pesta pertunangan (part 2)
pesta pertunangan (part 2)
setelah mencari keseluruh tempat dan dia pun akhirnya menemukan Bu Ratna.
Sinta tersenyum cerah karena dia juga sudah mulai merasa kelelahan.
"ibu!" teriak Sinta sambil melambaikan tangannya.
Bu Ratna melihat Sinta yang memanggilnya ,di merasa lega karena Sinta akhirnya datang.
Bu Ratna datang menghampiri Sinta yang berdiri disana.
"Sinta, akhirnya kamu datang juga, terima kasih ya Sinta!" ucap Bu Ratna sambil menggenggam tangan Sinta dengan erat.
Sinta tersenyum dan menjawab "sama-sama Bu, aku harus ganti pakaian atau?" tanya Sinta saat melihat dari jauh, Jeffery melewatinya.
Sinta menatap sebentar dan kembali bicara dengan Bu Ratna.
"Bu, jadi bagaimana?" tanya Sinta, dia melanjutkan ucapannya tadi.
"Sinta, kamu pasti sangat sedih ya! pak Jeff yang harusnya bersama kamu malah bertunangan dengan wanita lain, Sinta kamu harus sabar dan ikhlas mungkin pak Jeff bukan jodoh kamu," ucap Bu Ratna dengan tatapan sedihnya.
Sinta tersenyum dan menjawab "aku baik-baik saja Bu, aku sudah bisa melupakannya sekarang karena aku sudah memiliki penggantinya," ucap Sinta, dia tersenyum dan membayangkan wajah Daffin yang tersenyum lembut kepadanya, ucapan kata cinta terus terdengar ditelinganya.
"syukurlah Sinta, baiklah kamu ganti pakaian kamu dulu nanti bantu kami membawa minuman ke depan, untuk para tamu, sepertinya tamu-tamu sudah mulai berdatangan."
Sinta mengangguk dan menjawab "baik Bu, aku ganti baju dulu ya!" ucap Sinta dan dia pun masuk ke ruang ganti.
Bu Ratna memberikan seragam pelayan padanya dan untungnya itu cukup di Sinta walaupun sedikit terasa sesak.
Sinta melihat ke cermin dan banyak tanda cinta di lehernya.
"uuh ... kenapa ini banyak sekali! pasti ini yang tadi siang yang ditinggalkan Daffin. hhhmm ... kenapa dia selalu meninggalkan jejak seperti ini!" ucap Sinta sambil mengeluh, dia mengambil fondation dan mengoles dengan tebal disana, agar semua tanda cinta yang berwarna merah itu tertutupi.
setelah semua sudah tidak terlihat lagi, Sinta menaruhnya lalu pergi untuk keluar.
Sinta kembali melihat ke arah cermin memastikan jika tanda cinta itu benar-benar sudah tidak terlihat sama sekali.
"baiklah, sudah cukup sekarang, hhhmm ... aku harus meminta Daffin agar tidak terlalu meninggalkan tanda sebanyak ini, ini terlalu mengerikan!" keluh Sinta dan dia merasa sangat kesal pada Daffin yang jika sedang bercinta selalu lepas kendali seperti itu.
tapi Sinta ingin tertawa saat mengingat jika dia juga menikmatinya.
Sinta tertawa sendiri dan dia pun pergi keluar.
Saat Sinta keluar, dia disuruh untuk membawa minuman ke tempat acara, Sinta pun mengangguk dan dia pun masuk ke tempat acara sambil membawa minuman.
****
di dalam acara.
Jeffry dan Amanda beserta seluruh keluarganya berkumpul didepan panggung mini tempat kedua mempelai berada disana.
senyum Amanda merekah dengan penuh kebahagiaan dia bahagia bisa mendapatkan Jeffery yang memang sudah dia inginkan selama ini.
Amanda tersenyum aneh dan bergumam didalam hatinya "Jeff, malam ini aku harus mendapatkan kamu!" ucap Amanda dan pikiran liar mulai mengembara didalam pikirannya saat ini.
saat dia memikirkan itu, tiba-tiba Amanda melihat Sinta melewatinya dan bukan hanya Amanda tapi Jeffery juga melihatnya.
tanpa sadar, Jeffery pun berkata "Sinta! kenapa dia ada disini?"
suara keras Jeffery terdengar oleh Amanda dan Amanda sekarang tahu, jika OG cantik itu adalah wanita yang sering diceritakan Vivian padanya.
tatapan penuh iri dan marah menjadi satu.
