My Husband from My First Love

aku takut kamu meninggalkan aku ( adult).



aku takut kamu meninggalkan aku ( adult).

3malam semakin larut dan Sinta pun pamit untuk pulang, apalagi Sinta melihat Daffin yang terlihat sudah sangat kelelahan dan dia terus menguap tiada henti.     

"Tante, Aisyah aku pulang dulu ya! sampai ketemu nanti hari Senin ya!" ucap Sinta, dia tersenyum dengan ramah.     

"iya sin, sekali lagi aku ucapkan terima kasih, hati-hati dijalan ya!" ucap Aisyah dan ibunya Aisyah pun ikut menyahut "Sinta, kamu harus jaga suami kamu, suami kamu sangat tampan pasti banyak wanita yang menginginkannya, Tante berharap hubungan kamu akan selalu harmonis dan dia pasti jauh lebih baik dari si Jeffery itu." ucap ibunya Aisyah dia memeluk Sinta dan menepuk lembut bahunya setelah itu dia pun melepaskannya.     

"terima kasih Tante, dia memang disukai banyak wanita, aku percaya dia pria yang sangat baik dan dengan Jeffery? dia tidak sama seperti dia karena keluarganya sudah menerima aku Tan!" ucap Sinta, dia tersenyum dan dia yakin jika Daffin tidak akan pernah mengkhianatinya, walaupun kejadian dengan Laura, Sinta masih belum melupakannya.     

"baiklah Tante, aku pergi dulu ya! selamat tinggal semuanya," ucap Sinta, dia pun melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan rumah Aisyah.     

Daffin yang menunggu diluar pun langsung merasa senang saat melihat Sinta sudah keluar dari rumahnya Aisyah.     

Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, Daffin pun langsung merangkul pinggang Sinta dan membawanya masuk ke dalam pelukannya.     

Sinta terkejut dan dia merasa malu, karena masih ada beberapa orang disana yang melihat.     

"uuuhh, sayang masih banyak orang disini, aku ... aku ... merasa sangat malu," ucap Sinta sambil menunduk malu.     

Daffin tidak peduli dengan pandangan orang, yang dia inginkan saat ini memeluk Sinta dan membawa secepatnya pulang ke rumahnya.     

"sudahlah sayang, kita sudah menikah sangat wajar kita bermesraan seperti ini, ayo kita pulang sekarang!" aja Daffin sambil membawa Sinta masuk ke dalam mobilnya.     

Sinta tersenyum dan mengangguk setuju.     

setelah sampai, mereka pun masuk dan mobil pun melaju menuju rumah baru mereka, ruang yang Daffin siapkan untuk keluarganya dimasa depan bersama Sinta, rumah yang akan hangat dan dipenuhi oleh cinta, cintanya untuk Sinta dan cinta Sinta untuknya.     

mobil pun melaju menuju rumahnya dan tidak lama kemudian mereka pun sampai, saat sampai Sinta sudah tertidur dan Daffin tidak tega untuk membangunkannya.     

dia pun menggendong Sinta dan membawanya masuk ke dalam rumah, menaruhnya diatas tempat tidur dan menutupinya dengan selimut.     

Daffin menatap wajah Sinta yang sedang tidur dan mencium ringan bibirnya.     

Daffin tersenyum sendiri dan berkata " sayang, aku sangat mencintai kamu, kamu adalah wanita satu-satunya dalam hatiku dan tidak akan pernah ada yang bisa menggantikan kamu dihatiku walaupun itu Laura sekalipun, karena hanya kamu satu-satunya cintaku dan juga istriku," ucap Daffin, dia mengelus rambut Sinta berkali-kali dan mengecup keningnya. setelah itu, Daffin pun berbaring disampingnya dan membawa Sinta untuk masuk ke dalam pelukannya, Sinta merasakan ada kehangatan dan aroma Daffin yang sangat familiar untuknya dan aroma itulah yang membawa ketenangan untuk Sinta, dia sudah terbiasa dengan kehadiran Daffin dan sudah biasa tidur didalam pelukan Daffin sehingga Sinta tidak terganggu sama sekali.     

Daffin dan Sinta pun tidur dan melewati malam ini dengan banyak hal namun berharap hari esok akan menjadi jauh lebih baik dengan cinta dan kebahagiaan yang sudah menunggunya dimasa depannya nanti.     

****     

keesokan harinya.     

Sinta bangun dari tidurnya dan menyentuh ke sampingnya dan saat dia meraba-raba ternyata disampingnya sudah kosong.     

