My Husband from My First Love

Aku juga menginginkanmu (adult)



Aku juga menginginkanmu (adult)

3Di dalam kamar.     

Daffin menaruh tubuh Sinta diatas tempat tidur.     

Bibir mereka tidak ingin melepaskan satu sama lainnya.     

Sinta mengulurkan tangannya dan meriah kemeja Daffin. Dia melepaskan dasi dan satu persatu kancing kemejanya dia lepaskan. Menikmati dunia cinta yang mereka miliki berdua.     

Daffin melepaskan bibirnya dan menatap Sinta yang ada dibawah tubuhnya saat ini.     

"Sayang, bisakah kamu berjanji padaku?" Tanya Daffin, dia kembali mencium bibir Sinta dan berpindah ke pipi dan juga lehernya.     

Tangan nakalnya mulai melepaskan pakaian Sinta secara perlahan.     

"Huuummm … apa sayang?" Tanya Sinta, tubuhnya menggeliat karena cumbuan Daffin yang membuat dirinya terasa melayang-layang.     

Daffin menghentikan cumbuannya dan melempar pakaian Sinta ke lantai dan kini hanya tubuh polos yang dia lihat saat ini.     

Daffin tersenyum dan berbisik di telinga Sinta.     

"Kamu jangan melirik pria lain selain aku, apapun yang terjadi hanya akulah pria satu-satunya yang kamu cintai. Bisakah kamu berjanji seperti itu sayang," ucap Daffin. Dia menggigit kecil telinga Sinta dan itu membuat Sinta merasa terkejut.     

"Ahhh … sayang, kamu nakal! Kenapa harus digigit?!" Teriak Sinta, dia mengusap telinganya.     

Daffin tertawa nakal dan sekarang dia memainkan dua gundukkan kenyal milik Sinta.     

"Uuhhmm … sayang, janganhhh … uuhhhmm," Sinta semakin merasa tidak bisa mengendalikan dirinya. Tubuhnya terasa panas karena sudah terbakar hasrat nya sendiri.     

Daffin tersenyum nakal dan kembali mencium leher Sinta, dia meninggalkan banyak tanda cinta disana. Daffin ingin memberitahu kepada semua orang jika Sinta adalah miliknya.     

"Ahhh ... Sayanghhh, hhhummmphhh …," ucap Sinta, suaranya terdengar serak bercampur dengan suara desahan manjanya. Membuat Daffin semakin tidak tahan lagi ingin memilikinya saat ini.     

"Sayanghh … kamu belum menjawab permintaan aku," ucap Daffin, dahinya susah dipenuhi oleh keringat dan suaranya terdengar sangat berat.     

Sinta menatap wajah Daffin dan dia mengulurkan kedua tangannya, dia meraih leher Daffin dan mengalungkan kedua tangannya disana.     

"Aku berjanji sayanghh … aku inihhh milik kamu, uuhhmmm … selamanya hanya milik kamu," ucap Sinta. Dia menarik kepala Daffin dan bibir mereka saling bertemu. Memulai kembali ciuman panas yang penuh dengan api hasrat dari keduanya.     

Keduanya memiliki hasrat cinta yang membara. Membuat percintaan keduanya semakin indah karena keduanya saling mencintai satu sama lainnya.     

Malam pun semakin larut dan bulan pun menjadi saksi untuk keduanya. Saksi dari penyatuan cinta yang begitu indah didalam kamar itu.     

Sinta merasakan indahnya cinta bersama Daffin dan begitu pula dengan Daffin, dia sangat mencintai Sinta dan berharap hubungan mereka akan selalu seperti ini dan tidak ada pihak lain yang akan mengganggu hubungan indahnya ini.     

Suara desahan dan erangan dari keduanya bergema didalam kamar itu.     

Hingga keduanya merasa sudah berada dalam puncak cintanya. Puncak percintaan yang paling indah dalam hubungan mereka berdua saat bercinta.     

Keduanya melakukan pelepasan terakhirnya secara bersamaan.     

"Ahhh … sayanghhhh, uuhhhmmm … aku cintahh kamuhhh," teriak Sinta dalam pelepasannya, seluruh tubuhnya bergetar disaat pelepasan itu datang.     

Begitu pula dengan Daffin, dia merasakan hal yang luar biasa indahnya. Dia melakukan pelepasannya dengan membalas ucapan Sinta kepadanya.     

"Ahhhh sayang, aku jugahhh mencintai kamu, sangat … ahhh ...," Teriak Daffin, seluruh tubuhnya bergetar dan dia langsung menghempaskan kepalanya di bahu Sinta.     

Daffin menutup matanya dan merasakan indahnya surga cinta bersama Sinta.     

Tiba-tiba ponsel Sinta pun berbunyi.     

Drrtt … drrttt ….     

Membuat keduanya langsung tersadar dari dunia fantasi cinta mereka.     

Daffin membuka matanya dan dia menatap kearah Sinta yang masih menutup matanya.     

Daffin mencium pipi Sinta dan bangun dari atas tubuhnya.     

