aku cemburu pada Aisyah
aku cemburu pada Aisyah
"shiitt ... kenapa dia terus menerus memeluk Sinta, aku tidak menyukainya jika seperti ini!" gumam Daffin didalam hatinya.
dia pun berjalan dan mendekati keduanya, Daffin memegang tangan Sinta dan tersenyum lembut saat menatapnya.
Sinta terkejut dan berkata "sayang, kamu sudah datang! bagaimana dengan orang-orang itu? lalu kamu baik-baik saja kan?" ucap Sinta dengan panik, dia melepaskan pelukan Aisyah dan bangun mendekati Daffin saat ini.
dia menyentuh dan memeriksa seluruh tubuh Daffin dari ujung kepala hingga ujung kaki dan melihat jika Daffin baik-baik saja, hati Sinta merasa lega.
dia tersenyum dan berkata "sayang, syukurlah kamu baik-baik saja, aku tadi sangat mengkhawatirkan kamu," ucap Sinta sambil memegang tangan Daffin dengan erat.
Daffin tersenyum dan memeluk Sinta secara tiba-tiba.
Sinta merasa terkejut karena disana masih ada banyak orang, bahkan Aisyah Yang masih tiba-tiba menahan tawanya, dia memalingkan wajahnya dan berkata "Sinta, urus dulu suami kamu, sepertinya dia ingin mendapatkan perhatian dari kamu juga!" ucap Aisyah sambil menutup mulutnya, dia ingin tertawa namun masih harus menahannya, dia menangkap sinyal jika suami Sinta sedang mencari perhatian padanya.
Sinta tersipu malu, dia tidak terbiasa melakukan hal itu didepan orang lain, apalgi didepan Aisyah dan juga ibunya saat ini.
Daffin berbisik ditelinga Sinta "sayang, ayo pulang, kita lanjutkan yang tadi!" ucap Daffin, dia tersenyum nakal dan memberi kode yang hanya dia dan Sinta yang mengetahuinya.
"ehh ... tapi sayang aku masih khawatir jika Aisyah dan ibunya masih dalam kondisi bahaya, kalau mereka kembali nanti bagaimana?" ucap Sinta dengan khawatir.
"kamu tenang saja sayang, mereka akan baik-baik saja, semua penjahat sudah dibawa ke kantor polisi, tinggal suami kamu saja yang belum mendapat perhatian sejak tadi, kamu terus memberi perhatian pada Aisyah, jujur saja aku merasa sangat cemburu sayang, ayolah sayang tenangkan hati aku ini sekarang!" ucap Daffin, dia merengek ingin dimanja oleh Sinta.
Sinta tertawa, dia baru saja melihat sisi Daffin yang menggemaskan, sejak mereka saling jujur dengan perasaannya masing-masing Sinta semakin memahami sifat Daffin.
" hehehehe, sayang kamu pria dewasa dan bersikap seperti ini, sangat memalukan! nanti jika semua orang mengetahui sikap kamu seperti ini, apakah mereka akan merasa takut lagi sama kamu?" ucap Sinta sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan, dia tertawa tiada henti.
"aku tidak keberatan mereka mengetahui jika aku ketahuan bersikap seperti ini pada istriku, biarkan saja mereka tahu jika seorang Daffin Narendra hanya mencintai istrinya, Hehehehhe ... jadi tidak akan ada wanita manapun yang berani mendekati aku lagi, bukankah itu sebuah keuntungan besar untuk kamu sayang!" ucap Daffin, dia mencium pipi Sinta didepan semua orang.
Sinta yang tertawa tiba-tiba diam menegang, dia melihat ke sekelilingnya dan disana masih ada Aisyah, ibunya, dokter dan kedua pengawalnya.
"sayang, kamu tidak tahu malu!" ucap Sinta dengan suara kecil, wajahnya memerah dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Daffin tertawa keras, dia sangat menyukai jika Sinta sudah terlihat malu-malu seperti itu.
Aisyah dan ibunya hanya bisa tertawa melihat tingkah pasangan yang sedang bermesraan dan saat melihat wajah Sinta yang malu-malu Aisyah tidak bisa menahan tawanya lagi.
Dia tertawa dengan keras dan berkata "hahahahaha ... Sinta kenapa masih saja malu? itu suami kamu Sinta, kamu terlihat sangat lucu!" ucap Aisyah, dia merasa gemas melihat Sinta yang masih saja malu-malu padahal mereka sudah sah secara hukum dan keyakinan.
