THE BELOVED ONE

PERSIAPAN OPERASI



PERSIAPAN OPERASI

2Sudah tiga hari Danish di rawat di rumah sakit untuk persiapan operasi tahap awal. Kesehatan Danish benar-benar di pantau oleh Chello, Raka dan Dokter Evan juga pantauan Dokter rumah sakit yang sudah di pilih oleh Dokter Evan.     

Setelah tiga hari menstabilkan daya tahan tubuh Danish, Raka dan Dokter Evan menjadwalkan operasi tahap awal yang akan di lakukan malam hari.     

Chello sudah memberitahu Ayraa untuk menjaga Danish seharian dengan tujuan Danish punya semangat yang lebih besar lagi.     

"Ayraa, apa kamu tidak pulang? sudah dari pagi kamu menjagaku di sini?" tanya Danish dengan penuh perhatian, tidak tega melihat Ayraa yang belum istirahat sama sekali.     

"Tidak Mas, aku akan menemanimu sampai operasi selesai dan melihat Mas Danish dalam keadaan baik-baik saja." ucap Ayraa dengan jawaban pasti.     

"Ayraa, kamu sudah hamil besar. Aku tidak mau terjadi sesuatu pada anak kita." ucap Danish dengan tatapan cemas.     

"Aku dan bayi kita sangat sehat dan tidak kenapa-kenapa Mas. Mas Danish jangan cemas." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Walau begitu, kamu harus tidur sebentar Ayraa. Aku tidak mau kamu nanti lemas karena kurang tidur." ucap Danish menggenggam tangan Ayraa.     

"Ya Mas, kalau aku mengantuk aku akan tidur." ucap Ayraa mengiyakan ucapan Danish.     

"Tidak Ayraa, kamu harus tidur sekarang. Dengarkan aku, tidurlah sebentar saja. Aku akan membangunkanmu nanti." ucap Danish menguatirkan kondisi kandungan Ayraa yang sudah besar.     

"Baiklah Mas, aku akan tidur." ucap Ayraa tidak ingin membuat Danish kecewa.     

"Tidurlah di sampingku Ayraa, tempat tidurnya cukup buat kita berdua. Aku ingin memelukmu." ucap Danish penuh harap.     

"Hem... ternyata hanya modus ya? Ingin di peluk ternyata." ucap Ayraa dengan tersenyum senang.     

"Modus sama istri sendiri tidak apa-apa kan Ayraa? nanti malam aku di operasi, aku tidak tahu apa yang terjadi nanti. Aku akan terbangun atau tidak. Karena itu aku ingin tidur bersamamu." ucap Danish dengan tatapan penuh cinta.     

"Mas Danish bicara apa? Jangan bicara seperti itu, Mas Danish akan baik-baik saja." ucap Ayraa dengan perasaan cemas.     

"Aku hanya bicara yang sebenarnya Ayraa, bukankah kita manusia yang tidak tahu apa yang akan terjadi?" ucap Danish dengan tersenyum.     

"Sudah Mas, jangan membahas hal ini lagi. Kita harus optimis dan percaya kalau Tuhan menyayangi kita." ucap Ayraa seraya mengusap wajah Danish.     

"Hem...itu harus sayang, untuk itu tidurlah bersamaku sekarang. Aku ingin memelukmu terus sampai aku operasi nanti." ucap Danish seraya menarik tangan Ayraa agar naik ke atas tempat tidur.     

Tanpa membantah ucapan Danish, Ayraa naik keatas tempat tidur dan berbaring di samping Danish.     

Danish tersenyum bahagia, Ayraa menuruti semua kata-katanya.     

"Ayraa, tidurlah...aku akan memelukmu." ucap Danish dengan penuh kasih sayang.     

"Aku masih belum mengantuk Mas, bagaimana aku bisa tidur?" sahut Ayraa gemas.     

"Harus bisa, kasihan mata kamu terlihat lelah." ucap Danish seraya menyentuh kantung mata Ayraa.     

"Baiklah, aku akan tidur tapi Mas Danish juga tidur. Kita akan tidur dengan berpelukan." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

Danish tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya dengan pelan.     

Dengan penuh kasih sayang, Ayraa memeluk Danish dengan sangat erat. Danish juga membalas pelukan Ayraa lebih erat.     

"Pejamkan matamu sekarang Mas, aku juga akan memejamkan mataku." ucap Ayraa dengan suara lirih.     

