Apa Salahku?
Apa Salahku?
Saat ini, orang-orang dari Dunia Atas di Dinasti Dali telah datang berkunjung ke Dunia Bawah untuk memilih para kultivator jenius, dan acara ini melibatkan campur tangan Raja Li secara pribadi, yang telah mengumpulkan para kultivator dari seluruh penjuru Dunia Bawah. Semua itu menunjukkan betapa pentingnya seni bela diri bagi Dinasti Dali.
Saat ini, kerumunan orang yang berada di luar Istana Raja Li terlihat sangat banyak, dan para kultivator berada dimana-mana. Raja Li mengalihkan pandangannya ke arah kerumunan orang saat dia duduk di kursi singgasananya dan berkata, "Hari ini, orang-orang dari seluruh penjuru Sembilan Negara telah berkumpul di Istana Raja Li untuk menyaksikan kemampuan yang dimiliki oleh para kultivator dari Sembilan Negara. Penasihat kekaisaran dari Dunia Atas telah memerintahkan banyak pasukan besar untuk datang kemari dan memilih para kultivator jenius yang layak untuk melanjutkan kultivasi mereka di Dunia Atas. Ini adalah sebuah kesempatan langka bagi Sembilan Negara di Dinasti Dali, dan aku berharap semakin banyak sosok luar biasa yang akan muncul dari Dunia Bawah, yang nantinya akan menjadi tokoh-tokoh penting bagi Dinasti Dali di Dunia Atas." Suaranya yang begitu keras terdengar di seluruh bagian dari istana. Suara-suara perbincangan yang begitu gaduh terhenti dalam waktu singkat, dan semua orang kini telah berhenti berbicara.
Saat ini semua orang memandang ke arah tangga, tepatnya pada Raja Li yang sedak duduk di kursi singgasananya. Rumor mengatakan bahwa Raja Li sudah mencapai Saint Plane tingkat ketiga, dan dia adalah sosok terkuat di seluruh penjuru Dunia Bawah dari Dinasti Dali. Tidak ada yang bisa memastikan seperti apa kekuatannya, dan dia adalah seorang Saint yang sempurna. Orang-orang dari Sembilan Negara sangat menghormati Raja Li.
"Aku akan memperkenalkan seseorang pada kalian semua," ujar Raja Li. Kemudian dia mengulurkan tangan kanannya dan menunjuk ke tempat Lu Chuan berada. "Lu Chuan, murid dari sang penasihat kekaisaran. Sepuluh tahun yang lalu, Lu Chuan telah memimpin para kultivator dari Dinasti Dali di Pertempuran Dunia Kosong. Dia telah bertarung dalam pertempuran antara tiga dunia renhuang dari Dunia Atas itu, mengalahkan musuh yang lebih kuat dari kita dan membantai lebih dari separuh pasukan Dunia Kaisar Xia, dan akhirnya kita berhasil meraih kemenangan dalam Pertempuran Dunia Kosong. Lu Chuan telah mencapai Saint Plane dalam waktu singkat setelah Pertempuran Dunia Kosong berakhir. Sekarang dia berada di puncak tingkat pertama dari Saint Plane. Hari ini dia telah diutus ke Dunia Bawah oleh sang penasihat kekaisaran secara pribadi, untuk menyaksikan acara besar dari Dinasti Dali ini."
Banyak orang mengalihkan pandangan mereka ke arah Lu Chuan. Seorang murid dari penasihat kekaisaran dan sosok yang diperkenalkan secara pribadi oleh Raja Li sudah bisa dipastikan adalah seseorang yang luar biasa.
Ye Futian sendiri baru mengetahui identitas Lu Chuan setelah mendengarkan penjelasan dari Raja Li. Karena dia adalah murid dari sang penasihat kekaisaran, itu berarti Lu Chuan adalah kakak senior Yuan Jin dan juga sosok luar biasa yang telah membawa kemenangan bagi Dinasti Dali dalam Pertempuran Dunia Kosong sepuluh tahun yang lalu.