Sinta sangat cantik dan tanpa harus merias diri uang berlebihan kecantikannya sudah terpancar dengan sendirinya.
Amanda mengepalkan tangannya dan dia harus menjaga Jeffery agar tidak memikirkan dia apapun yang terjadi.
Amanda merangkul lengan Jeffery dan berkata "Jeff, aku bahagia sekali akhirnya kita bisa bertunangan, lalu kapan kita akan menikah? aku sudah sangat tidak sabar ingin menikah dengan kamu?" ucap Amanda dengan manjanya.
semua tamu bertepuk tangan melihat kemesraan yang mereka tampilkan.
Jeffery tersenyum kaku dan tidak menjawab.
saat ini Sinta tidak jauh darinya dan itu terdengar jelas oleh telinganya.
mungkin jika itu dimasa lalu, Sinta pasti merasakan sakit hati dihatinya bahkan ingin menangis saat ini juga.
Tapi hari ini, dia tidak merasakan apapun, karena hatinya sudah memiliki Daffin dan hanya dia yang ada didalam pikirkannya saat ini.
Sinta mengambil ponselnya dan melihat jika pesannya masih ceklis satu.
Sinta menghela nafas pendek dan berkata "uuh, belum aktif juga! dia pasti sangat sibuk, hhmm ... mudah-mudahan dia tidak marah padaku," ucap Sinta dengan semua pikiran khawatirnya.
dia sudah berbuat salah, Sinta takut Daffin marah padanya.
Sinta tidak mau Daffin marah lagi padanya, dia hanya ingin bahagia bersama Daffin menikmati kebersamaannya dengan cinta dan juga damai, tidak ada masalah apapun lagi, karena untuknya, Daffin sudah sangat baik untuknya dan hatinya, sudah sangat menerima Daffin sebagai bagian dari hatinya, cintanya untuk Daffin sudah sepenuhnya, Sinta berharap jika Daffin tidak akan meninggalkannya sama seperti Jeffery yang meninggalkannya saat itu.
Sinta percaya jika Daffin adalah pria yang bertanggung jawab dan juga tegas, tidak plin plan dan percaya jika Daffin juga mencintainya bukan hanya dimulutnya saja. Setelah berpikir sejenak, Sinta pun tersenyum sendiri dan dia pun memandang sekali lagi ponselnya.
masih ceklis satu jadi Sinta hanya bisa menunggu saja.
Sinta menaruh ponselnya kembali ke dalam saku dan kembali bekerja.
nyonya Vivian baru saja datang dan melihat Sinta yang sibuk dengan pekerjaannya.
dia tersenyum samar dan berkata "kamu pasti akan menangis Sinta, karena Jeffery sebentar lagi akan resmi bertunangan dengan Amanda dan kamu tidak akan menjadi lalat pengganggu lagi didalam keluargaku dan juga dalam kehidupan Jeffery!" ucap nyonya Vivian, dia pun mendekati Amanda dan mereka pun mengobrol gembira.
rangkaian acara pun sudah dimulai dan tamu semakin banyak berdatangan.
lagu-lagu romantis diputar menambah suasana didalam acara itu semakin terasa romantis dan penuh cinta tapi tidak didalam hati Jeffery.
dia gelisah, dia takut Sinta benar-benar akan meninggalkannya dan Sinta lebih memilih pria yang bernama Daffin daripada dirinya.
mengepalkan tangannya, saat Jeffery mengingat tentang suara Daffin yang sombong dan mengatakan jika dia adalah kekasihnya Sinta dan Sinta adalah miliknya.
Jeffery tidak menerimanya sama sekali.
untuknya Sinta adalah miliknya dan selamanya adalah miliknya.
jeffery terlihat tegang, walaupun dia tersenyum saat menerima tamu dan menyambutnya dengan senyuman tapi jauh didalam hati Jeffery, dia merasa sangat kesal.
dia ingin pergi dari tempat ini dan membawa Sinta pergi jauh dari tempat ini.
auto note :
terima kasih untuk semua readers yang masih mengikuti story' ini sampai saat ini.
mohon maaf kalau auto banyak salah ya! hehehhehe ...
kalau auto Hiatus berarti auto ada halangan ya!
salam cinta dari auto untuk readers yang ada disini.
(kiss untuk kalian semua, hehehehe)