THE BELOVED ONE

PERMINTAAN MAAF



PERMINTAAN MAAF

3"Karena itulah Chello ingin organ vitalku sehat dari sekarang dengan memperbaikinya. Kamu mengerti apa yang kukatakan Ayraa?" tanya Danish seraya mengusap lembut wajah Ayraa.     

"Aku... melakukan itu karena tidak tega melihat Mas Danish yang tersiksa dengan semua aturan itu. Bagaimana aku bisa memaksakan hal itu kalau melihat Mas Danish selalu tersiksa dengan semua aturan itu?" ucap Ayraa dengan kedua matanya berkaca-kaca.     

"Ya Ayraa, aku tahu... sudah aku katakan, aku yang salah di sini. Selalu memintamu untuk menuruti semua keinginanku." ucap Danish seraya memeluk Ayraa dengan erat.     

Ayraa menangis sedih, menenggelamkan kepalanya dalam pelukan Danish.     

"Jangan menangis Ayraa, kamu tahu kan maksud Chello? Chello tidak bermaksud memarahi kamu. Chello hanya ingin menyelamatkan aku. Dengan memberitahumu, Chello Ingin kamu bisa menyelamatkan aku karena kamu istriku. Aku pasti tidak akan bisa menolakmu jika kamu memberi perintah padaku." ucap Danish seraya mengusap airmata yang masih menetes di pipi Ayraa.     

"Ya Mas, aku mengerti." ucap Ayraa masih tenggelam dalam kesedihannya. Ayraa merasa kalau Chello marah dan kecewa padanya karena tidak bisa menjaga Danish dengan baik.     

"Apa kamu mau minta maaf sama Chello?" tanya Danish menatap Ayraa dengan tatapan sayang.     

"Kenapa aku harus minta maaf sama Chello?" tanya Ayraa tak mengerti.     

"Karena kamu telah menyakiti hatinya Chello, Ayraa." ucap Danish memberi pengertian pada Ayraa.     

"Kamu tahu Ayraa, pengorbanan Chello sangat besar pada kita. Tidak banyak sahabat yang punya hati begitu baik seperti Chello." ucap Danish dengan suara pelan.     

"Aku...aku harus bilang apa sama Chello? aku tidak tahu harus memulai darimana untuk meminta maaf Mas." ucap Ayraa dengan merasa bersalah.     

"Katakan saja kita berterima kasih padanya. Chello adalah sahabat kamu, pasti Chello sangat mengerti kamu." ucap Danish merasa bahagia Ayraa mendengar kata-katanya.     

"Baiklah, nanti aku akan meminta maaf pada Chello." ucap Ayraa seraya semakin erat memeluk Danish merasa bersalah pada Danish karena telah mengabaikan kesehatan Danish.     

"Kenapa harus nanti Ayraa, kamu sudah menyakiti hati Chello. Apa kamu tahu bagaimana perasaan Chello sekarang?" ucap Danish menggenggam tangan Ayraa.     

Ayraa menghela nafas panjang. Entah kenapa sungguh berat hatinya untuk bicara dengan Chello secara pribadi. Ada rasa sakit dan pedih di hatinya setiap kali bicara dari hati ke hati dengan Chello.     

"Baiklah Mas, aku akan menghubungi Chello sekarang." ucap Ayraa seraya mengambil ponselnya untuk segera menghubungi Chello.     

"Terima kasih Ayraa, mulai sekarang kita akan lebih saling mendengarkan. Aku juga akan mematuhi semua yang di sarankan Chello." ucap Danish tersenyum bahagia.     

Ayraa tersenyum, kemudian menekan tombol panggilan pada Chello.     

Perasaan Ayraa sedikit tegang, keringat dingin sudah Ayraa rasakan karena menunggu panggilannya di terima Chello.     

Tidak terlalu lama, Chello menerima panggilannya.     

"Ayraa? ada apa? apa ada sesuatu yang terjadi pada Mas Danish?" tanya Chello yang sedang membaca buku milik Danish tentang perusahaan.     

"Tidak ada sesuatu yang terjadi pada Mas Danish. Mas Danish baik-baik saja." ucap Ayraa menelan salivanya tidak tahu harus memulai dari mana untuk meminta maaf pada Chello.     

"Lalu?" tanya Chello mengerutkan keningnya menunggu jawaban Ayraa.     

"Aku sudah memikirkan semua yang kamu katakan." ucap Ayraa dengan suara hampir tercekat di tenggorokannya.     

"Ucapanku yang mana?" tanya Chello tidak mengerti arah pembicaraan Ayraa.     

