RENCANA PULANG
RENCANA PULANG
"Ayraa, apa kamu sudah memeriksakan kandungan kamu? aku rasa kamu sudah mau melahirkan bukan?" tanya Danish dengan duduk bersandar sambil melihat Ayraa yang sedang mengemas pakaiannya untuk bersiap-siap pulang.
"Aku sudah periksa Mas, tinggal tiga Minggu lagi perkiraan aku melahirkan." ucap Ayraa sambil memasukkan pakaian kotor Danish ke tas plastik besar.
"Sudah semakin dekat, aku sudah tidak sabar lagi ingin segera menggendong bayi perempuanku." ucap Danish dengan sebuah senyuman.
"Ya Mas, aku sudah tidak sabar lagi ingin segera melahirkan. Sudah terasa berat rasanya kemana-mana dengan perut besar." ucap Ayraa berdiri dari tempatnya dan meletakkan tas di atas meja.
"Jam berapa Chello menjemput kita?" tanya Danish sudah merasa bosan tinggal di rumah sakit.
"Jam sepuluh Mas, kenapa?" tanya Ayraa duduk di samping Danish sambil melepas kemeja Danish untuk segera di rawatnya.
"Masih tiga jam lagi, masih ada waktu untuk kita berdua memadu cinta." ucap Danish dengan senyum terkulum.
"Apa yang Mas bicarakan? apa Mas Danish ingin sesuatu?" tanya Ayraa menatap penuh wajah Danish.
"Aku menginginkan dirimu Ayraa, sudah jarang melakukannya bukan? aku tidak ingin batang milikku menjamur." ucap Danish sambil meraih pinggang Ayraa yang sudah melebar.
Mendengar suara Danish yang begitu menggoda dan tatapan Danish yang sayu membuat hasrat Ayraa bergelora.
"Aku juga menginginkanmu Mas." ucap Ayraa dengan suara parau.
"Apa pintu kamar sudah kamu kunci Ayraa?" Tanya Danish dengan tatapan sendu.
"Kebetulan sudah Mas." sahut Ayraa sambil mengambil pengaman Danish yang ada beberapa di dalam tasnya.
"Naiklah ke sini Ayraa." pinta Danish seraya menggenggam tangan Ayraa agar naik ke atas tempat tidur.
Tanpa membalas ucapan Danish, perlahan Ayraa naik ke atas tempat tidur duduk di samping Danish.
"Kita bisa melakukannya sekarang, lakukanlah Ayraa." ucap Danish memeluk pinggang Ayraa yang sudah membantunya memasang pengaman batang miliknya.
"Ya Mas, kita akan mengeluarkan hasrat kita bersama-sama Mas." ucap Ayraa seraya mendekatkan dirinya pada milik Danish yang sudah berdiri keras dengan terbalut pengaman.
Danish menganggukkan kepalanya dengan kedua matanya yang setengah terpejam. Sambil meraba dan meremas pelan milik Danish, Ayraa juga melepas pakaian dalam Danish juga pakaiannya sendiri. Setelah itu Ayraa mendekatkan wajahnya lebih dekat dengan Danish.
Dengan gerakan pelan tangan Danish meraba tengkuk leher Ayraa, dengan penuh perasaan Danish memberikan jejak di lehernya dengan menghisap dan menggigit lembut leher jenjang Ayraa hingga ada jejak tanda merah banyak di leher Ayraa.
Hasrat Ayraa yang sudah bergelora membuat Ayraa lebih aktif agar bisa secepatnya sama-sama keluar dan saling terpuaskan.
Perlahan Ayraa meremas dan memainkan batang milik Danish yang sudah sangat keras sekali.
"Ayraa? apa yang akan kamu lakukan sayang?" tanya Danish dengan suara yang parau, mata Danish meredup saat Ayraa semakin intens memutar-mutar batang miliknya.
"Ayraa... Aaaahhhh Ayraa aku sudah tidak tahan." desah Danish dengan gelora hasratnya yang sudah terpacu cepat.
"Kita lakukan sekarang ya Mas? apa Mas Danish mengingatkannya sekarang?" tanya Ayraa mengangkat wajahnya menatap lembut mata Danish yang setengah terpejam.
Danish menganggukan kepalanya seraya ikut memegang batang miliknya.
Kembali Ayraa memainkan ujung milik Danish dengan tangannya yang lebih aktif.
"Aaaaahhhh... Ayraa, aku sudah tidak tahan lagi Ayraa." desah Danish dengan suara tercekat.
