Monster Regan
Monster Regan
Regan berdiri ditepi balkon kamarnya melihat gedung-gedung berjajar dan menjulang tinggi, menghirup lintingan tembakau dengan aroma yang khas, disusul dengan kepulan asap yang keluar dari mulutnya.
Lagi, ingatannya tertuju pada sosok dimasa kecilnya, Danil. Sahabat kecilnya yang selalu menerima dia apa adanya dan selalu melindunginya. Regan merogoh saku celananya ketika dirasa sebuah getaran disana. Matanya tajam menatap layar ponsel, kemudian tombol hijau ia geser lalu terdengar suara merdu diseberang sana.
"Ada apa, Lola?" Tanya Regan tanpa basa-basi.
"Persembunyian anak buah Kingdom crush sudah terlacak." Ucap Lola dari sebrang telpon.
"Baiklah, ayo kita bergerak, aku ingin tahu siapa pemimpin kingdom crush sebenarnya."
"Oke, aku menunggumu ditempat biasa."
"Baiklah, sekarang juga aku kesana."
Regan memutus panggilannya, kemudian masuk kedalam kamarnya berganti pakaian dan mengambil kunci mobilnya yang tergantung di dinding.
Regan mencium bibir lelaki yang sedang tertidur pulas sambil memeluk guling, lalu hendak pergi namun tiba-tiba saja tangannya dicekal oleh lelaki itu.
"Mau kemana?"
"Aku harus pergi, kau lanjutkan saja tidurmu. Nanti aku kembali lagi." Ucap Regan sambil menatap wajah lelaki yang sedang rebah di kasur.
Regan mendekati wajah tampan itu kemudian melumat bibir sang lelaki dengan lembut. Setelah beberapa detik Regan melepaskan tautan bibir mereka.
"hati-hati." Ucap sang lelaki.
"Hm. Tidurlah, aku pergi dulu."
Lelaki itu melepaskan pegangannya dan Regan segera pergi keluar dari kamarnya. Sampai di basement Regan menelpon Scoot, lama, scoot tak juga mengangkat panggilannya. Hingga ia masuk ke dalam mobilnya dan melaju dengan kecepatan tinggi scoot menghubunginya.
"Ada apa Regan?"
"Aku ada perlu sebentar jadi tak bisa ikut denganmu meninjau gudang senjata kita."
"Tumben, kau melewatkan pergi ke gudang senjata bersamaku."
"Maafkan aku boss."
"Oke tak masalah, hati-hatilah, kabari aku jika kau perlu bantuan."
"Siap."
Regan mematikan panggilannya pada Scoot dan terus melajukan mobilnya ke sebuah rumah tua di pinggir kota. Lima belas menit kemudian Regan sampai ke tujuannya, di halaman terparkir sebuah mobil sedan hitam yang ia tahu itu adalah milik Lola.
Regan memarkirkan mobilnya tepat disamping mobil Lola, lalu segera keluar dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah tua itu.
"Lola!" Panggil Regan.
"Regan!" Lola berlari memeluk Regan dengan erat.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Regan dengan nada khawatir.
"Aku baik-baik saja, apa kau sudah makan, aku baru saja selesai masak." Ucap Lola dengan binary bahagia.
"Kebetulan sekali aku sedang kelaparan." Jawab Regan dengan memeluk pingang Lola.
Keduanya beriringan menuju ke meja makan lalu menikmati sarapan bersama.
"Jadi dimana mereka bersembunyi?" Tanya Regan sambil menikmati masakan yang dibuat oleh Lola.
"Di gedung tua samping sebuah gereja, tepatnya di jalan novgoroad, utara kota."
"Berapa jumlah mereka?"
"Hanya sekitar dua puluhan orang, tidak banyak, cukup kita berdua sudah bisa meringkus mereka semua."
"Kau yakin?"
"Tentu saja, aku sudah menyelidiki seberapa besar kekuatan mereka."
"Waw, kau memang luar biasa, selalu diluar prediksiku."
"Tentu saja, itu juga berkat kau yang selalu mengajariku."
Regan tersenyum, "Bagaimana kau menyelidiki mereka, jangan bilang kau sudah tidur dengan salah satu dari mereka."
"Ha! Tidur dengan mereka, maaf saja Regan. Mereka bukan tipeku."
"Lalu?"
"Ini." Lola menyerahkan ponselnya yang berisi video di dalam persembunyian target mereka.
"Bagaimana kau bisa melakukannya?"
"Siapa dulu dong___LOLA."
"Oke oke."
"Habiskan makanan mu, kita akan segera kesana sekarang juga." Kata Regan sambil melirik pada Lola yang juga sedang melirik nya.
