Legenda Futian

Saling Berhubungan



Saling Berhubungan

2Jialou Feng berbalik untuk menghadap ke arah Ye Futian saat pria itu bergerak ke arahnya. Kemudian dia melangkah ke depan dan kembali ke wujud aslinya.     

Tiba-tiba, seekor Roc emas yang menakjubkan muncul di atas langit, dengan memancarkan cahaya yang menyilaukan. Tubuhnya ditutupi oleh bulu-bulu emas yang dipenuhi dengan kekuatan Saint di dalamnya.     

Ini adalah peralatan ritual Saint tingkat atas milik Klan Roc Emas: Sayap Garuda.     

Dalam aspek kecepatan, bahkan Kong Zhan dan Kong Xuan tidak akan mampu menandinginya.     

Roc Emas memiliki reputasi yang tak tertandingi dalam aspek kecepatan di Dunia Iblis.     

"Ikuti aku." Tatapan mata Jialou Feng yang sombong terlihat sangat dingin. Sebagai monster iblis dari Klan Jialou, dia selalu memiliki ketertarikan terhadap Puteri Kong Xuan. Dan karena dia menjunjung tinggi harga dirinya dan sangat percaya diri, dia tidak akan menunggu dalam waktu lama seperti Gongsun Zhong, tetapi sebaliknya, dia akan langsung menemui Yang Mulia untuk mengajukan lamaran pernikahan. Anggota muda dari Klan Merak Iblis dan Klan Roc Emas dapat menghasilkan monster-monster iblis yang sangat kuat jika kekuatan mereka digabungkan.     

Klan Jialou layak disandingkan dengan Klan Merak Iblis.     

Ye Futian dan elang itu telah mempermalukan Kong Xuan selama beberapa hari terakhir. Seharusnya bertindak lebih awal. Tapi sekarang Yang Mulia telah memutuskan untuk mengirim sebuah matriks pertempuran yang kuat untuk mengejar mereka.     

*Whoosh* Cahaya emas yang menyilaukan bersinar saat Jia Loufeng melesat ke depan, menembus udara dalam sekejap. Sosoknya telah menghilang dari tempatnya berada dan melintasi puluhan mil dalam sekejap, kemudian muncul di kejauhan.     

Sekelompok kultivator kini telah kembali ke wujud asli mereka sebagai Roc emas dan langsung mengikuti Jialou Feng melintasi langit, mereka semua bergerak sangat cepat.     

Tubuh Kong Xuan memancarkan cahaya suci dengan sembilan warna yang berbeda. Saat dia bergerak ke depan, banyak kultivator dari pasukan-pasukan besar di Dunia Iblis pergi bersamanya, bergegas untuk mengejar Ye Futian.     

Di masa lalu Ye Futian selalu berhasil lolos dari pengejaran mereka, karena mereka hanya memiliki beberapa orang yang benar-benar bisa mengejarnya. Dan mereka tidak berani mengejarnya terlalu jauh, mereka takut akan penyergapan yang mungkin saja dilakukan oleh Dunia Kaisar Xia. Sehingga satu hal yang bisa mereka lakukan hanyalah mengabaikannya. Tetapi sekarang setelah Kota Kaisar Xia terlibat dalam pertempuran, pasukan Dunia Kaisar Xia tidak akan punya waktu untuk menyergap mereka.     

Saat ini tubuh Elang Angin Hitam menjadi semakin besar, dan sayapnya terlihat semakin menakjubkan, setiap bulu yang ada di tubuhnya berubah warna menjadi emas kegelapan. Elang itu terus melesat melintasi langit, hingga akhirnya menghilang ke kejauhan. Namun meskipun begitu, elang itu meninggalkan jejak aura yang sangat kuat.     

Tentu saja Ye Futian mengetahui bahwa monster iblis yang mengejarnya adalah Jialou Feng dari Klan Jialou. Setelah mengalahkan begitu banyak monster iblis, kini dia mengetahui banyak hal tentang Dunia Kaisar Merak Iblis. Semua informasi ini membantunya dalam menyempurnakan rencananya.     

Untuk menyempurnakan rencananya, hanya mengalahkan dan mengendalikan monster-monster iblis biasa saja tidak akan cukup. Dia membutuhkan monster-monster iblis yang kuat dari pasukan besar, sosok-sosok terkemuka dari Dunia Kaisar Merak Iblis.     

Jialou Feng sudah pasti bisa memainkan peran penting dalam rencananya itu.     