Lu Chuan berdiri dari tempat duduknya setelah mendengar Raja Li memperkenalkan dirinya pada semua orang. Dia menangkupkan tangannya ke arah kerumunan orang, sikapnya tampak sopan dan santun saat dia berkata, "Anda terlalu baik, Raja Li. Saya, Lu Chuan, hanyalah seorang saksi dari acara besar ini, yang diutus kemari atas perintah dari guru saya. Para jenius dari Dinasti Dali adalah bintang utama dari acara ini, dimana saya dan guru saya sudah tidak sabar menyaksikan kemampuan mereka". Dia kembali menangkupkan tangannya setelah selesai berbicara dan kembali ke kursinya. Banyak orang tampak terkejut dan terkesan oleh sikapnya.
Seperti itulah murid yang dibimbing oleh sang penasihat kekaisaran dari Dinasti Dali. Memang jarang sekali ada seseorang dengan status tinggi yang memiliki sikap seperti itu, pikir banyak orang. Sebagai seseorang dengan status tinggi dan diperkenalkan secara pribadi oleh Raja Li, seharusnya sudah cukup baginya untuk mengangguk pada kerumunan orang di hadapannya, menikmati kehormatan yang dimilikinya.
Raja Negeri Yan, yang duduk di barisan kursi Negeri Yan, kini berdiri dari tempat duduknya dan berkata, "Penasihat kekaisaran memang tokoh penting dari Dinasti Dali. Tidak perlu diragukan lagi bahwa semua muridnya adalah orang-orang yang luar biasa. Kalian semua harus belajar darinya."
Para kultivator dari tempat-tempat suci di Negeri Yan mengangguk setuju. Huanxue melirik ke arah Ye Futian, yang berada di samping Saint Fierce Wind, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Meskipun Pendekar Ketujuh dan Lu Chuan adalah dua orang jenius, namun auranya saja menunjukkan bahwa Lu Chuan jauh lebih hebat daripada Pendekar Ketujuh. Perbedaannya dapat terlihat dengan jelas, dan Lu Chuan memang sosok yang istimewa di antara orang-orang pada umumnya.
Ye Futian juga merasa terkejut. Pada awalnya dia berpikir bahwa seseorang yang telah membantai lebih dari separuh pasukan Dunia Kaisar Xia merupakan seseorang yang dipenuhi oleh keinginan membunuh. Namun, Lu Chuan justru menunjukkan sikap sopan dan rendah hati di hadapan semua orang. Meskipun Lu Chuan adalah musuhnya, Ye Futian harus mengakui bahwa kultivator dari Dinasti Dali itu lebih luar biasa daripada yang dia bayangkan.
"Lu Chuan tidak datang sendirian, murid-murid lainnya dari sang penasihat kekaisaran juga hadir di sini. Bahkan pasukan-pasukan besar seperti Gunung Pedang Dali dari Dunia Atas juga datang kemari di sini dengan membawa rombongan dalam jumlah besar. Siapa-pun yang dapat tampil dengan luar biasa di sini akan mendapatkan kesempatan untuk berlatih di Dunia Atas. Jarang sekali bagi para kultivator dari Dinasti Dali untuk mendapatkan peluang seperti ini di tahun-tahun sebelumnya. Silahkan manfaatkan peluang ini sebaik mungkin."
Raja Li tersenyum dan menambahkan kata-katanya, "Acara ini ditujukan untuk para kultivator di tingkat Sage Plane, dan tempat-tempat suci dari Dunia Atas telah berkumpul di sini untuk merekrut orang-orang ini. Semua Sage dari tempat-tempat suci di Sembilan Negara, mulai dari tingkat Plane rendah hingga tinggi, bebas untuk bertarung di atas panggung di hadapan kalian semua untuk menunjukkan bakat kalian masing-masing. Keluarkan kemampuan terbaik kalian dan tunggu sampai orang-orang dari tempat-tempat suci selesai menunjukkan kemampuan mereka. Para kultivator pilihan dapat ditantang oleh kultivator lainnya yang menganggap diri mereka berada layak untuk bertarung. Kalian diberi kebebasan untuk menantang para jenius pilihan dari tempat-tempat suci dan menunjukkan kemampuan kalian pada semua orang yang hadir di sini."