Tanpa membalas ucapan Ayraa, Danish memejamkan matanya dengan kepala bersandar di dada Ayraa.     

Setelah melihat kedua mata Danish terpejam, Ayraa juga memejamkan matanya dengan memeluk erat tubuh Danish.     

***     

Sore hari....     

Setelah beberapa jam tertidur dengan saling berpelukan, Ayraa terbangun dari tidurnya dan melihat Danish sudah terbangun dan sedang menatapnya.     

"Mas Danish? Mas Danish sudah bangun?" tanya Ayraa seraya bangun dari tidurnya dan duduk di samping Danish.     

"Baru saja bangun Ayraa." jawab Danish dengan tatapan tak lepas dari wajah Ayraa.     

"Kenapa Mas Danish tidak membangunkan aku?" tanya Ayraa sambil mengusap wajahnya.     

"Aku tidak tega membangunkanmu, kamu tidur sangat pulas." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Tapi Mas... seharusnya Mas Danish membangunkan aku. Aku kan harus merawat Mas Danish. Sudah jam berapa sekarang? apalagi Mas Danish operasinya malam." ucap Ayraa segera turun dari tempat tidur.     

"Kamu mau kemana Ayraa?" tanya Danish saat Ayraa mengambil sesuatu dari dalam tas.     

"Aku mau mandi Mas, sekaligus menyiapkan air hangat untuk merawat Mas Danish." jawab Ayraa mengambil handuk juga pakaiannya.     

"Ayraa jangan lama-lama." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Tidak akan lama Mas." ucap Ayraa kemudian pergi ke kamar mandi.     

Sambil menunggu Ayraa selesai mandi, Danish mengirim pesan pada Ayahnya untuk meminta maaf juga meminta doa agar operasinya berjalan dengan lancar. Selain mengirim pesan pada Khabir Ayahnya, Danish juga mengirim pesan pada Ayah Bunda Ayraa juga Chello.     

Setelah mengirim pesan pada orang-orang yang sangat berarti baginya, Danish meletakkan kembali ponselnya di atas meja.     

"Tok... Tok...Tok"     

Pintu kamar terketuk kemudian terbuka dengan pelan. Danish tersenyum saat tahu yang datang adalah Chello.     

"Chello, kamu sudah datang? bukannya masih dua jam lagi jadwal operasiku di mulai?" tanya Danish seraya menegakkan punggungnya.     

"Ya Mas, aku hanya memastikan keadaan Mas Danish stabil. Dan untuk operasi nanti, satu jam sebelumnya Mas Danish sudah harus di sana untuk pemantauan akhir sebelum operasi di lakukan." ucap Chello sambil memeriksa denyut nadi Danish.     

"Begitu ya, jadi waktuku tinggal satu jam saja untuk bisa bersama Ayraa." ucap Danish tersenyum, kemudian terdiam sejenak seolah sedang memikirkan sesuatu.     

"Apa yang Mas Danish pikirkan?" tanya Chello setelah beberapa saat menunggu Danish masih belum mengatakan apa-apa.     

"Tidak ada, aku hanya mengingatkan kamu saja untuk memenuhi janjimu padaku." ucap Danish dengan tatapan serius.     

"Mas Danish akan baik-baik saja, Mas Danish harus yakin bisa melalui semua ini." ucap Chello dengan tatapan penuh.     

"Aku sudah sangat yakin Chell, tapi tetap semua kembali pada takdir yang di atas. Aku tidak bisa menolaknya bukan?" ucap Danish tersenyum dengan penuh keikhlasan.     

"Ya Mas. Semua kita kembalikan pada takdir kita masing-masing. Baik Mas Danish atau aku mempunyai takdir yang berbeda." ucap Chello tidak bisa berkata apa-apa lagi.     

"Ayraa kemana Mas?" tanya Chello saat tidak melihat keberadaan Ayraa.     

"Ayraa sedang mandi sekalian meminta air hangat untuk merawatku." jawab Danish tanpa ada beban perasaan apapun.     

"Ya sudah Mas, aku akan kembali satu jam lagi untuk menjemput Mas Danish." ucap Chello seraya melihat ke jam tangannya.     

Danish menganggukkan kepalanya dengan pelan.     

"Aku akan siap sebelum kamu menjemputku." ucap Danish dengan tenang.     

Chello tersenyum seraya menepuk bahu Danish dengan pelan kemudian berjalan keluar kamar untuk segera mempersiapkan operasi Danish yang akan di lakukan satu jam lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.