aku, kamu, and sex

Mendadak nikah 3



Mendadak nikah 3

0Rey mencium pundak Humaira yang sedang menyiram bunga di teras Villa.     

"Ke kamar yuk." Ajak Rey sambil menyandarkan kepalanya di pundak sang istri.     

"Ngapain?" Dahi Humaira berkerut.     

"Pingin itu." Jawab Rey sambil menunjukkan dada Humaira yang tetutup jilbab.     

"Mesum." Kata Humaira sambil tersenyum     

Rey mengangkat tubuh Humaira masuk ke dalam rumah, untung saja dia sudah meletakkan peralatan menyiramnya kalau tidak mereka berdua bisa terguyur air bersamaan.     

"Rey semalam aja sampe subuh lho, masak sekarang mau gitu lagi."     

"Menikmati waktu, mumpung ga ada yang ganggu." Ucap Rey cuek.     

"Di rumahpun ga ada yang ganggu."     

"Kurang khusuk banyak orang."     

"Kamar kamu kedap suara kalau kamu lupa, alasan." Ucap Humaira sambil mencubit hidung mancung Rey.     

"memang." Rey merebahkan tubuh Humaira di ranjang, kemudian dengan sigap Rey melepas jilbab yang dikenakan istrinya.     

"Rey, ponsel kamu mati?" Tanya Humaira sambil membelai wajah tampan suami yang berada diatasnya.     

"He'eh, sengaja aku matikan dari kemarin." Ucap Ronald sambil melepas kancing baju istrinya.     

"Pantesan, kak Ronald nyariin kamu tuh."     

"Sudah biasa, paling mereka Cuma mau ganggu aku aja."     

"Kalau ada yang penting gimana__Ahhhh, Reyyy." Rey mengulum pucuk dada Humaira, membuat si empunya mendesah nikmat.     

"Biarkan saja." Rey langsung melumat bibir kenyang Humaira sambil tangannya meremas dada sang istri perlahan.     

"Manis." Ucap Rey setelah melepaskan bibir sang istri dari kungkungannya.     

"Enak dong."     

"Enak banget." Rey kembali mencium bibir Humaira, kemudian beralih ke leher jenjang Humaira yang putih mulus, Humaira tak tahan untuk tak mengeluarkan desahannya.     

"Ahhhh….Rey."     

"Hm." Jawab Rey kemudian menatap wajah cantik Humaira setelah member kismark dilehernya.     

Rey tersenyum kemudian mencium dada sang istri, meremas dan mengulum dua gundukan itu secara bergantian, sejak semalam Rey mempunyai hobi baru, yaitu memainkan dada sang istri.     

"Reyy…Emh…Ahhh." Desah Humaira saat Rey mengulum pucuk dadanya seperti bayi yang ke hausan.     

Tangan kanannya membelai dan meraba tubuh sang istri dan terhenti di area lembab yang menjadi favoritnya.     

"Reyy…"Humaira hanya mampu mendesah saat tangan agresif suaminya bermain hardcore di area sensitifnya Tak berapa lama tubuh Humaira meliuk dan bergetar hebat disertai desahan panjang dari mulutnya.     

"I love you." Bisik Rey saat Humaira sedang mengatur nafasnya setelah pelepasan pertama ia alami.     

"I love you too." Ucap Humaira sambil memandang wajah rey yang sedang tersenyum.     

Tak lama, Jleb! "AHHH" Keduanya mendesah bersama, lalu Rey mengerakkan pinggulnya pelan pada awalnya, namun semakin lama semakin cepat hingga Humaira kembali merasakan puncak kenikmatannya, Rey mengulangi gerakannya hingga yang ketiga kalinya Rey menumpahkan peluru cintanya di rahim Humaira.     

Keduanya saling tatap penuh cinta, Rey melumat bibir Humaira, dan perlahan mengeluarkan juniornya dari sarangnya. Rey mengecup keening sang istri dan merebahkan tubuhnya disamping sang istri setelah membetulkan letak selimut untuk menutupi tubuh telanjang keduanya.     

Rey menarik tubuh Humaira agar berada dalam pelukannya, "Capek?" Tanya rey lembut.     

"kayak abis marathon, tau ga." Rey terkekeh mendengar jawaban istrinya.     

"Ternyata kamu mesum ya."     

"Mesum sama istri sendiri hukumnya wajib." Mereka berdua terkekeh.     

"Kak Ronald telpon aku tadi, waktu kamu lagi mandi."     

"Terus, dia ngomong apa?"     

"Dia mau nikah katanya."     

"Ha!" Sontak Humaira mendongak menatap wajah terkejut suaminya.     

"Kenapa kaget?"     

"Sama Rena?"     

"Mungkin, aku juga ga nanya tadi."     

"katanya acaranya tiga hari lagi."     

"WHAT!!"     

Humaira kembali mendongak, "Kenapa sih, Rey?"     