Saat dia merasakan tekanan yang terpancar di belakangnya, Tombak Ruang dan Waktu kini telah muncul di tangan Ye Futian. Di belakangnya, Jialou Feng melesat melintasi langit, bulu-bulunya yang berwarna emas memancarkan cahaya yang menyilaukan. Setiap bulu yang ada di tubuhnya kini telah berubah menjadi sebilah pisau tajam yang tidak bisa dihancurkan dan langsung melesat di udara saat semua pisau itu menebas ke arah Ye Futian serta Elang Angin Hitam. Langit seperti akan ditutupi oleh pisau-pisau tersebut.     

Ye Futian mencengkeram Tombak Ruang dan Waktu di tangannya dengan erat. Hal itu membuat ruang dan waktu di sekitarnya telah terhenti. Kemudian sebuah tirai cahaya yang tak terlihat telah muncul di udara, seperti sebuah dinding ruang dan waktu. Ketika bulu-bulu emas itu menerjang ke arahnya, mereka tidak mampu menembus tirai yang menakjubkan itu.     

*Whoosh* Sosok Jia Loufeng melesat di udara, dan bulu-bulu lainnya kembali dikerahkan ke udara. Kali ini bulu-bulu itu menembus tirai cahaya tersebut, dan sebuah garis berwarna emas muncul di udara. Garis itu tampak seperti seberkas cahaya saat melesat ke arah Ye Futian, tidak dapat dihancurkan, dan sepertinya mampu menghancurkan segalanya.     

Ye Futian memandang ke arah bulu-bulu yang menerjang ke arahnya dan dia menyerang dengan Tombak Ruang dan Waktu di tangannya. Tombak itu langsung bertabrakan dengan bulu-bulu tersebut, dan cahaya yang menyilaukan terpancar di sekitarnya. Bulu-bulu lainnya terlepas dari tubuh Jia Loufeng, dimana masing-masing bulu kini berubah menjadi bayangan seekor Roc Emas raksasa.     

Bayangan-bayangan Roc emas ini melancarkan serangan, berusaha untuk menghancurkan tempat dimana Ye Futian berada. Sebuah tekanan yang mengerikan menimpa tubuh Elang Angin Hitam. Kekuatan semacam ini akan membahayakan siapa-pun targetnya, termasuk Ye Futian.     

Cahaya dari Jalur Divine yang dipancarkan oleh Tombak Ruang dan Waktu menjadi semakin menyilaukan saat ruang dan waktu menjadi semakin melambat. Pergerakan dari bayangan-bayangan Roc itu juga tampaknya telah melambat, tapi cakar emas yang tak terhitung jumlahnya masih dikerahkan menuju Ye Futian.     

Ye Futian mengangkat kedua tangannya ke udara, dan dia bergerak secepat kilat saat dia menyerang dengan tombaknya sekali lagi. Udara di sekelilingnya bergetar hebat, dan pada saat berikutnya banyak bayangan Roc telah dihancurkan hingga tak bersisa.     

Ye Futian terus bergerak ke depan, kemudian Tombak Ruang dan Waktu dikerahkan menuju Jialou Feng. Sebuah badai yang mengerikan bergejolak di depan Jialou Feng, dan bulu-bulunya berputar tanpa henti di dalamnya, membentuk sebuah tombak emas yang menakjubkan. Tombak itu memancarkan seberkas cahaya yang mampu membuat udara terkoyak.     

Jialou Feng mencengkeram tombak yang terbentuk dari bulu-bulunya itu dengan cakarnya dan mengerahkannya menuju Tombak Ruang dan Waktu yang semakin mendekat. Sebuah badai ruang dan waktu yang mampu mengoyak apa-pun bergejolak saat tombak emas milik Jialou Feng dan tombak milik Ye Futian saling bertabrakan satu sama lain. Badai itu kini berubah menjadi sebuah pusaran di sekitar mereka, dimana pusaran itu mengeluarkan suara yang memekakkan telinga.     

*Boom* Terdengar sebuah suara yang keras saat senjata mereka bertabrakan satu sama lain. Tubuh Jialou Feng terlempar ke belakang, dan tombaknya berubah menjadi bulu-bulu yang berserakan di sekitar tubuhnya. Di tengah-tengah cahaya yang menyilaukan, dia menatap ke arah Ye Futian. Kekuatan pria ini sangat mengerikan.     

Ye Futian turun dari punggung Elang Angin Hitam dan mengalihkan pandangannya pada sosok Jialou Feng yang masih mengejarnya. Sementara Elang Angin Hitam terus melesat melintasi langit.     

Jialou Feng mengepakkan sayapnya dan terbang ke udara di atas Ye Futian. Auranya terpancar saat dia terus memusatkan pandangannya ke arah Ye Futian.     