Sinta perlahan membuka matanya karena merasakan jika Daffin telah bangun dari atas tubuhnya.     

Daffin mengambil ponsel Sinta dan melihat jika itu nomor yang tidak dikenal.     

Daffin menarik selimut dan menutupi tubuhnya dan juga Sinta.     

Daffin berbaring disamping Sinta dan Sinta menggeser tubuhnya untuk merubah posisinya agar nyaman menjadi memeluk Daffin seperti biasanya.     

"Sayang, ponsel kamu berisik sekali. Tapi nomornya aku tidak mengenal sama sekali. Coba kamu bicara dengannya," ucap Daffin dia menyerahkan ponselnya ke Sinta dan dia sibuk mengecup dahi Sinta secara terus menerus.     

Kadang dia mengecup hidungnya dan juga bibirnya.     

"Mana sayang coba aku lihat," ucap Sinta, dia mengulurkan tangannya tapi dia tidak mau melepaskan pelukannya sama sekali.     

Daffin menyerahkan ponsel Sinta yang terus menyala.     

Menekan tombol 'Ok'     

Sinta pun menjawab, "halo!"     

Dari seberang telepon, suara pria yang terdengar sangat gembira saat mendengar suara Sinta.     

"Sinta! Bagaimana keadaan kamu, kenapa hari ini kamu tidak masuk kerja?" Tanya pria itu dan ternyata itu adalah Jeffery.     

Sinta mengenal suara ini, walaupun dia sudah tidak memiliki perasaan apapun lagi, dia masih mengenal suaranya.     

"Aku ... Aku, aku sepertinya tidak akan kembali bekerja di perusahaan kamu Jeff!" Ucap Sinta, dia melirik kearah Daffin yang sedang mengecup keningnya dengan lembut.     

Mendengar nama Jeff.     

Daffin langsung menghentikan kecupannya. Daffin berbisik ditelinga Sinta.     

"Apakah itu Jeffery?" Tanya Daffin.     

Sinta menganggukkan kepalanya.     

"Katakan padanya, kalau kita sedang bersama dan kamu tidak suka ada orang lain yang mengganggu. Hhhmmm … bisakah kamu mengatakan itu padanya, sayang?!" Ucap Daffin, dia menatap wajah Sinta yang berada tepat dihadapannya saat ini.     

"Sinta, kenapa kamu ingin berhenti diperusahaan aku, bukankah kamu tahu kontrak kerja itu. Kamu tidak mungkin bisa membayarnya Sinta, apakah kamu ingin masuk penjara daripada dekat dengan aku lagi?!" Tanya Jeffery, suaranya terdengar lirih dan sedih. Dia merasa sedih karena ketidak berdayaannya. Karena hatinya tidak bisa berbohong. Hatinya hanya mencintai Sinta.     

"Jeff, aku mohon. Jangan ganggu aku lagi dan untuk masalah kontrak itu, aku …." Sinta menghentikan ucapannya karena ponselnya langsung diambil oleh Daffin.     

Dia menyalakan video call dan wajah Jeffery pun terlihat.     

Jeffery terkejut saat melihat wajah yang keluar bukanlah Sinta melainkan Daffin yang tidak memakai pakaian dan dilehernya ada tanda cinta dan juga diarea tulang selangkanya.     

Jeffery langsung terkejut dan dia pun berteriak.     

"Daffin, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu ada bersama Sinta?"     

Daffin tertawa dan dia mengarahkan ponselnya kearah Sinta dan yang sedang memeluk dirinya saat ini.     

Daffin langsung mencium bibir Sinta tepat didepan Jeffery saat ini. Sinta tidak menolaknya sama sekali. Dia menerima ciuman Daffin dan mereka saling melumat satu sama lainnya.     

Jeffery melihat tubuh Sinta yang sama-sama polos dan dia tahu apa yang dilakukan Sinta dan Daffin jika sudah terlihat seperti itu.     

Daffin menciumnya dengan agresif membuat Sinta merasa kewalahan membalas semua ciumannya yang terasa dominan untuknya.     

"Uuhhhmmm… sayanghh," ucap Sinta. Dia berusaha ingin bicara namun bibirnya dikunci dengan kuat oleh bibirnya Daffin.     

Daffin yang diliputi hawa cemburu karena Sinta berbicara dengan Jeffery langsung menindih tubuh Sinta lagi dan mereka berada dibawah selimut saat ini.     

Jeffery melihat semuanya dan dia merasa hatinya hancur.     

Didepan mata kepalanya sendiri, Sinta sudah dinodai oleh Daffin bahkan Sinta terlihat sangat menikmati dan tidak ada rasa takut ataupun canggung saat Daffin mulai menyerang tubuhnya.     

Sinta merasa malu jika Jeffery akan minat adegan selanjutnya.     

Dia langsung mematikkan ponselnya itu dan kembali melanjutkan percintaan panasnya bersama Daffin.     

Daffin jauh lebih agresif karena dia sedang terbakar oleh api cemburu.     

Membuat Sinta merasa tubuhnya sakit semua karena gaya Daffin kali ini sedikit menyakitkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.