KEPUTUSAN BESAR
KEPUTUSAN BESAR
Organ vital Danish sudah di pastikan tidak berfungsi dengan baik. Terutama pada jantung dan ginjal Danish. Raka dan Chello semakin di hadapkan pada dilema, karena untuk mengganti organ vital yang tidak berfungsi dengan organ yang baru sangat berpengaruh pada daya tahan tubuh Danish yang pasti akan menurun.
"Bagaimana Ayah, Dokter Evan? apa kita akan tetap mengganti organ Mas Danish dengan organ yang baru?" tanya Chello dengan serius.
"Kita harus membicarakan hal ini dengan Danish dan Ayraa. Kalau pengaruh dari operasi itu sangat besar dampaknya. Daya tahan tubuh Danish akan menurun untuk beberapa hari setelah operasi selesai dan itu yang akan menentukan kelangsungan hidup Danish bisa bertahan atau tidak." jelas Raka seraya menghela nafas panjang.
"Kenapa aku tidak berpikir hal ini sebelumnya, kabar ini pasti akan membuat Mas Danish kecewa dan putus asa kembali." ucap Chello dengan perasaan sedih.
"Ada jalan keluar untuk masalah ini, kita bisa membawa Danish ke Singapura. Di sana kesehatan Danish akan bisa di stabilkan setelah pasca operasi. Setelah kondisi Danish stabil kita bisa membawanya pulang." jelas Dokter Evan sambil menunjukkan beberapa rumah sakit yang sudah pernah menangani masakan yang sama.
"Benarkah Dokter Evan?" tanya Chello dengan penuh semangat.
"Apa yang di katakan Dokter Evan benar Chello. Kamu jangan cemas, kita akan melakukan yang terbaik untuk Danish." ucap Raka sambil menepuk bahu Chello agar tetap tenang.
"Syukurlah, sekarang juga aku akan pulang untuk memberitahu Mas Danish dan Ayraa." ucap Chello dengan hati yang sangat lega.
"Ayah, apa Ayah akan pulang bersamaku?" tanya Chello seraya bangun dari duduknya.
"Kamu pulanglah dulu, Ayah masih membahas masalah ini dengan Dokter Evan juga Dokter Chris teman Dokter Evan yang ada di Singapura." ucap Raka dengan wajah serius.
"Baiklah Ayah, kalau Ayah mau pulang hubungi aku saja. Aku akan menjemput Ayah." ucap Chello seraya menganggukkan kepalanya pada Dokter Evan.
Keluar dari rumah sakit, Chello segera masuk ke dalam mobil dan segera menjalankan mobilnya ke rumah Danish.
Dengan hati berdebar-debar, Chello mengetuk pintu rumah Danish. Tidak menunggu lama pintu terbuka, Ayraa berdiri di hadapannya.
"Mas Danish sudah menunggu di ruang tengah." ucap Ayraa menundukkan wajahnya karena masih malu dengan sikapnya yang telah menyakiti hati Chello.
"Ayraa." panggil Chello dengan suara berat.
"Ya Chell." sahut Ayraa mengangkat wajahnya menatap Chello yang terlihat sangat lelah.
"Sebaiknya kamu juga ikut dalam pembicaraanku dengan Mas Danish, karena apa yang akan aku bicarakan nanti membutuhkan persetujuan kamu juga." ucap Chello dengan serius.
Ayraa menganggukkan kepalanya kemudian berjalan ke ruang tengah di ikuti Chello yang berjalan di belakangnya.
"Mas Danish, Chello sudah datang." ucap Ayraa seraya duduk di samping Danish.
Danish tersenyum pada Chello yang tersenyum padanya.
"Duduklah Chell, bagaimana? apa kamu sudah mendapatkan hasil cek-up ku?" tanya Danish seraya menegakkan punggungnya.
"Ya Mas, aku sudah mendapatkannya." ucap Chello seraya memberikan amplop coklat pada Danish.
Danish menerima amplop coklat itu dengan tenang. Perasaannya sudah mengatakan kalau dirinya tidak baik-baik saja.
"Tolong bisa kamu jelaskan arti dari semua ini Chell." ucap Danish yang sudah melihat hasil cek-up nya.
Chello menghela nafas panjang, menatap penuh wajah Danish dan Ayraa secara bergantian.