Ada begitu banyak kultivator di Sembilan Negara dari Dinasti Dali. Meskipun acara ini ditujukan untuk para Sage, namun Dinasti Dali tidak ingin para kultivator untuk menyelesaikan tahapan ini dalam waktu singkat. Acara semacam ini akan dilaksanakan dalam pertarungan satu lawan satu, agar tempat-tempat suci dapat menilai kemampuan setiap kandidat yang berpartisipasi dalam acara ini. Oleh karena itu, tentu saja mustahil bagi semua orang untuk mendapatkan giliran bertarung di atas panggung karena mereka juga perlu mempertimbangkan durasi waktu. Sebaliknya, para kultivator dari tempat-tempat suci diberi prioritas untuk tampil terlebih dahulu.
Sistem ini akan terus dilakukan sampai seseorang dari tempat suci dipilih oleh salah satu pasukan besar dari Dunia Atas sebelum mereka ditantang oleh kultivator lainnya. Dengan cara ini, maka tidak ada kultivator dengan kemampuan biasa-biasa saja yang berani melangkahkan kaki ke atas panggung pertempuran. Peraturan semacam itu memungkinkan semua orang untuk bisa melihat dengan jelas seperti apa kemampuan para Sage terkemuka dari seluruh penjuru Dinasti Dali.
"Mari kita mulai," ujar Raja Li. Kemudian seorang kultivator yang berada di bawah tangga berkata dengan suara keras, "Siapkan anggur dan buka panggung pertempuran." Suara itu terdengar di seluruh tempat, dan gadis-gadis pelayan dari Istana Raja Li kini tampak ke sana kemari di sekitar tribun penonton untuk menyajikan anggur. Tetapi kembali lagi, semua orang yang berhak untuk duduk adalah para kultivator dari tempat-tempat suci di seluruh penjuru Sembilan Negara. Sementara para kultivator yang datang kemari hanya untuk menyaksikan acara tersebut hanya bisa menyaksikan semuanya dari bawah.
Acara besar itu akan diadakan selama berhari-hari. Terdapat orang-orang dari tempat-tempat suci di Sembilan Negara satu per satu mulai berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju panggung. Ada pula beberapa orang dari Negeri Yan yang maju ke depan, dengan membawa pedang masing-masing di punggung mereka. Ketika dua orang tiba di tengah-tengah panggung, pada saat itulah acara benar-benar dimulai. Namun, keduanya adalah Sage tingkat bawah.
Ye Futian mengalihkan pandangannya ke arah panggung pertempuran. Dia tidak menyangka bahwa dia bisa menyaksikan para kultivator dari Dinasti Dali saling bertarung sementara dia duduk di suatu tempat di dalam Istana Raja Li. Pertemuan Sembilan Negara sudah diadakan di Sembilan Negara sejak bertahun-tahun yang lalu, dan pertemuan itu sudah dianggap sebagai acara terbesar yang pernah diadakan di Dinasti Dali. Namun, dengan adanya perintah dari sang penasihat kekaisaran dan Raja Li yang menjadi tuan rumah dari pertempuran antar Sembilan Negara, kemegahan acara itu ternyata menjadi lebih besar daripada penyelenggaraan Pertemuan Sembilan Negara sebelumnya. Bahkan siapa-pun dapat melihat bahwa penyelenggaraan Pertemuan Sembilan Negara kali ini benar-benar berbeda. Semua sosok terkemuka dari Dinasti Dali ikut berpartisipasi dalam acara ini. Apalagi, terdapat pula orang-orang dari Dunia Atas yang menghadiri acara tersebut. Acara ini dapat dianggap sebagai kompetisi antar kultivator di bawah Saint Plane terbesar yang pernah diadakan di Dinasti Dali.