"Baiklah, aku juga sudah tak sabar ingin mengeksekusi mereka." Ucap Lola dengan mengerlingkan matanya.
Regan membawa piring bekas ia makan ke tempat pencucian piring, dan langsung mencucinya, kemudian meneguk air putih dalam gelas, lalu meninggalkan Lola yang sedang menyelesaikan sarapannya.
Regan menuju ke sebuah ruangan lalu menekan tombol di samping lemari, kemudian terbukalah sebuah pintu di bawah tanah yang tak jauh dari letak ia berdiri.
Regan memasuki ruangan bawah tanah itu dan menekan saklar lampu di antara deretan tangga ke bawah. Seketika ruangan yang tadinya gelap kini berubah menjadi terang benderang.
Regan melihat kesekitar ruangan itu disana sudah berjajar berbagai macam merek dan tipe senapan hingga pistol beserta amunisinya. Regan memeriksa satu persatusenjata itu kemudian mengambil beberapa diantaranya beserta amunisi.
Jaket anti peluru ia gunakan dan mengganti sepatunya dengan sepatu khusus yang ia sengaja pesan pada seseorang. Regan juga menggunakan sarung tangan yang terbuat dari kulit lalu mengaktifkan kaca mata khusus yang dapat melacak keberadaan musuh.
Di belakangnya Lola pun melakukan hal sama, mengganti seluruh pakaiannya dengan pakaian anti peluru yang Regan pesan khusus untuk Lola.
Lola menyelipkan beberapa pisau dalam kantung kusus disepanjang celana panjang yang ia pakai. Membawa pistol serta amunisi di kanan dan kirinya serta senjata laras panjang di tangannya.
"Saatnya beraksi." Kata Lola dengan senyum smirk nya.
Regan jalan di depan terlebih dahulu diikuti Lola yang langsung mengunci ruangan bawah tanah milik mereka.
Regan mengeluarkan mobil ranger mereka dari dalam garasi, sedang lola sudah menunggunya didepan pintu rumah. Keduanya langsung meluncur ke tempat tujuan mereka, markas anak buah Kingdom crush yang sempat member ancaman pada acara pernikahan Rey.
Dengan kecepatan tinggi Regan membawa mobil renger mereka melintasi jalanan yang lengang, tingkat kejahatan di kota itu memang sangat tinggi jadi sudah pasti jarang warga yang mau tinggal di kota tersebut. Boleh dibilang kota itu adalah sarang mafia, hanya warga yang memang asli daerah itu yang berani tinggal disana karena tak ada lagi tempat untuk mereka bernaung kecuali rumah mereka.
"Lima ratus meter dari target." Kata Lola pada Regan.
"Dua ratus meter dari target." Ucap Lola lagi.
Regan langsung menyiapkan senjata sambil tetap mengemudikan mobilnya.
"Seratus meter dari target." Ucap Lola.
BLUB
BLUB
BLUB
Lola mulai menembaki musuh mereka yang arah dan keberadaannya sudah terekam di kacamata yang mereka kenakan. Tiga musuh yang berjaga di pintu gerbang langsung terkapar terkena bidikan Lola.
Lola sengaja menggunakan tembakan senyap agar tak mengundang musuh mereka yang lain.
"Nice. Tembakan yang bagus." Ucap Regan pada Lola.
Lola kembali menyiapkan senjatanya membidik kearah musuh yang telah menantinya di pintu masuk gedung tua itu.
Regan melajukan mobilnya hingga kedalam gedung tua dan mereka langsung di berondong oleh tembakan dari segala penjuru, namun mereka tetap tenang, mobil yang mereka pakai adalah mobil anti peluru, tepat ketika tembakan dari musuh mereka berhenti, Lola dan Regan membidik musuh mereka melalui celah pintu mobil. Dan gencatan senjata pun tak terelakkan lagi.
Regan dan Lola sangat lihai dalam tembak menembak, dari kecil mereka sudah terbiasa memegang senjata jadi wajar saja jika mereka seperti monster ketika di medan tempur.
Regan masuk ke dalam gedung tua, setelah melumpuhkan musuh-musuh yang menghadangnya.
Regan langsung menembak kaki salah satu targetnya lalu menyeretnya keluar dari gedung itu.
"Urusan kita selesai disini. Mari kita pulang." Ucap Regan pada Lola, sambil menatap buruan mereka yang terkulai di bagian belakang mobil mereka.
Lola mengikuti regan masuk ke dalam mobil Renger mereka dan pergi meninggalkan gedung tua tersebut sebelum musuh mereka yang lain berdatangan.