"Hasil dari pemeriksaan cek-up Mas Danish secara keseluruhan organ vital Mas Danish tidak berfungsi dengan baik. Tapi kita akan berusaha mencari cara agar organ vital itu tidak semakin parah. Tapi untuk ginjal dan jantung Mas Danish harus mendapatkan pengganti organ yang baru." ucap Chello dengan serius.
"Kalau begitu lakukan saja Chell, aku siap." ucap Danish membalas tatapan Chello.
"Tapi Mas Danish, aku belum menjelaskan dampak setelah operasi tersebut." ucap Chello dengan tatapan cemas.
Seketika wajah Ayraa pucat menatap Chello dengan tatapan rumit.
"Dampaknya apa Chell, katakan sekarang." ucap Ayraa dengan suara bergetar.
"Setelah Mas Danish operasi dengan organ yang baru, organ itu tidak langsung berfungsi tapi menyesuaikan dengan tubuhnya Mas Danish. Dan di saat penyesuaian itu, daya tahan tubuh Mas Danish akan mengalami kemunduran atau bisa di katakan drop sampai organ itu berfungsi dengan baik. Di saat itulah Mas Danish harus bisa bertahan dan tidak boleh lemah." ucap Chello dengan suara pelan.
"Mas Danish, aku tidak bisa membiarkan ini terjadi. Semua ini pasti akan berat buatmu Mas." ucap Ayraa dengan airmata yang sudah berlinang.
"Tidak Ayraa, aku harus tetap melanjutkan ini. Aku percaya pada Chello, yang akan menjagaku. Aku akan bertahan demi kamu dan anak kita Ayraa." ucap Danish dengan tenang.
"Tapi Mas, Bagaimana kalau Mas Danish drop kembali? aku tidak akan sanggup melihat Mas Danish dalam keadaan seperti itu." ucap Ayraa sambil menangis.
"Ayraa, kamu ingin aku sehat kan?" tanya Danish seraya mengusap airmata Ayraa.
Ayraa menganggukkan kepalanya dengan pelan.
"Kalau kamu ingin aku sehat kembali, kamu harus mendukungku Ayraa. Seperti halnya Chello yang tetap berusaha mencari cara yang terbaik untuk kesehatanku." ucap Danish dengan suara lembut menenangkan hati Ayraa.
"Jadi bagaimana Mas Danish? apa Mas Danish akan tetap melanjutkan pengobatan ini?" tanya Chello menatap penuh wajah Danish.
"Aku sudah siap Chell, kita lanjutkan apa yang telah kita lakukan." ucap Danish dengan tersenyum berusaha menerima semua ujian dengan ikhlas.
"Baiklah Mas Danish, dan bagaimana denganmu Ayraa? apa kamu menyetujui keputusan Mas Danish?" tanya Chello menatap Ayraa sebagai keputusan akhir.
Ayraa terdiam sejenak, sangat berat untuk memberi keputusan.
Danish menggenggam tangan Ayraa berharap Ayraa menyetujui keputusannya.
"Ayraa jawablah sayang." ucap Danish dengan tatapan penuh harap.
"Baiklah Mas, aku akan setuju kalau Ayah Khabir memberikan izin." ucap Ayraa tidak ingin terjadi apa-apa pada Danish tanpa Ayah mertuanya mengetahuinya.
"Baiklah aku akan bicara pada Ayah nanti." ucap Danish kemudian menatap Chello yang masih menunggu jawaban.
"Chello, kamu lanjutkan saja proses pengobatanku. Aku akan bicara pada Ayah agar Ayraa bisa memberikan persetujuannya." ucap Danish menenangkan hati Chello agar tidak ragu untuk melanjutkan pengobatannya.
"Baiklah Mas Danish, kalau begitu aku pulang dulu. Aku akan menunggu kabar dari Mas Danish." ucap Chello seraya bangun dari duduknya untuk segera pulang.
"Aku akan mengabarimu setelah aku menghubungi Ayah." ucap Danish seraya bangun dari duduknya untuk mengantar Chello ke teras depan.
Ayraa masuk ke dalam kamar dan menangis sedih. Tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Semua terasa berat baginya, Ayraa tidak ingin kehilangan Danish namun apa yang di lakukan Danish sangat membahayakan nyawanya.