Pertempuran terus berlanjut, dimana Negeri Qin, Dongyang, dan Yan memiliki rata-rata tingkat kultivasi tertinggi. Sejak awal, ketiga negara itu adalah tiga negara terkuat di Dinasti Dali dan tempat-tempat suci mereka juga lebih unggul dari tempat suci lainnya.
"Bagaimana menurutmu?" Saint Fierce Wind bertanya pada Ye Futian saat mereka sedang menyaksikan pertempuran dari barisan kursi Negeri Yan. Dia mempercayai sandiwara Ye Futian yang telah melatih ilmu pedangnya selama bertahun-tahun di Gunung Pedang Tersembunyi dan tidak pernah menjelajah ke dunia luar untuk berlatih. Karena itulah, dia bertanya pada Ye Futian mengenai pendapatnya tentang para kultivator dari Dinasti Dali.
"Lebih lemah dari yang saya harapkan. Ketika saya berada di tingkat Plane itu bertahun-tahun yang lalu, bahkan saya tidak perlu mengeluarkan pedang untuk bertarung melawan mereka yang saat ini berada di atas panggung pertempuran," ujar Ye Futian.
"Kau ini benar-benar..." Saint Fierce Wind menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Dia sudah terbiasa dengan cara Ye Futian berbicara dan dia terus bertanya, "Pertempuran antar kultivator di puncak Sage Plane mungkin akan berlangsung di akhir acara. Kau bisa berpartisipasi sebagai murid dari Klan Pedang Badai."
"Terima kasih, senior." Ye Futian mengangguk dan berkata, "Tapi saya harus melihat apakah ada kultivator di Sembilan Negara yang mampu membuatku menghunuskan pedangku."
"Bagaimana kalau tidak ada seorang-pun yang mampu melakukannya?" Ekspresi Saint Fierce Wind tampak aneh saat dia bertanya pada Ye Futian.
"Kalau begitu saya akan tetap membiarkan pedang saya berada dalam sarungnya," ujar Ye Futian.
Saint Fierce Wind merasa sedikit kesal, namun dia berkata, "Di Sembilan Wilayah dari Dinasti Dali, ada juga tempat-tempat suci dari kota kekaisaran. Aku yakin kau akan menemukan seseorang yang mampu membuatmu menghunus pedang."
"Semoga hal itu benar-benar terjadi." Ye Futian mengangguk.
Mereka berdua tidak repot-repot untuk menyembunyikan suara mereka. Kultivator memiliki telinga yang sangat baik, sehingga banyak kultivator dari tempat-tempat suci di seluruh penjuru Wilayah Yan ikut mendengarkan percakapan di antara mereka berdua. Bahkan banyak orang memandang ke arah Ye Futian dengan sengaja, yang menganggap bahwa kata-katanya sangat konyol.
Apakah dia ingin melihat apakah ada seseorang di seluruh penjuru Sembilan Negara yang mampu membuat dirinya menghunus pedang? Mereka bertanya-tanya. Sepertinya sikapnya yang kurang ajar tidak hanya berlaku pada Negeri Yan...
"Jika kau mampu pergi ke Dunia Atas, maka tidak peduli bagaimanapun caranya, kau harus pergi kesana untuk berlatih." Saint Fierce Wind tiba-tiba berkata, "Lihatlah para kultivator dari Gunung Pedang Dali. Itu adalah tempat suci dalam ilmu pedang nomor satu baik di Dunia Atas maupun Dunia Bawah. Mungkin kau dapat menemukan banyak lawan yang sepadan di sana. Lihatlah Lu Chuan, murid dari sang penasihat kekaisaran. Dia memiliki aura yang sulit ditemukan di Dunia Bawah."
Ye Futian memandang ke arah Saint Fierce Wind. Terlepas dari statusnya sebagai musuh, dia mengakui bahwa aura yang dipancarkan oleh Lu Chuan benar-benar menakjubkan. Namun Ye Futian menganggap bahwa sebaiknya dia menjaga jarak dengan Lu Chuan.
