THE BELOVED ONE

RENCANA DANISH



RENCANA DANISH

3"Baiklah, aku akan meminta Chello untuk datang ke sini. Aku juga ada perlu dengan Chello." ucap Danish seraya mengambil ponselnya untuk menghubungi Chello agar bisa datang.     

Setelah menghubungi Chello, Danish meminta pada Ayraa yang baru datang untuk segera menyiapkan makanan buat makan malam bersama.     

Dengan di bantu Cayla, Ayraa memasak beberapa menu makanan yang sehat.     

"Ayraa, menu makanannya kenapa banyak yang di rebus?" tanya Cayla sambil memotong sayur.     

"Ya... untuk Mas Danish, harus banyak sayur dan buah. Dan makanan tidak memakai minyak. Aku harus benar-benar menjaga makanannya Mas Danish mulai dari sekarang. Itu semua saran dari Chello." ucap Ayraa sambil merebus wortel dan kentang.     

"Sebaiknya begitu, semua juga demi Kak Danish." ucap Cayla sudah tahu semua yang di inginkan Chello selain melihat Ayraa bahagia dengan Danish.     

"Ya... semua demi Mas Danish. Oh...ya Cay, istri Chello kenapa tidak tinggal di sini ya? dan kata Mas Danish katanya sedang melanjutkan kuliah lagi. Apa kamu tahu hal itu?" tanya Ayraa penasaran.     

"Yang aku tahu seperti itu. Kenapa kamu tidak bertanya pada Chello saja? kamu akan tahu cerita yang sesungguhnya." sahut Cayla tidak bisa memberi informasi apa-apa karena sudah berjanji dengan Chello.     

"Bagaimana aku bisa bertanya pada Chello kalau Chello tidak pernah menjawab pertanyaanku dengan pasti." ucap Ayraa dengan nada kesal.     

"Mungkin Chello punya alasan kenapa menjawab seperti itu." ucap Cayla ingin sekali memberitahu Ayraa. Tapi benar apa kata Chello belum waktumu untuk menceritakan semuanya pada Ayraa karena bagaimanapun masih ada Mas Danish yang masih hidup. Dan Chello sangat menghormati Danish tidak ingin menyakiti hati Danish walau semua yang di lakukan Chello semua atas permintaan Danish.     

"Aku harap begitu." ucap Ayraa seraya menghela nafas panjang melanjutkan pekerjaannya.     

Di saat Ayraa dan Cayla sibuk memasak di dapur. Di ruang tengah Chello sudah datang dan berbincang serius dengan Danish dan Dewa.     

"Bagaimana Mas, apa semua sudah setuju dengan keputusan Mas Danish?" tanya Chello sambil menikmati segelas kopi milik Dewa.     

"Semua sudah setuju, baik Ayah dan Ayraa." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Syukurlah, aku akan memberitahu Ayah dan Dokter Evan untuk segera mengurus semuanya." ucap Chello sambil mengirim pesan pada Ayahnya dan Dokter Evan.     

"Chello, berapa lama perkiraan kita tinggal di sana?" tanya Danish dengan tatapan penuh.     

"Untuk operasinya tidak akan lama, proses pemulihan yang akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Dan itu tergantung pada daya tahan tubuh Mas Danish. Daya tahan tubuh Mas Danish lebih cepat stabil maka kita bisa cepat pulang." ucap Chello dengan serius.     

"Aku sempat membahas hal ini dengan Ayraa. Aku berniat tinggal di sana untuk sementara waktu. Kita bisa tinggal serumah Chell, kamu bisa membawa Cahaya. Aku akan membawa Bibi Ratih untuk menjaga anak-anak. Bagaimana menurut kalian?" tanya Danish pada Chello dan Dewa yang sedang mendengarkan dengan serius.     

"Tapi Mas, aku rasa aku tidak bisa Mas." ucap Chello yang pasti hatinya akan lebih menderita dan terluka jika serumah dengan Ayraa dan Danish. Bagaimana bisa dia melihat kemesraan Ayraa dan Danish setiap hari.     

"Chello, aku mohon. Aku tahu aku egois, tapi aku ingin kalian bisa lebih dekat." ucap Danish dengan suara pelan.     

Chello menatap wajah Danish kemudian Dewa. Bagaimana bisa Chello menolak keinginan Danish.     

"Baiklah Mas, aku setuju saja." ucap Chello akhirnya mengalah demi permintaan Danish.     

