aku, kamu, and sex

Mendadak nikah 5



Mendadak nikah 5

1Ronald membaringkan tubuh Rena ke ranjang pengantin mereka, Tubuh Rena terlalu lelah karena acara seharian tadi, hingga ia tak sengaja tidur di ruang keluarga saat menemani Ramon bermain. Akhirnya Ronald dengan santai mengangkatnya ke kamar, di iringi dengan kekehan anggota keluarga yang lain.     

Ronald baru tertidur setelah lewat dini hari karena harus memeriksa beberapa laporan pekerjaannya dari orang-orang kepercayaannya, dan tak terasa kini hari telah berganti pagi, dan salju kembali turun sedikit lebat.     

Rena mengerjapkan matanya ketika Ia mulai terjaga, namun ia terkejut kala menoleh kesamping ternyata ada Ronald yang tidur sambil memeluk perutnya.     

"AAAAAA!!!!!"     

"AYAAAHHH!!!" Teriak Rena sambil membuka pintu kamarnya, dan mengundang keluarganya untuk mendekati kamar Rena karena rasa penasaran.     

Sontak Ronald terkejut dan membuka matanya ketika mendengar triakan dari sang istri.     

"kenapa om tidur disini?" Tanya Rena yang tak mengingat bahwa mereka kemarin baru saja menikah.     

Dengan malas Ronald duduk bersandar kepala ranjang dengan mata yang sedikit terpejam, dan tak membalas pertanyaan Rena.     

"Ada apa Ren?" Tanya Richard dan Tuan Handoko serta Jelita yang melongo kekamar Rena.     

"Ayah, kenapa Om Ronald tidur di kamar Rena?"     

Seketika orang yang ada disana menatap Ronald yang duduk santai bersandar diatas ranjang, kemudian menarik nafas panjang dan berbalik pergi meninggalkan kamar Rena setelah mendengar ucapan Rena dan tak ada yang memberi jawaban, Ronald pun kembali merebahkan tubuhnya menarik selimut dan kembali memejamkan matanya yang terasa berat.     

"Ronald itu suamimu apa kamu lupa?" Ujar Richard kemudian pergi meninggalkan kamar Rena sambil menutup pintu kamar Rena.     

Perlahan Rena mengingat apa saja yang terjadi kemarin kemudian ia membekap mulutnya, "Jadi aku ga mimpi, aku udah nikah sama Om Ronald? Yess!" Teriak Rena yang langsung kembali menuju ranjang yang ia tempati bersama Ronald.     

Rena menyusup kedalam selimut dan memeluk tubuh Ronald yang tidur miring membelakangi dirinya. Lalu Rena mengecup leher Ronald berkali-kali membuat sang empunya begidik kegelian.     

"Rena aku ngantuk banget tahu ga sih kamu?" Ucap Ronald dengan gumaman.     

"Om, kalau kita udah nikah kemarin kan harusnya tadi malam kan malam pertama kita? Kok om ga ngapa-ngapin Rena sih?" Tanya Rena dengan polosnya.     

Ronald antara ingin marah dan ingin tertawa karena mendengar ucapan Rena,namun ia tetap diam dan matanya tetap terpejam.     

"Om, kalau mau senyum ya senyum aja sih, ga usah ditahan-tahan gitu." Ucap Rena di ceruk leher Ronald, Rena smenggunakan kepala Ronald sebagai bantal dan tangannya memeluk pingang Ronald, jangan lupakan kaki Rena yang sudah nangkring juga menjadikan tubuh Ronald sebagai guling hidup untuknya.     

"Kamu mau apa sih, Ren?" Ucap Ronald pelan dan masih dengan mata terpejam.     

"Om, kalau ngomong sama Rena tuh ya ngadep ke Rena dong, masak gini sih." Ucap Rena sambil mengerucutkan bibirnya.     

Pelan Ronald merubah posisinya sehingga kini ia telentang dan Renapun mengubah posisinya menjadikan lengan kekar Ronald menjadi bantal baginya, dan tangannya masih memeluk tubuh Ronald dibawah selimut.     

"Kamu mau apa sih, Ren. Aku masih ngantuk banget."     

"Perasaan semalam kita ga ngapa-ngapain om, kenapa om masih ngantuk jam segini?" Tanya Rena.     

"Semalem aku ngecek laporan dari kantor sampai dini hari baru bisa tidur."     

"Kan udah ada Om Arya kenapa Om Ronald masih kerja juga, lagian kemarin kan hari pernikahan kita harusnya om libur."     

