Menikah dengan Mantan

Bab 211 \"JAMBULUWUK BATU RESORT\"



Bab 211 \"JAMBULUWUK BATU RESORT\"

2Raka dan Chika kini sudah sampai di Bandar Udara Abdulrachman Saleh. Mereka tadi berangkat pukul 9 pagi dari Bandara Soekarno Hatta dan sekarang pukul 10.35 waktu setempat. Mereka kemudian memesan taxi menuju hotel bintang lima Jambuluwuk Batu Resort yang akam menempuh waktu kurang lebih satu jam.     

Jambuluwuk Batu Resort adalah salah satu Hotel dan Resort mewah yang berlokasi di daerah kota wisata batu, Malang. Dengan ketinggian lebih dari 1050m dari permukaan laut, berbukit-bukit, ditengah hutan dan pegunungan. Jambuluwuk Batu ini memiliki total villa sekitar 30 villa dan setiap villa tersebut dilengkapi oleh fasilitas elite yang tentunya disediakan untuk kepentingan Anda selama disana.     

Villa Jambuluwuk Kota Batu memiliki desain villa yang unik, dengan gaya arsitektur tradisional namun terlihat indah dan Jambuluwuk Batu Resort masuk dalam kategori kawasan elite di daerah wisata Batu. Dengan bahan dinding villa yang terbuat dari kayu dan bata membuat suasana di Villa Jambuluwuk semakin memberi kesan indah disetiap sudut Hotel. Tidak salah jika Jambuluwuk Batu  ini sering dipanggil dengan sebutan "Little Swiss Of Java".     

"Rumah Jambuluwuk Batu" berhadapan dengan lokasi paralayang Batu yang dikenal dengan Even Internasional pertandingan paralayang. Sehingga pengunjung dapat melihat secara langsung permainan paralayang. Jambuluwuk Batu Resort memiliki 30 Villa. 30 Villa tersebut, terdiri dari 10 Villa 4 Bedroom dan 20 Villa 3 Bedroom, dengan ciri khas Etnis : Bali 3 Villa, Java7 Villa, Sumatera 4 Villa, Kalimantan 6 Villa, Sulawesi 5 Villa, Ambon, NTB, Papua 5 Villa.     

Terletak di area Batu yang menyenangkan, Jambuluwuk Batu Resort memiliki posisi yang sangat bagus di pusat kehidupan malam, melihat pemandangan disekitar, hiburan keluarga di Malang. Hotel ini terletak 3 km dari pusat kota dan menyediakan kemudahan akses ke fasilitas-fasilitas penting kota ini. Air Panas Songgoriti, Pasang Songgoriti, Gunung Panderman juga bisa dijangkau dengan mudah.     

Selain desain dan fasilitas Hotel yang istimewa, view dari lereng bukit Penderman tampak jelas terlihat di Hotel Jambuluwuk Batu ini. Untuk penyewaan villa Jambuluwuk, Anda akan ditawarkan beragam tipe villa yang dimulai dari harga Rp.2.200.000 – Rp.3.200.000. Harga tersebut sudah mencangkup beragam fasilitas mulai dari kitchen set, tv kabel, ruang tamu, ruang makan, kolam renang dan masih banyak fasilitas lainnya seperti club house, atv track dan outbond area.     

Selama perjalan, mereka berdua hanya diam saja. Di dalam pesawat pun mereka berdua hanya diam. Mungkin mereka masih lelah karena acara resepsi kemarin. Jadi, tidak banyak ada pembicaraan mereka berdua. Chika saat ini bersadar di bahu Raka dengan kedua tangan yang memeluk lengan Raka. Mata Chika pun sudah terpejam bahkan Raka juga matanya terpejam.     

Sampai di hotel mereka pun langsung merebahkan diri mereka di atas tempat tidur setelah masuk ke kamar. Mereka memilih tipe kamar 3 bed room dan ciri khas etnik java. Tidak lama mereka merebahkan diri di atas tempat tidur, Chika membuka matanya. Ia tidak bisa tidur sekarang karena sedari berangkat ia belum mengganti pembalutnya. Alhasil, sekarang Chika sedang mengambil beberapa keperluannya sebelum ke kamar mandi. Raka membuka matanya menatap ke kamar mandi yang baru saja tertutup. Hanya sebentar saja karena ia kembali menutup matanya.     