Sekelompok monster terus menyerang dari jarak jauh, melintasi jarak yang tak terhitung jumlahnya. Sepanjang pengejaran, Jialou Feng sesekali akan melancarkan serangan mendadak pada Ye Futian. Meskipun dia tidak mampu menghentikannya, setidaknya dia masih bisa memperlambat pergerakannya.     

Sebuah area pegunungan muncul di hadapan mereka. Elang Angin Hitam melesat ke bawah dan memasuki sebuah ngarai.     

Jia Loufeng mengikutinya dan terbang di atas ngarai tersebut.     

*Boom* Terdengar sebuah suara yang keras saat Elang Angin Hitam menembus sebuah gunung raksasa secara langsung dan terbang di dalamnya.     

Cahaya yang dipancarkan dari bulu-bulu Jialou Feng menimbulkan banyak retakan pada gunung itu, menembusnya dan menghancurkan segala sesuatu yang disentuhnya.     

Setelah beberapa saat, mereka muncul di sisi lain dari gunung tersebut, dan terus bergerak melewati deretan pegunungan yang tak ada habisnya.     

Ketika mereka tiba di bagian dalam dari pegunungan tersebut, mereka terus bergerak ke depan. Ye Futian duduk di tempatnya dengan punggung menghadap ke arah Jialou Feng. Seberkas cahaya yang aneh tiba-tiba bersinar di matanya, perlahan-lahan menjadi tak terbatas dan dalam. Kedua matanya seperti sebuah jurang yang begitu dalam, sehingga siapa-pun tidak akan bisa melihat dasarnya.     

Dia memegang Tombak Ruang dan Waktu dengan satu tangan, dan aura dari Jalur Agung elemen ruang dan waktu menyelimuti segala sesuatu yang ada di sekitarnya dalam sekejap.     

Jialou Feng bisa merasakan sebuah aura yang aneh. Dia memandang ke arah sosok yang berada di atas punggung Elang Angin Hitam tersebut. Pada saat itu, dia melihat Ye Futian berbalik secara perlahan-lahan, dan tatapan matanya yang aneh tiba-tiba menusuknya. Sebuah badai spiritual yang kuat menyerang Energi Spiritualnya. Seolah-olah dia akan ditangkap.     

Pada saat itu dia merasa seperti sedang berada dalam bahaya besar.     

Ye Futian muncul seperti seorang dewa di dalam pikirannya saat sebuah badai yang sangat dahsyat menyerang aura spiritualnya. Dia bisa merasakan dirinya tertarik ke dalam mata Ye Futian.     

Pada saat itu auranya membentuk seekor burung suci yang dengan kokoh melindungi pikirannya. Badai yang mengerikan itu melahap segalanya, termasuk burung suci pelindung tersebut. Ye Futian meninggalkan jejak auranya pada burung itu sebelum terhisap ke dalam badai tersebut.     

*Whoosh* Jialou Feng merasa ada sesuatu yang aneh, dan dia berbalik untuk melarikan diri.     

Tidak mudah bagi Ye Futian untuk memancing Jialou Feng kemari, jadi tentu saja dia tidak akan membiarkannya melarikan diri. Cahaya dari Tombak Ruang dan Waktu memiliki cakupan wilayah yang luas, dan seluruh area pegunungan itu tampaknya telah disegel oleh cahaya tersebut. Bulu-bulu milik Jialou Feng berhasil menembus cahaya itu, namun kecepatannya masih terpengaruh, dan kini dia tidak bisa bergerak secepat biasanya. Dia merasa bahwa ruang dan waktu di sekitarnya telah membeku.     

*Whoosh* Seberkas sambaran petir berwarna emas melintas, dan Ye Futian meninggalkan jejak bayangan di belakangnya saat dia tiba di hadapan Jialou Feng. Dia mengerahkan tombaknya ke depan, yang langsung menembus udara saat dia menggabungkan banyak teknik menombak yang telah dia pelajari ke dalam Teknik Pertama: Extreme Shadow.     

Bulu-bulu dari Sayap Garuda milik Jialou Feng berubah menjadi sebuah tombak, dan Jialou Feng berteriak. Kedua tombak itu bertabrakan di udara. Terdengar sebuah suara yang keras dan Jialou Feng bergegas mundur. Ye Futian terbang ke atas langit dan mulai berputar-putar di udara. Semakin banyak bayangan dari sosoknya yang bermunculan, dan sebuah badai yang mengerikan bergejolak di area tersebut, lalu tiba-tiba dia kembali menyerang dengan tombaknya.     