"Kalau gitu harusnya kamu ga ninggalin aku tidur duluan semalam." Gerutu Ronald sambil membelai rambut panjang Rena menggunakan tangannya yang dijadikan bantal. Dan tangan satunya mengengam jemari Rena di balik selimut.     

"Maaf om, kemarin tuh capek banget Om."     

Ronald tersenyum, kemudian mengecup kening Rena sekilas, "Ya udah tidur lagi yuk, aku masih ngantuk banget Rena sayang."     

"Ya udah Om tidur aja, Rena udah ga ngantuk kok."     

"Terus kamu mau ngapain?"     

"meluk om aja kayak gini." Ucap Rena sambil mengeratkan pelukannya.     

Ronald tersenyum dan memiringkan tubuhnya menghadap ke Rena, hingga kini mereka tidur saling berhadapan.     

Ronald mendekap tubuh kecil Rena dan membetulkan selimut yang mereka kenakan agar Rena tak kedinginan.     

"Om, kapan om berangkat ke negara C?"     

Mendengar nada bicara rena yang berubah sendu, Ronald akhirnya membuka matanya, kemudian mengangkat wajah Rena supaya menatapnya.     

Perlahan Ronald menarik tengkuk Rena kemudian melumat bibir mungil milik Rena, beberapa saat kemudian Ronald melepas pagutan mereka, "Kenapa memangnya?"     

Rena kembali menatap lekat Ronald, "Alasan ini yang membuat rena minta segera di nikahi sama Om."     

"Dua minggu lagi aku berangkat ke negara C, maaf ya aku belum bisa ngajak kamu liburan dan honeymoon ."     

"Taka pa om, begini saja Rena udah seneng, bisa meluk om tiap hari tanpa takut kepergok ayah itu sudah membuatku bahagia."     

"Rena…" Desah Ronald sambil menarik nafas panjang."     

"Tenang aja, Rena perempuan yang kuat kok, ga akan takut jika di tinggal sendirian."     

"Tapi Om janji harus kembali dengan cepat ya."     

Ronald kembali melumat bibir mungil yang terasa manis dilidahnya, "Doakan aku, agar urusanku cepat selesai, jadi aku akan cepat kembali padamu."     

"Pasti, Rena pasti doakan Om."     

"Miliki Rena sebelum Om pergi, janji ya."     

Lagi, Ronald menarik nafas panjang mendengar apa yang disampaikan Rena baru saja,     

"Kamu benar-benar udah siap?" Tanya Ronald sambil mencium bibir istrinya sekilas.     

"bahkan Rena sudah bersiap punya anak dari Om."     

Ronald terkekeh, " kamu serius?"     

"serius, dua rius, dan banyak rius malah."     

"kenapa kamu ingin punya anak dari aku?"     

"Karena anaknya pasti ganteng kayak om."     

"Dan cantik kayak kamu." Ucap Ronald yang membuat Rena bahagia.     

"Iya om, jadi kapan kita bikin om?"     

Ronald tertawa kecil, "memangnya kamu piker bikin anak itu seperti apa?"     

"Ya ga tahu, om. Tapi kata temen-temen Rena dulu ya di pegang-ppegang gitu om."     

"Sini aku ajari sedikit." Ucap Ronald kemudian melumat bibir mungil Rena yang membuat Ronald merasakan sebuah gairah yang telah lama tak terbangkitkan. Ronald mencium leher Rena dengan sensual namun tidak meninggalkan bekas disana, karena takut Rena di bully oleh keluarga besarnya.     

"Emhhh.." Erang Rena.     

"Enak?" Ucap Ronald ditelinga Rena.     

"Enak banget Om, kok bisa seenak ini ya om?"     

Ronald terkekeh, "Ini akan lebih nikmat." Ucap Ronald sambil mengeluarkan gundukan milik Rena yang berukuran lumayan besar.     

"Kok dikeluarin, Om, kan malu." Ucap Rena sambil memegang tangn Ronald yang bertengger didadanya. Ronald menyamankan posisi kemudian mencium, dan menjilat dua gundukan itu secara bergantian membuat desahan lolosa dari mulut Rena.     

"AARRGGHHH."     

"Om ngapain"     

"Aku mau sarapan pagi, minum susu biar badan sehat dan tulang kuat." Ujar Ronald yang langsung mengulum pucuk dada Rena, Rena kaget namun ia memilih untuk menikmati apa yang dilakukan Ronald pada tubuhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.