Sinta menggosik matanya dan merubah posisinya menjadi duduk.     

matanya mencari Daffin yang tiba-tiba hari ini dia tidak ada disampingnya. biasanya setiap dia bangun, Daffin masih tidur dan memeluknya dengan erat.     

"uuhhmm ... kemana dia ya? kok Daffin tidak kelihatan sama sekali?"     

Sinta menguap dan melihat kearah jam dinding.     

dia berteriak dan terkejut "ahhh, sudah pukul sembilan, kenapa Daffin tidak membangunkan aku!" ucap Sinta, dia langsung panik dan segera masuk ke dalam kamar mandi, Sinta langsung membuka pakaiannya dan segera pergi untuk mandi.     

namun, saat dia sedang dan mandi, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang membuka, Sinta terkejut dan saat melihat itu adalah Daffin, dia masuk tanpa mengetuk pintu.     

singa terkejut dan tanpa sengaja dia berteriak "ahhhh .... siapa kamu?" teriak Sinta sambil menutup bagian terlarang miliknya.     

Daffin tersenyum dan menjawab "ini Aku sayang, jangan berteriak seperti itu," ucap Daffin dan dia melepaskan seluruh pakaiannya, dia mendekati Sinta yang sedang berada dibawah kucuran shower yang membasahi seluruh tubuhnya.     

Sinta merasakan detak jantungnya berdetak dengan cepat saat melihat Daffin yang tidak memakai apapun berjalan mendekati dirinya.     

Daffin menelan ludah berkali-kali saat melihat Sinta yang berada dibawah kucuran air shower yang membasahi seluruh tubuhnya, dia terlihat sangat seksi dan juga menggairahkan.     

api hasrat dari dalam diri Daffin pun mulai bangkit, dia ingin memakan Sinta saat ini dan tidak akan melepaskannya sebelum dirinya merasa puas.     

Sinta mundur beberapa langkah hingga tubuhnya menabrak tembok dan Daffin mulai menekan tubuhnya, dia melihat wajah Sinta dengan tatapan penuh hasrat.     

Sinta tahu apa yang akan terjadi setelah ini.     

dia mengulurkan tangannya dan mengaitkan kedua tangannya ke leher Daffin.     

Sinta tersenyum dan berkata "sayang, tadi kamu kemana? aku terkejut saat aku bangun kamu tidak ada?"     

"kamu mencari aku sayang?" tanya Daffin dan tangannya mulai menyentuh dan menyusuri setiap inci wajah Sinta.     

"hhmmz, iya. aku takut kamu tiba-tiba pergi dan meninggalkan aku lalu tidak kembali lagi. aku takut sayang, aku merasa takut kehilangan kamu," ucap Sinta dan dia pun menyandarkan kepalanya didada bidang milik Daffin.     

Daffin membalas pelukannya dan mencium puncak kepalanya dengan lembut.     

"mana mungkin aku meninggalkan kamu sayang, aku kan hanya mencintai kamu, berpisah dari kamu sama saja aku sedang bunuh diri aku sendiri," ucap Daffin di memeluk erat Sinta.     

"sayang, janji tidak akan meninggalkan aku ya! aku tidak ingin kamu pergi meninggalkan aku sama seperti Jeffery dahulu, bisakah kamu berjanji?" tanya Sinta, dia mencium leher Daffin dengan lembut.     

"uuh, sayanghhh, aku berjanji dan jika aku berbohong aku siap tidur dikamar tamu selama satu bulan!" ucap Daffin dengan suara mengerang, dia menikmati ciuman yang Sinta berikan dilehernya dan meninggalkan beberapa jejak tanda cinta disana.     

Sinta melepaskan bibirnya dan menatap Daffin kembali, untuk menatap wajah tampan Daffin yang terlihat sudah berubah, ekspresinya berubah seperti pria mesum yang sudah terbakar oleh hasratnya dan saat melihat tubuh bagian bawahnya, Sinta langsung terkejut karena itu sudah dalam ukuran maksimal.     

"sa ... sayang, itu kamu? dia terlihat mengerikan!" ucap Sinta sambil menyembunyikan wajahnya ke dada Daffin.     

Daffin tertawa dan berkata "dia ingin memakan kamu sayang, ayolah berikan dia ketenangan jika tidak aku bisa gila nanti di kantor!" ucap Daffin dia langsung menekan tubuh Sinta ke dinding dan mulai menciuminya.     

Daffin sangat agresif dan dia langsung menyerbu Sinta dengan banyak ciuman yang tiada henti.     

Sinta merasa tubuhnya melayang ke dunia cinta yang indah, tubuhnya menggeliat dan tanpa dia sadari dia mengeluarkan suara desahan yang awalnya kecil semakin lama suara itu semakin terdengar jelas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.