"kamu bilang apa barusan? Tiga hari lagi?"     

"He'eh." Ucap Humaira lalu merebahkan kepalanya di atas dada bidang Rey.     

"Ada apa sebenarnya, jangan-jangan kakak udah ngapa-ngapain Rena lagi." Ucap Rey sambil mengambilponsel diatas nakas.     

Tak berapa lama ponselnya menyala, lalu dia mendial nomor sanag kakak untuk mengklarifikasi berita pernikahannya.     

"Assalamualaikum, kak." Sapa Rey pada sang kakak.     

"Waalaikumsalam, pengantin baru." Ucap Ronald dipinggir telpon.     

"Kakak mau nikah sama Rena?" Tanya Rey tanpa basa basi.     

"Iya." Jawab Ronald singkat.     

"Kamu apain si Rena, sampai nikah dadakan kayak gini."     

"emangnya tahu bulat dadakan." Jawab Ronald enteng.     

Rey mendesah nafas berat.     

"Yang benar kak."     

"serius, Rena mau nikah sama pria lain kalau aku tak mau nikahin dia."     

"Kok bisa?"     

"Dia tahu aku akan pergi ke negara C dan R untuk sesuatu yang berbahaya, maka dia ingin minta jaminan supaya aku selalu mengingatnya."     

"Kenapa begitu."     

"Karena dia mencintai kakakmu ini?"     

"Kakak yakin sama pere_" Rey agak menyangsikan ketertarikan kakaknya terhadap perempuan.     

"Inshaallah, nyatanya malam itu aku hampir tergoda sama Rena untungnya aku segera pergi dari kamarnya, kalau ga sudah aku perkosa tuh si bocah."     

"kakak sadar menikahi bocah?"     

"Sadarlah, mau gimana lagi, aku cinta sama dia."     

"memang susah kalau udah ngomong soal cinta."     

"Doakan pernikahanku baik-baik saja. Oke?"     

"Amiin."     

"kapan kamu pulang, Rey besok kita mau berangkat ke negara A, aku mau nikah disana."     

"Besok aku sama Humaira nyusul." Ucap rey sambil mencium jemari Humaira yang sedang ia mainkan.     

"Ya sudah kalau gitu, besok aku suruh orang untuk nyiapin pesawat buat kamu sama Humaira."     

Rey meremas pelan pundak Humaira, membuat Humaira merengek, "Emh."     

"Sedang apa kamu Rey, kenapa suara Humaira__Setan!!"     

Ronald langsung mematikan panggilan sang adik ketika menyadari apa yang sedang di lakukan adiknya dan Humaira.     

Rey tertawa terbahak karena umpatan kakaknya yang masih bisa ia dengar.     

"kenapa kamu tertawa?"     

"kakak mengira kita sedang ena-ena karena mendengar suara kamu merengek barusan."     

"Nyatanya begitu."     

"Tapi kan kita udah selesai, atau kita mulai lagi." Ucap Rey yang langsung merubah posisi dan mengangkat istrinya ke kamar mandi.     

"Rey!" Jerit Humaira karena terkejut dengan kelakuan Rey padanya.     

"Aku mandiin." Ucap rey di telinga Humaira.     

"Pasti ada maunya."     

"Ga, Cuma mandi."     

Rey menurunkan Humaira dilantai kamar mandi, kemudian menyalakan shower untuk membasuh tubuh keduanya.     

"Besok kita harus pulang, tapi langsung ke bandara."     

Humaira mengerutkan dahi. "Ke bandara?"     

"Ya, kak Ronalod menikah di negara A, tempat Danil dan Jelita."     

"Ow gitu."     

"Ga apa-apa kan? Kamu masih libur hingga akhir minggu kan?"     

"Iya,."     

"Ya sudah kita sekalian liburan disana, kita lanjutkan bulan madu kita disana."     

Ucap Rey sambil membelai tubuh Humaira menggunakan sabun cair.     

"Rey, katanya tadi Cuma mau mandiin aja?" protes Humaira pada Rey yang justru meremas dadanya dengan sensual dan menciumi lehernya.     

"Gimana mau Cuma mandi kalau ternyata begini." Ucap Humaira sambil menyentuh milik Rey yang ternyata sudah berdiri dan minta untuk dimanjakan.     

"Ahhhhh…" Rey mendesah saat jari lentik istrinya bermain dipusaka milik Rey.     

"Ternyata kamu juga sama mesumnya." Ucap Rey tepat di telinga sang istri.     

Rey mengambil handuk kemudian mengelap tubuh istrinya yang basah setelah ia bilas dengan kucuran shower.     

Rey kembali mengangkat tubuh istrinya yang ia balut dengan handuk dan merebahkannya lagi diranjang.     

Lagi, mereka mengulang percintaan panas, namun kali ini Rey member akses pada istrinya untuk mendominasi permainan mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.