Istri Kecilku Sudah Dewasa

Bukankah Itu Lin Cantik?



Bukankah Itu Lin Cantik?

2Xuanyuan Pofan menepuk keningnya sendiri dengan keras, dan menghela napas dalam hati. Kemampuan tidur istri kecilnya ini benar-benar tidak biasa, karena dengan pose seperti ini saja bahkan dia bisa tidur. Setelah pria itu kagum dengan istri kecilnya, lalu dia membaringkan Liuli Guoguo yang sedang tidur nyenyak di dalam dekapannya ke atas ranjangnya.     

Tepat setelah membaringkannya, Xuanyuan Pofan lalu menatap wajah kecil Liuli Guoguo yang manis dan lembut, yang sedang tidur nyenyak itu. Setelah itu dia melontarkan dua kata, "Dasar babi".      

Namun, begitu melontarkan kata-kata itu, gadis kecil yang baru saja dibaringkan di tempat tidur tersebut langsung mengerutkan keningnya. Dia lalu mengibaskan kaki kecilnya dan juga menendang selimut.     

Xuanyuan Pofan memandang keimutan Liuli Guoguo, dan dia benar-benar tak bisa berkata apa-apa. Rasanya, dia ingin menggendong lagi istri kecilnya yang ada di atas ranjang untuk kembali ke dalam pelukannya. Lalu, mengelusnya dan memeluknya dengan erat.      

Namun, melihat gadis kecilnya yang imut dan polos tersebut sedang tidur nyenyak. Membuat pria itu akhirnya berusaha menahan diri. Nanti saja ketika si babi tidur ini bangun, baru aku akan mengelus dan memeluknya lagi, batinnya.     

***     

Pertandingan babak penyisihan Fengyun Sirius tingkat besar cabang ahli penangkap jiwa. Serta cabang penyihir atau pengendali jiwa telah berakhir dengan meriahnya di depan sorak sorai semua rakyat. Beberapa hari lagi, babak penyisihan dan babak final sembilan cabang seni jurus akan dimulai.     

Liuli Guoguo sangat suka sekali keramaian. Setiap hari, dia selalu saja menarik Xuanyuan Pofan untuk ikut bersamanya menyaksikan berbagai pertandingan di ruangan VIP area penonton.      

Setiap kali melihat pertandingan, Liuli Guoguo selalu saja melambaikan dan bertepuk tangan dengan penuh semangat. Rasanya dia seperti ingin berlari ke para peserta untuk memberikan mereka permen yang lezat.      

Hanya saja, begitu Liuli Guoguo mengungkapkan idenya ini, tiba-tiba dia menyadari kalau wajah tampan kakak Po di sampingnya langsung berubah muram dalam sekejap.     

Liuli Guoguo pun buru-buru kembali duduk di bangkunya, lalu memberikan tangan putih dan kecilnya kepada Xuanyuan Pofan. "Kakak Po, ini mainkan saja tanganku. Aku, aku tidak akan pergi memberi permen lezatku ke peserta lain! Seberapa hebat mereka, tetap saja kamu yang paling hebat!" ucapnya.     

Setelah mendengar ucapan Liuli Guoguo ini, ekspresi di wajah tampan Xuanyuan Pofan pun langsung membaik. Jika diperhatikan lebih cermat, tampak lengkungan senyuman di bibirnya itu. Kemudian dia lanjut memainkan tangan kecil istri kecilnya.      

Lalu, saat belum lama memainkan tangan itu, tiba-tiba tangan putih dan kecil itu lagi-lagi ditarik, dan Liuli Guoguo bertepuk tangan sambil berteriak dengan penuh antusiasnya.      

"Kakak Po, peserta itu hebat sekali! Kemampuannya dalam simbol mantra luar biasa. Bisa-bisanya dengan cepat dia membuat roh jiwa sampai muntah darah. Apalagi, aku sepertinya kenal peserta itu. Dia kelihatannya adalah teman sekelasku di kelas Jianjia, namanya Li Jinyang," seru Liuli Guoguo.     

Alis indah Xuanyuan Pofan naik, dia mengerutkan kening dan langsung memandang ke dalam arena kandang besi besar yang tak berpelindung apapun di bawah sana. Setelah itu dia memang melihat pemuda berbaju biru yang dilihat oleh istri kecilnya.      

Setelah melihat sebentar, Xuanyuan Pofan pun kembali tidak peduli. Ketika dia memandang sebentar tadi, dia menyadari kalau pemuda lainnya di sana adalah pemuda berbaju kuning, dan dia adalah Xuanyuan Poyu adik kedua belasnya.     

Kelihatannya, dalam situasi pertandingan ini, pemuda yang dipuji oleh Liuli Guoguo itu memang bisa masuk sepuluh besar. Tapi, jika melihat dari skornya ketika nanti babak final, urutannya pasti berada di bawah adik kedua belasnya itu. Bahkan, pemuda itu saja tidak bisa mengalahkan adik kedua belasnya. Jadi, pemuda itu ya biasa saja, dan hanya seperti itu saja menurutnya.     

Setelah berpikir seperti ini, Xuanyuan Pofan lalu mengangkat gelasnya dan menikmati tehnya. Liuli Guoguo yang ada di sampingnya masih terus menggoyang-goyangkan pagar kayu di ruang VIP itu dengan antusias saat menyaksikan pertandingan dengan senangnya.     

Setelah babak penyisihan pertandingan cabang simbol mantra tingkat tiga selesai, Liuli Guoguo hendak duduk lagi di bangku mahoninya untuk menyaksikan pertandingan selanjutnya. Tapi, belum sempat duduk, dia melihat seorang gadis kecil yang terlihat sangat tidak asing baginya.      

Gadis itu memegang botol air labu di tangannya, lalu menyerahkannya kepada Li Jinyang. Liuli Guoguo terus memperhatikan mereka, Eh? Bukannya itu Lin cantik? batinnya.     

"Xiao Bao, sini deh lihatlah. Bukankah itu Lin cantik, ya?" tanyanya kepada Pao Baobao yang duduk dengan baik sambil merawat dua chinchilla kecil dan menonton pertandingan itu. Setelah itu dia pun ikut berdiri di depan pagar ruangan tersebut.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.