Pertempuran di atas panggung terus berlanjut. Ye Futian menegak minumannya dan menikmati jalannya pertempuran, menghibur dirinya sendiri seiring berjalannya waktu.
…
Di kediaman Xia Qingyuan di dalam Istana Kaisar Xia, Xia Qingyuan tampak berdiri dengan tenang, dan Elang Angin Hitam berada di hadapannya.
"Dimana posisinya sekarang?" Xia Qingyuan bertanya pada Elang Angin Hitam. Dia sudah mengetahui tentang kemampuan Ye Futian dalam mengendalikan monster iblis. Elang yang berada di hadapannya ini adalah hewan tunggangan Ye Futian, dan pikiran mereka terhubung satu sama lain.
"Istana Raja Li," ujar Elang Angin Hitam sambil memandang ke arah Xia Qingyuan.
Ekspresi Xia Qingyuan sedikit berubah, lalu dia berkata dengan nada dingin, "Apa yang sedang dia lakukan di Istana Raja Li?"
"Penasihat kekaisaran dari Dinasti Dali telah memberi perintah untuk memilih para kultivator jenius dari Dunia Bawah untuk berlatih di Dunia Atas, dan mereka telah mengumpulkan orang-orang dari semua tempat suci di Dunia Bawah untuk bertarung. Bahkan sang penasihat kekaisaran mengirim muridnya ke Dunia Bawah. Coba tebak siapa identitas dari murid itu, Puteri?" ujar Elang Angin Hitam. Namun, Xia Qingyuan merasa seolah-olah saat ini dia mendengar suara Ye Futian yang sedang berbicara. Dia langsung mengetahui bahwa ini adalah efek dari terhubungnya pikiran Ye Futian dan Elang Angin Hitam, sehingga elang itu kini berbicara dengan suara Ye Futian.
"Memangnya siapa dia?" tanya Xia Qingyuan.
"Lu Chuan," jawab elang itu.
Seberkas kilatan terlintas di mata Xia Qingyuan. Tentu saja dia mengetahui siapa itu Lu Chuan. "Apa yang sedang kau rencanakan?" Ekspresi Xia Qingyuan kembali berubah saat dia menatap ke arah Elang Angin Hitam dan bertanya.
"Tentu saja berlatih selagi saya menjelajah," jawab Elang Angin Hitam.
Xia Qingyuan menatap ke arah elang itu dan berkata, "Apakah kau berniat bergabung dengan pasukan-pasukan besar dari Dinasti Dali untuk berlatih, atau kau berusaha untuk mendekati Li Yao?"
"Sampai jumpa," ujar Elang Angin Hitam. Ye Futian menarik kembali auranya, dan Elang Angin Hitam terlihat mengepakkan sayapnya. Elang itu berkata, "Bos sudah pergi. Apakah saya bisa kembali sekarang, Puteri?"
Ekspresi Xia Qingyuan tampak dingin. Baj*ngan itu sedang bersenang-senang rupanya. Dia telah pergi ke istana kerajaan dari Dunia Bawah di Dinasti Dali, pikirnya.
"Tidak. Kau tidak boleh pergi dari kediamanku selangkah-pun," ujar Xia Qingyuan sambil memandang ke arah Elang Angin Hitam.
Elang Angin Hitam mengedipkan matanya. Kau sedang kesal dengan bos, dan kau melampiaskannya padaku? pikirnya.
"Puteri, saya harus melakukan beberapa hal." Elang Angin Hitam ingin pergi dari sini. Peraturan di Istana Kaisar Xia terlalu ketat dan tidak menyenangkan.
"Penjaga," ujar Xia Qingyuan. Kemudian seseorang merespon panggilannya dan menghadap sang Puteri.
"Jika elang itu berani pergi keluar, meskipun hanya satu langkah, panggang saja dia," ujar Xia Qingyuan.
*Bruk* Kaki Elang Angin Hitam terasa lemas, dan dia terkulai di atas lantai. Memangnya apa salahku? pikirnya.