Nyonya kecil memanggil hamba ke sini di jam segini?"     

Liuli Guoguo menggaruk selimutnya, menaikkan alisnya, melambaikan tangan dan berkata kepada Xie Shuizhi, "Xie Shuizhi, em… Du… Duduklah lebih dekat lagi."     

Xie Shuizhi mengangkat kepalanya dan melihat Nyonya kecilnya yang begitu misterius. Alis tuanya tanpa sadar naik, kemudian dia buru-buru mengiyakan, lalu berdiri dan memindahkan kursinya lebih dekat.     

Setelah Xie Shuizhi sudah lebih dekat dengannya, Liuli Guoguo pun mengulurkan tangannya yang seputih salju itu keluar dari selimut, lalu menarik lengan baju Xie Shuizhi. Rona merah melayang di wajah kecilnya, lalu dia berkata dengan suaranya yang sangat manis, "Xie Shuizhi, apa artinya kamar bundar?"     

"Xie Shuizhi, kamar bundar harus bagaimana bundarnya?"     

"Xie Shuizhi, seks apa artinya?"     

"Xie Shuizhi, setelah menikah dan masuk kamar, apa baru bisa disebut rumah bundar?"     

"Malam pertama itu apakah artinya malam pertama yang itu, atau punya arti lain?"     

Xie Shuizhi benar-benar tercengang mendengar semua pertanyaan ini.     

***     

Setengah jam kemudian, pengawal kedua belas baru saja kembali ke paviliun Chiming. Saat melihatnya, pengawal ketiga tidak bisa menahan diri untuk bertanya kepadanya, "Pengawal kedua belas, kenapa kamu pergi lama sekali?"     

Pengawal kedua belas menggaruk kepalanya. "Sudah jangan tanya, tidak kuat untuk melihat kembali apa yang sudah terjadi." Sebab, tidak akan mungkin memberitahu pengawal ketiga tentang apa yang telah dialaminya di halaman Liuli Guoguo tadi.     

Pengawal ketiga diam dan hendak bertanya lagi, tapi tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka dari pintu kamar di belakangnya. Xie Shuizhi, wakil kepala pelayan kediaman Raja Huayou berjalan keluar dari kamar dengan wajah yang agak memerah.     

Setelah Xie Shuizhi keluar tidak lama, Nyonya kecil mereka yang mengenakan jaket hangat berwarna merah muda pun ikut berjalan keluar dengan wajah yang sangat memerah.     

Sebelum Xie Shuizhi pergi, dia tidak lupa menasehati Liuli Guoguo, "Nyonya kecil, hamba kembali dulu. Di luar dingin, Nyonya kecil lebih baik segera masuk ke kamar."     

Liuli Guoguo dengan wajah kecilnya yang sangat merah hanya mengangguk kepada Xie Shuizhi. "Em, ini sudah malam sekali. Xie Shuizhi, cepat kembalilah ke tempatmu."     

"Iya, hamba pamit." Xie Shuizhi membungkukkan badan kepada Liuli Guoguo, lalu pergi dari paviliun Chiming.     

Karena takut Liuli Guoguo mengkhawatirkan Xuanyuan Pofan, sehingga nanti malah pergi ke paviliun An untuk mencari Xuanyuan Pofan. Jadi Pengawal ketiga maju dan berkata kepada Liuli Guoguo, "Nyonya kecil, kenapa anda keluar?"      

"Jendral Wu Yunlie masih membantu Tuan untuk memulihkan tenaga dalamnya, mungkin masih agak lama baru selesai. Jika Nyonya kecil tidak sabar menunggu, Nyonya kecil tidur saja dulu. Yang penting jangan sampai pergi menemui Tuan dulu."     

Di waktu yang bersamaan, ada kebingungan di dalam hatinya. Apa saja yang dibicarakan oleh Xie Shuizhi di dalam bersama Nyonya kecil? Kenapa wajah Nyonya kecil merah sekali? Bahkan sampai lebih merah daripada pantat monyet, batinnya.     

Liuli Guoguo menggelengkan kepalanya, masih dengan wajahnya yang merah sekali. "Tidak, aku ingin menunggu Kakak Po kembali, baru kemudian tidur. Aku… Aku tidak akan mengganggunya kok. Hanya saja..."     

"Hanya saja apa Nyonya kecil?" Kali ini pengawal kedua belas yang maju dan bertanya.     

Liuli Guoguo menggigit bibirnya, wajahnya merah sekali seperti hampir meneteskan darah. Tapi dia sudah bertekad bulat di dalam hatinya. Demi kakak Po-nya, dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk memahami banyak pengetahuan tentang hal itu.      

Setelah dilema sejenak, Liuli Guoguo pun akhirnya mengatakan apa yang dipikirkannya kepada dua pengawal itu. "Pengawal kedua belas, pengawal ketiga, apa kalian ingat…"      

"Em… Ingat hadiah sebuah kotak besar yang diberikan oleh yang mulia pangeran mahkota kepadaku dan Kakak Po saat aku dan Kakak Po baru saja pindah ke ibu kota?"      

"Saat itu aku dan Kakak Po tidak terlalu suka hadiah di kotak itu, jadi tidak terlalu mau membukanya lagi. Kakak Po tidak menyuruh kalian berdua untuk membuang hadiah kotak besar itu, kan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.