"Kita mulai ya Mas." bisik Ayraa melepas tangannya kemudian naik ke atas tubuh Danish melebarkan kedua pahanya bertumpu pada kedua tangannya dan kedua lututnya agar tidak menindih punggung Danish yang terluka.
"Hisap dan gigit pelan kedua puting payudaraku Mas." ucap Ayraa mengarahkan payudaranya pada mulut Danish agar Danish mudah menghisap dan menggigitnya puting dan payudaranya.
Dengan geloranya yang sudah memuncak Danish mengulum, menghisap dan menggigit kedua payudara Ayraa secara bergantian.
"Aaahhhhh... Mas Danish, hisap sedikit keras, hisap dan gigit keras Mas...aaaahhhhh." desah Ayraa merasakan nikmatnya yang luar biasa, gigitan dan isapan Danish yang sangat kuat.
Ayraa meremas rambut Danish saat bibir Danish semakin intens mengulum dan menggigit putingnya dengan sangat kencang.
"Aaaaahhhhh!!! Mas Danishhh!!" panggil Ayraa dengan tubuhnya yang semakin kaku dan tegang ingin segera memasukkan lubang miliknya pada batang milik Danish yang sudah mengeras.
"Ayraa...aku sudah tak tahan lagi sayang." bisik Danish menatap sendu wajah Ayraa dengan miliknya yang sudah berdiri dan mengeras.
"Kita keluarkan sama-sama ya Mas." jawab Ayraa sambil bersiap-siap untuk memasukkan batang milik Danish yang sudah berdiri pada lubang miliknya.
Sambil mengulum lembut lidah Danish, Ayraa mengarahkan lubang miliknya pada batang milik Danish yang sudah menunggu untuk di masukkan ke dalam lubang miliknya.
"Aaaahkkkhhh!!!!" pekik Ayraa pelan saat Ayraa menenggelamkan lubang miliknya pada batang miliknya Danish yang sudah berdiri dengan kerasnya.
"Aaaahhhh Ayraa." parau suara Danish dengan matanya yang terpejam merasakan kenikmatan yang luar biasa saat batang miliknya berada dalam jepitan lubang miliknya Ayraa.
"Aaahhhhhh aku goyang pelan ya Mas." Bisik Ayraa seraya menggoyangkan pinggulnya pelan dengan naik turun seiring lubang miliknya yang naik turun dengan batang miliknya Danish yang berada dalam lubang miliknya.
Semakin intens namun pelan Ayraa melakukanya semakin nikmat yang di rasakan Danish hingga kedua mata Danish semakin sayu.
"Aaaahhhhh!! Ayraa...aku mencintaimu Ayraa." desah Danish dengan bibir terbuka.
Ayraa memagut dan mengulum lembut lidah Danish seirama dengan lubang miliknya naik turun bermain dengan milik Danish yang tetap berdiri keras menunggu Ayraa menghujamkan lubang miliknya lebih dalam lagi.
"Ayraa aku benar-benar sudah tidak kuat lagi Ayraa, tekan lebih dalam sayang... aaahhhhh." desah Danish dengan tubuh menegang.
"Aku juga Mas, sudah tidak tahan lagi....aaahhhhhh!! kita keluarkan sama-sama ya Mas." lirih suara Ayraa di telinga Danish.
Dengan kekuatan berlipat-lipat Ayraa menggoyangkan pinggulnya dengan lebih intens naik turun hingga berkali-kali terdengar lenguhan suara Danish yang benar-benar menikmati surga dunia yang diberikan Ayraa padanya, hingga detik-detik terakhir Ayraa menenggelamkan penuh lubang miliknya pada batang milik Danish.
"Aaaaahhhhhhhh!!! Mas Danish!!" teriak Ayraa menekan dalam-dalam lubang miliknya saat pada puncaknya.
"Aaaahhhhhhhh... Ayraa... aku mencintaimu Ayraa....Oouuhhh." lenguhan Danish terdengar begitu indah di telinga Ayraa.
Dalam kesunyian lenguhan Danish dan Ayraa terdengar bersamaan seiring lubang milik Ayraa dan batang milik Danish menyatu menjadi satu dengan posisi Ayraa tetap menungging dan kaki mengangkang di atas tubuh Danish.
Tubuh Ayraa lemas kemudian membaringkan tubuhnya di samping Danish dengan tangan Danish menggenggam tangan Ayraa.
"Terima kasih sayang, kamu lebih pintar dengan perut sebesar itu Ayraa." ucap Danish dengan tatapan nakal.