Kedua pria itu bertempur di atas langit dan berulang kali bertabrakan dalam waktu singkat. Jia Loufeng terus menerus terhempas ke belakang. Situasi Ye Futian kini semakin menguntungkan, dan dia mampu mengerahkan tombaknya berulang kali dalam waktu singkat.     

*Boom. Boom, Boom* Langit tampak seperti akan terbelah menjadi dua bagian saat ribuan teknik menombak menyatu ke dalam Teknik Kedua: Annihilation.     

Tombak Ruang dan Waktu melancarkan serangan, dan area di sekitarnya seperti akan dihancurkan, namun Sayap Garuda itu melindungi tubuh Jialou Feng. Tubuhnya berputar, dan bulu-bulunya yang tak terhitung jumlahnya berterbangan saat dia mencoba membalikkan situasi dengan cara menyerang Ye Futian.     

*Boom*     

Terdengar suara ledakan yang keras. Serangan kali ini berbeda dari serangan tombak sebelumnya. Jialou Feng bisa merasakan semua organnya hancur, dan darah emas mengalir dari mulutnya.     

Namun hal yang lebih mengerikan lagi adalah fakta bahwa badai di kedua mata Ye Futian masih menyerang Energi Spiritualnya, dan menelannya sedikit demi sedikit. Ketakutan yang luar biasa menguasai tubuhnya, dan dia merasa seolah-olah dirinya sendiri akan terhisap ke dalam badai tersebut. Dia merasa tidak berdaya, dan seolah-olah dia akan dikendalikan oleh lawannya.     

*Brak, Brak, Brak* Terdengar rentetan suara benturan saat tubuh Jialou Feng menghantam pegunungan. Banyak retakan bermunculan pada pegunungan tersebut akibat tekanan yang dihasilkan dari benturan tubuh Jialou Feng. Bahkan dengan perlindungan dari Sayap Garuda, dia masih bisa merasakan organ-organnya terluka parah.     

Sambaran petir yang mengerikan mengelilingi tubuhnya, menembus ke dalam pikirannya dan menghancurkan Energi Spiritualnya sedikit demi sedikit.     

Cahaya suci bersinar di dalam pikirannya, dan dia masih mampu melawan balik serangan tersebut. Dia berasal dari Klan Jialou. Bagaimana mungkin dia bisa dikalahkan?     

Pada saat itu, langit dan bumi bergetar saat seluruh area itu tampak retak. Ye Futian kembali menyerang dengan Tombak Ruang dan Waktu, dan kali ini Jialou Feng bahkan tidak mencoba untuk melawannya. Dia hanya menyelimuti tubuhnya dengan Sayap Garuda.     

*Boom*     

Terdengar sebuah suara yang keras saat sebuah gunung hancur berkeping-keping. Darah terus mengalir dari mulut Jialou Feng, dan auranya sepertinya telah hancur seperti gunung tersebut. Akhirnya dia tidak bisa bertahan lebih lama lagi.     

Badai itu menghisap burung suci pelindung di dalam pikiran Jialou Feng, dan jejak aura Ye Futian membekas di dalam pikirannya. Pada saat itu, dia merasa bahwa hidupnya bukan berada di bawah kendalinya lagi. Dia menyerah dan menundukkan kepalanya.     

Hembusan angin bertiup kencang di kejauhan. Ye Futian naik ke atas punggung Elang Angin Hitam dan melesat ke atas langit.     

Kong Xuan dan yang lainnya tiba di medan pertempuran dan melihat tubuh Jia Loufeng tergeletak di antara puing-puing sebuah gunung yang telah runtuh, dengan darah mengalir dari mulutnya. Ekspresi Kong Xuan terlihat sangat dingin. "Jialou Feng," ujarnya.     

Seberkas cahaya iblis bersinar di mata Jialou Feng, dan dia tampak kembali normal. Dia berbalik menghadap Kong Xuan dan berkata, "Puteri, kekuatannya sangat mengerikan. Saya perlu membawa beberapa sosok terkemuka dari pasukan-pasukan besar untuk mengejar dan menangkapnya."     

Dia memandang ke arah sosok-sosok yang berada di samping Kong Xuan.     

"Baiklah." Kong Xuan mengangguk. Dia melihat luka-luka yang diderita oleh Jialou Feng, tetapi dia tidak terlalu mempedulikannya.     

Setelah itu tubuh Jialou Feng naik ke udara dan Sayap Garuda terbentang lebar. Dia menyelimuti tubuh beberapa kultivator di dalam sayapnya dan membawa mereka ke udara. Cara membawa orang semacam ini sebenarnya sangat tidak sopan, dan tentu saja tidak cocok untuk Kong Xuan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.