"Terima kasih Chell, kamu benar-benar saudaraku." ucap Danish sambil menepuk bahu Chello.     

"Dewa... untuk sementara, kamu tetap memegang penuh perusahaan selama aku dan Chello di Singapura. Kamu sanggup kan Dewa?" tanya Danish dengan tatapan penuh harap.     

"Mas Danish tenang saja, jangan kuatir dengan yang ada di sini. Mas Danish fokus dengan kesehatan Mas Danish saja dulu." ucap Dewa dengan sungguh-sungguh.     

"Ya...aku percaya padamu Dewa." ucap Danish dengan perasaan lega.     

"Baiklah, aku rasa apa yang aku inginkan sudah terpenuhi. Kita hanya menunggu kapan kita berangkat ke Singapura." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Kita hanya menunggu kabar dari Ayah dan Dokter Evan saja Mas." ucap Chello dengan tenang.     

"Ya...aku hanya menunggu kabar darimu saja Chell." ucap Danish seraya minum air putihnya.     

"Mas Danish." panggil Ayraa yang sudah datang bersama Cayla.     

Danish menoleh ke arah Ayraa dengan tersenyum.     

"Makan malam sudah siap Mas." ucap Ayraa melihat Danish kemudian beralih ke Chello dan Dewa.     

"Makanan sudah siap, ayo Chell, Dewa kita makan." ajak Danish seraya bangun dari duduknya berjalan pelan ke ruang makan.     

Segera Chello dan Dewa bangun dari duduknya mengikuti Danish yang pergi lebih dulu ke ruang makan.     

"Chello, kamu harus makan banyak. Aku lihat kamu sedikit kurus ya?" ucap Cayla duduk di samping Chello saudara kembarnya.     

"Bukan aku yang kurus, tapi kamu yang mulai gemuk." ucap Chello dengan sebuah senyuman.     

Ayraa sedikit terkejut melihat senyuman Chello yang dulu sering di lihatnya. Dan sejak Chello tinggal di basis Utara tidak ada lagi senyuman yang terlihat di wajah Chello.     

"Aku benar-benar mengatakannya Chello, kamu agak kurus sekarang." ucap Cayla dengan sungguh-sungguh.     

"Sudahlah jangan bahas di sini, sekarang kita makan saja." ucap Chello merasa tidak enak dengan Ayraa.     

"Mas Danish, ini makanannya. Mulai sekarang makanan Mas Danish sudah harus menu yang sehat sesuai anjuran Dokter." ucap Ayraa sambil memberikan sepiring sayuran dan ikan yang jauh dari minyak dan lemak.     

"Terima kasih Ayraa." ucap Danish tersenyum manis.     

"Ayo... Dewa, Chello makan yang banyak." ucap Danish sambil mengunyah makanannya.     

Ayraa menatap wajah Danish yang terlihat bahagia dan penuh semangat.     

"Chello, saat pulang nanti aku mampir ke rumah kamu. Aku mau menjemput Ayah, biar Ayah tidur rumahku sebelum kalian berangkat ke Singapura." ucap Cayla dengan manja.     

Chello menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan Cayla.     

"Lihat istrimu Dewa, masih saja manja." ucap Chello sambil mengacak rambut Cayla dengan penuh kasih banyak.     

Ayraa menghela nafas panjang, masih teringat dengan jelas di masa lalu sering kali Chello mengacak-acak rambutnya.     

Melihat keterpakuan Ayraa menatap Chello dan Cayla, Danish ikut membelai rambut Ayraa.     

"Bukan Cayla saja yang masih manja Chell, Ayraa terkadang juga manja padaku." ucap Danish dengan tersenyum.     

Wajah Ayraa memerah dengan ucapan Danish.     

"Istri kamu bagaimana Chell? apa Jessi tidak pernah manja padamu?" tanya Ayraa dengan tiba-tiba.     

Chello menelan salivanya, tidak tahu harus menjawab apa dengan pertanyaan Ayraa.     

"Chello, Ayah kirim pesan padamu. Coba kamu lihat ponselmu." ucap Cayla tiba-tiba mengalihkan pertanyaan Ayraa yang tidak bisa di jawab Chello.     

"Oh.. ya... sebentar aku lihat." ucap Chello merasa bersyukur dengan bantuan Cayla.     

Setelah makan malam selesai Chello, Cayla dan Dewa pamit pada Danish karena sudah di tunggu Ayahnya Raka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.