Aisyah jadi ingat kejadian didalam mobil itu, dia melihat Sinta yang terlihat sedikit agresif dan berbeda dengan Sinta saat ini.
Aisyah tertawa sendiri jika mengingat semua itu.
"Sinta, ini sudah larut, kamu lebih baik pulang bersama suami kamu dan terima kasih ya! karena sudah menolong kami," ucap ibunya Aisyah dia berusaha bangun dan berjalan mendekati Sinta dan Daffin yang berdiri tidak jauh darinya. Sinta masih didalam pelukan Daffin.
"Tante, jangan kesini, biarkan aku yang kesana ya!" ucap Sinta, dia keluar dari pelukan Daffin dan hendak menyusul ibunya Aisyah.
"tidak apa-apa Sinta, Tante baik-baik saja," ucap ibunya Aisyah, dia tersenyum dan memang terlihat baik-baik saja.
Daffin berjalan mendekati Sinta dan ibunya Aisyah dia pun tersenyum ramah dan berkata "Tante, saya akan menyuruh dokter untuk memberikan perawatan yang terbaik untuk penyakit Tante ini, mudah-mudahan Tante bisa cepat sembuh ya!"
ibunya Aisyah menatap Daffin sambil menitikkan air mata bahagia, dia tidak menyangka jika masih ada orang kaya yang sangat baik dan itu adalah suami dari teman putrinya yaitu Sinta.
"terima kasih ya nak, untuk semuanya, Tante bingung harus memberikan apa? Tante tidak memiliki apapun, nanti Tante akan menyuruh Aisyah untuk menabung dan mengganti semuanya nak," ucap ibunya Aisyah dia menitikkan air matanya dan memeluk Sinta.
"Sinta terima kasih ya, Tante minta maaf karena sudah menyusahkan kamu."
"tidak Tante, aku tidak merasa kesusahan sama sekali, Tante jangan berterima kasih kepadaku, karena ini semua atas bantuan mas Daffin, tidak ada dia aku pun tidak bisa melakukan apapun," ucap Sinta sambil menatap kearah Daffin sambil tersenyum.
Daffin membalas senyumannya dan menjawab "tidak perlu berterima kasih, kalian adalah orang terdekat Sinta dan terima kasih sudah menjadi orang terdekatnya selama ini, anggap saja ini ucapan terima kasih saya atas nama Sinta dan jangan memikirkan biaya ataupun penggantiannya, kalian tidak perlu melakukannya," ucap Daffin, dia berniat tulus karena dia juga ingin melihat Sinta bahagia saat melihat temannya juga baik-baik saja.
ibunya Aisyah melepaskan pelukannya dari Sinta dia berjalan mendekati Daffin dan memegang tangannya, dia tersenyum tapi air mata mengalir dari sudut matanya "terima kasih ya nak, kamu memang orang yang baik, Sinta beruntung bisa memiliki suami sebaik kamu, semoga keluarga kalian selalu dalam kebahagiaan dan keberkahan, selalu bersama hingga maut memisahkan kalian, nak Daffin sekali lagi saya ucapkan terima kasih," ucap ibunya Aisyah, air matanya mengalir deras dan dia pun melepaskan tangan Daffin.
Aisyah memegangnya dari belakang dan dia pun ikut bicara.
"terima kasih atas semuanya, aku berdoa semoga hubungan kalian selalu bahagia dan aku mohon jaga Sinta dengan baik, jangan membuat dia menangis ya! dia terlalu banyak menderita selama ini, aku berharap kamu bisa memberinya kebahagiaan dan tidak akan memberi penderitaan apapun padanya, aku percaya kalau Sinta pasti bahagia bersama kamu!" ucap Aisyah, dia tersenyum dan air mata kebahagiaan mengalir dari sudut matanya.
Sinta memeluk Aisyah dan dia pun ikut menangis, untuknya doa mereka sangatlah berarrti, karena dia dan Daffin baru saja memulai hubungan barunya, hubungan suami istri yang mendasari dengan perasaan cinta dan bukan pasangan diatas kontrak.
Daffin hanya tersenyum dan melihat ketiga wanita yang saling menumpahkan perasaannya masing-masing.
Daffin membalikkan tubuhnya dan memberi ruang untuk mereka bertiga untuk berbicara lebih lama lagi.
Daffin keluar dari rumah itu, dia berdiri diluar dan menatap keatas langit yang bertabur bintang, dia tersenyum bahagia dan bersyukur karena Tuhan sudah mentakdirkan dia dengan Sinta, wanita yang dia cintai saat ini.