Sekitar 30 menit Chika di kamar mandi, ia pun keluar dari kamar mandi dengan kaos kebesaran milik Raka dan celana pendeknya. Raka menyukai dirinya yang memakai pakaian Raka. Ketika malam pertama saja Raka inginnya Chika memakai kemeja berwarna putih yang tipis sehingga lekuk tubuhnya terlihat. Chika tidak perlu memakao bra, hanya memakai cd saja itu sudah membuat Raka senang dan pedangnya siap di asah.     

Pemikiran Raka sudah liar hanya melihat Chika memakain kemejanya tanpa bra dan hanya menggunakan cd saja. Jadi, Chika tidak perlu menggunakan pakaian-pakaian tidur tipis seperti lingerie.     

Chika keluar dari kamar kemudian berjalan menyusuri resort yang di sewa untuk beberapa hari kedepan. Untuk hari ini, mereka akan menghabiskan waktu di resort saja. Chika berjalan ke luar dari resort untuk menikmati pemandangan di luar resort. Sudah pukul satu siang lewat, jadi cuacanya sedikit terik. Chika tidak lama di luar karena terlalu terik, ia kembali masuk ke dalam.     

Chika mengambil mie instan yang ia bawa dan di letakkan di koper, ia akan membuat mie instan karena perutnya terasa lapar. Ia memasak mie instannya dan ketika ia akan menuangkan mie instan yang sudah matanga ke dalam mangkuk pelukan di pinggangnya membuat Chika sedikit tersentak kaget.     

"Ka, ini panas loh," kesal Chika seraya menoleh ke arah Raka.     

"Kenapa makan mie, hum?" tanya Raka yang tidak mempedulikam kekesalan Chika.     

"Laper," jawab Chika singkat. Ia kemudian meletakkan panci kecil yang ia gunakan untuk membuat mie ke atas kompor. Kemudian ia membawa mie ke meja makan.     

"Kenapa enggak beli makan aja, sih?" tanya Raka yang mengikuti langkah Chika di depannya.     

"Udah laper, enggak keburu," jawab Chika kemudian ia menarik kursi yang akan ia duduki setelah meletakkan mangkuk berisi mienya.     

Raka duduk di samping Chika, "Mau enggak kamu?" tanya Chika seraya menoleh ke arah Raka.     

"Enggak," jawab Raka seraya menggelengkan kepalanya.     

Chika pun mulai memakan mienya tanpa menawari Raka lagi. Raka terus menatap ke arah Chika membuat Chika yang merasa di pandangi menjadi risih. "Kenapa sih, mau? Aku suapin, nih, kalau mau," ucap Chika kesal karena sedari tadi di perhatikan oleh Raka.     

Raka berkata ia tadi tidak mau, tetapi sedari ia makan Raka selalu menatapnya. "Jangan ngelihatin aku kalau enggak mau makan.     

Selesai menghabiskan makanannya, ia meneguk air mineral yang tadi ia ambil. Selesainya ia menegak minumnya, Raka berkata "Jangan sering makan mie instan ya, ini terakhir makan mie instan. Kalau mau makan mie instan lagi sebulan sekali aja," ucap Raka menasehati.     

Chika menolehkan kepalanya menatap Raka dengan satu alisanya yang terangkat ke atas. "Kenapa?" tanyanya.     

"Mie instan gak bagus kalau sering-sering di konsumsi. Jadi kalau memang mau makan sebulan sekali aja."     

"Hum," jawab Chika yang hanya bergumam saja.     

Ia kemudian membawa piring dan gelas kotornya ke tempat cucian piring untuk ia cuci. "Habis ini kita pergi ke swalayan ya, buat beli beberapa belanjaan selama di sini," ucap Raka yang masih duduk di kursi meja makan.     

"Kenapa harus beli sih, kenapa enggak beli yang cepat saji aja? Kita bukan lagi di rumah loh, ka. Apa kamu udah enggak ada uang lagi buat biaya makan kita di sini. Kalau iya, aku masih ada uang tuh, jadi enggak lerlu takut."     

"Pencernaanku lagi ke ganggu, jadi kalau kita enggak lagi ke luar. Kita masak sendiri."     

"Apa hubungannya pencernaan sama makanan cepat saji? Kamu kan bisa beli makanan yang enggak ganggu pencernaan kamu," ucap Chika seraya meletakkan gelas dan piringnya di tempatnya kembali setelah ia mencucinya.     

"Ya udah sih, aku yang masak ini. Bukan kamu," ucap Raka dan Chika hanya memutar malas bola matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.