Istri Kecilku Sudah Dewasa

Raja Daratan Qiji (1)



Raja Daratan Qiji (1)

2Ketika Yan Wu melihat gadis kecil berbaju kuning cerah itu, dia teringat akan namanya yang lucu, dan akhirnya membuatnya tidak bisa menahan tawa, "Hahahaha! Pao Baobao? Bakpao kenyang?"     

Pao Baobao menyentuh ujung hidungnya dengan sedikit kesal, lalu bertanya, "Tabib dewi, umurku sepuluh tahun juga, tapi kenapa aku belum ..."     

Begitu berbicara, Yan Wu tahu apa yang ingin ditanyakan. Sebelum Pao Baobao menyelesaikan pertanyaannya, Yan Wu pun pun segera berkata dengan tidak sabar, "Untuk apa terburu-buru sih, si kecil bodoh itu dibesarkan dengan terlalu banyak gizi dan dijaga oleh Xuanyuan Pofan dengan sangat baik. Sehingga, dia datang bulan ketika masih berumur sepuluh tahun."     

"Kebanyakan wanita ketika berusia sekitar tiga belas atau empat belas tahun baru..." Belum selesai Yan Wu bicara, tiba-tiba dia merasakan obat penambah darah yang tersembunyi di dadanya mulai memanas. Bahkan terasa panas dan semakin panas, dia merasakan pil obat itu seolah-olah keluar dengan cepat dari dadanya.     

Boom!     

Detik berikutnya, pil sebesar telur ayam itu keluar dari dada Yan Wu. Seperti anak panah yang tajam dan terbang menuju ke atas kepala Pao Baobao. Setelah menghisap setetes darah hijau dari jempol yang digigit Pao Baobao, lagi-lagi terdengar suara ledakan besar.      

Cahaya keemasan melesat dan langsung menyinari seluruh kamar menjadi kuning keemasan. Lalu, pil itu terus membesar dan meledak-ledak hingga kursi mahoni yang diduduki Yan Wu. Serta kursi mahoni di sebelahnya, kemudian meja mahoni di depannya, dan lemari kayu pir di kamar itu. Semuanya hancur oleh cahaya keemasan tersebut.     

Tempat tidur merah muda yang ada di bawah pantat Liuli Guoguo, tempat tidur Pao Baobao di kirinya, dan tempat tidur pengawal ketujuh di sebelah kanan. Semuanya terguncang sampai hancur.      

Liuli Guoguo seolah hendak jatuh ke tanah setelah dikejutkan oleh itu. Tapi, bayangan hitam yang secepat angin melintas dan menangkapnya tepat waktu.     

Yan Wu menatap Pao Baobao di tengah cahaya itu, pupilnya melebar dan membelalak. Darah di sekujur tubuhnya langsung membara ke jantungnya, dan semua darah dalam tubuhnya seolah mendidih. "La Ta?!" gumamnya. Dia langsung berlutut, "Hamba Yansi Wuyu memberi hormat kepada Sang Raja La Ta!"     

Setelah Yan Wu berlutut, pelayan berbaju ungu itu menggigil, dan buru-buru menjatuhkan dirinya. Dia berlutut, menundukkan kepalanya dan memberi hormat kepada Pao Baobao. Matanya yang lembut terlihat meneteskan air mata gembira. "Hamba Zi Rong memberi hormat kepada Sang Raja La Ta!" ucapnya.     

Setelah pelayan itu berlutut, dua air mata mengalir dari mata Yan Wu dan pelayan itu. Sepuluh tahun lamanya, sudah selama sepuluh tahun ini mereka telah tinggal di daratan Liufeng, dan akhirnya mereka berhasil menemukan raja tercinta mereka.      

Hati Yan Wu tiba-tiba diselimuti darah hijau yang mendidih karena begitu senangnya, tapi dia mulai menyalahkan dirinya sendiri di dalam hati. Ternyata La Ta selama ini ada di sekitarnya. Tapi, entah kenapa dia tidak menyadarinya lebih dulu. Benar saja, darah hijau memang eksklusif dan sangat spesial. Sehingga, dia tidak bisa menyadari dan merasakan itu begitu saja.     

Ketika teringat masa lalu, Yan Wu langsung merasa kalau dirinya ini sangat bersalah karena telah melakukan kesalahan besar. Namun, dia tidak bisa melarikan diri dari semua kesalahannya ini. Sebab, dulu dia sering menertawakan nama Rajanya ini selama di daratan Liufeng.      

Sedangkan Liuli Guoguo yang digendong di dalam pelukan Xuanyuan Pofan tampak tercengang karena bingung. Begitupun dengan Pao Baobao, dia juga terlihat bingung.     

Tepat saat Yan Wu dan pelayan berbaju ungu dipenuhi dengan air mata kegembiraan, dan Pao Baobao dan Liuli Guoguo tercengang bingung. Sebuah suara yang dalam dan berat tiba-tiba terdengar di telinga mereka, "Kalian segera keluar dari sini."     

Semua orang langsung tersadar dari pikiran mereka sendiri karena suara merdu, berat tapi begitu memikat itu. Yan Wu tersadar kembali, dan lautan dalam pikirannya terasa penuh dengan semangat baru. Dia buru-buru berdiri dan berkata kepada Pao Baobao, "Em! Xuanyuan Pofan, benar apa katamu. La Ta, ayo pergi dari sini bersama hamba. Ayo kita kembali ke daratan Qiji."     

Pao Baobao kembali tercengang, Apa apaan ini? batinnya.     

Pada saat itu, beberapa orang di kamar nomor enam mendengar suara langkah kaki yang begitu berat dan cepat di lantai kayu area kamar VIP. Sepertinya, langkah-langkah kaki itu berlari terburu-buru saat melaju ke arah tempat mereka.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.