"Tentang cara menyelematkan Mas Danish, aku sudah memikirkannya. Apa yang kamu katakan benar, aku harus lebih perhatian dan harus pintar membujuk hati Mas Danish agar mau mematuhi semua saran Dokter." ucap Ayraa mengakui kesalahannya.     

"Oh... tentang itu. Syukurlah, kalau kamu mengerti maksudku. Semua ku lakukan demi kebaikan Mas Danish." ucap Chello merasa lega karena Ayraa sudah mengerti dengan niat baiknya.     

"Aku...aku minta maaf padamu." ucap Ayraa akhirnya melepas egonya untuk meminta maaf pada Chello.     

"Tidak Ayraa, kamu tidak perlu meminta maaf padaku. Aku tahu kamu sudah melakukan yang terbaik untuk Mas Danish. Kamu sangat mencintai Mas Danish, jadi tidak mungkin kalau kamu tidak ingin Mas Danish hidupnya lebih lama lagi bukan. Untuk itu, mulai sekarang kamu harus benar-benar menjaga kesehatan Mas Danish dengan penuh cinta agar Mas Danish tetap punya semangat dalam hidup." ucap Chello dengan tulus.     

"Ya...kamu benar, terima kasih Chell. Kalau aku boleh tahu, kenapa kamu begitu baik pada Mas Danish?" tanya Ayraa ingin tahu apa uang yang ada di dalam hati Chello.     

Sesaat tidak ada jawaban dari Chello, selain terdengar helaan nafas panjang Chello.     

"Chello, kamu masih mendengarkan aku bukan?" tanya Ayraa dengan hati berdebar-debar.     

"Karena, Mas Danish sudah memintaku untuk membantunya. Aku sebagai Dokter pribadi Mas Danish, bertanggung jawab penuh akan kesehatan Mas Danish." jawab Chello hanya menjawab garis besarnya saja.     

"Ya...aku mengerti, baiklah. Terima kasih untuk semuanya. Aku harap kamu bisa membantu Mas Danish semaksimal mungkin." ucap Ayraa seraya menahan nafas. Dalam hatinya ingin sekali Chello menjawab pertanyaannya dengan jawaban yang lainnya.     

"Tentu...aku pasti akan mengusahakan yang terbaik untuk Mas Danish." sahut Chello dengan tenang.     

"Em...ya sudah. Maaf aku sudah mengganggu istitahat kamu." ucap Ayraa kemudian menutup panggilannya.     

Danish tersenyum lega, tidak melihat ketegangan lagi dalam percakapan Ayraa dan Chello.     

"Bagaimana Ayraa, apa Chello sudah memaafkan kamu?" tanya Danish menatap penuh wajah Ayraa yang memerah.     

"Aku tidak tahu Mas, Chello hanya bilang tidak perlu meminta maaf." sahut Ayraa dengan jujur.     

"Itu tandanya, dari awal Chello tidak marah padamu. Hanya kamu yang marah pada Chello karena salah paham dengan ucapan Chello. Tidak memahaminya lebih dulu tapi langsung marah." ucap Danish seraya meraih punggung Ayraa dan memeluknya dengan erat.     

"Ya Mas... Mas Danish benar." ucap Ayraa membalas pelukan Danish dan menyandarkan kepalanya di dada Danish.     

"Sekarang kita bisa tidur dengan tenang tanpa ada perasaan yang mengganjal di hati." ucap Danish sambil mengusap bahu Ayraa berulang-ulang.     

"Hem...ya Mas." sahut Ayraa dengan memejamkan matanya berusaha untuk tidur walau dalam hatinya masih banyak pertanyaan tentang kehidupan Chello yang sangat samar baginya.     

***     

Chello masih menggenggam erat ponselnya. Berulangkali Chello menghela nafas panjang, seolah-olah ingin mengeluarkan semua beban dan rasa sakit yang menghimpitnya.     

"Semua yang aku lakukan hanya demi kamu Ayraa, aku ingin hidup kamu bahagia dengan keluarga kecil kamu. Aku tidak akan sanggup melihat kesedihan yang akan kamu alami jika Mas Danish meninggalkanmu. Karena itu, aku akan berusaha sekuat mungkin untuk membantu Mas Danish bisa sehat kembali. Karena, baik kamu dan Mas Danish harus sama-sama bahagia selamanya. Rasa sakitku tidak akan seberapa di banding melihatmu bahagia." ucap Chello sambil mengusap foto Ayraa yang ada di layar ponselnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.