Menikah dengan Mantan

Bab 213 \"APA KITA MELAKUKANNYA?\"



Bab 213 \"APA KITA MELAKUKANNYA?\"

1HAPPY READING…     

YANG TIDAK SUKA BOLEH TINGGALKAN LAPAK YA GUYS… DAN TERIMAKASIH YANG MASIH BERTAHAN SAMPAI SEJAUH INI. HEHEHEHE…     

Wajah Kenan semakin lama semakin mendekat, hingga napas yang berbau alkohol sangat menyengat itu menyapa penciumannya. Qia berusaha tahan dengan bau alkohol dari mulut Kenan. Bibir mereka kini sudah salinng bertemu, perlahan tetapi pasti. Kenan mulai menggerakkan bibirnya begitu pun dengan Qia. Tangan Qia pun berusaha untuk merabah tubuh Kenan untuk merangsang tubuh Kenan. Sikap Kenan kala itu sungguh membuatnya sangat-sangat tidak berarti. Namun, semenjak itu pula ia bertekad akan membuat Kenan nyaman dan mau melakukan hubungan dengan Qia.     

Qia berusaha membuang segala egonya yang masih takut melakukan hubungan intim dengan Kenan . Tangan Kenan pun dengan lihainya membuka kaos kebesaran Qia. Tubuh polos Qia tanpa menggenalan bra itu pun sudah terpampang nyata. Kenan terus mencium dan melumat bibir Qia tanpa henti. Ciumannya turun ke rahang kemudian leher Qia. Satu tangannya pun sudah bergerak meremas dan memilin ujung dada Qia membuat Qia mendesah. Perasaannya antara geli dan juga perasaan aneh. Rasa takutnya melakukan hubungan badan dengan Kenan pun semakin menjadi, tetapi ia sudah bertekad akan melakukannya supaya Kenan tidak akan meninggalkannya. Ia tidak mau jika nantinya hal ini akan membuat Kenan akan menceraikannya.     

Memanglah, semua bukan kesalahannya karena memiliki ukuran dada yang tiak cukup besar. Namun, mau bagaimana lagi, ukuran dadanya memanglah seperti itu. Ia tidak mau mengubahnya, karena Qia sendiri nyaman dengan ukuran dada kecil. Kini tangan Kenan sudah masuk ke dalam inti tubuhnya yang hanya terbalut celana hawai itu. Qia mencakar tubuh Kenan karena ini kali pertamanya seseorang menyentuh inti tubuhnya selama ia hidup. Ya, walau orang tuanya dulu pasti memegang inti tubuhnya tetapi bukan itu yang di maksudkan Qia. Qia seperti menancapnya tangannya di bahu Kenan karena jari jemari Kenan yang sudah masuk menyapa langsung miliknya. Rasa gelid an aneh itu menyatu menjadi satu.     

Di tambah kini lidah Kenan yang membelai ujung dadanya dan terkadang ia memberikan gigitan kecil di dada Qia. Perasaan Qia saat ini benar-bear tidak bisa di bayangkan sama sekali. Qia semakin mencengkran bahu Kenan ketika satu jemari Kenan masuk ke dalam miliknya. Sakit dan tubuh Qia bergerak ke atas hingga kepalanya terantuk dengan sandaran tempat tidur. Rasanya ia ingin menarik jari Kenan karena terasa megganjal di miliknya dan juga sakit. Namun, sepertinya jari Kenan tidak mau lepas sama sekali.     

Kenan kini melepaskan ciumannya dan menatap Qia dengan wajah memerahnya. Ia pun kemudian mendekatkan kembali wajahnya dan kembali meraup bibir Qia yang begitu menggiurkan. Entah sejak kapan Kenan sudah melepaskan celannya hingga Qia yang tadi sudah merasa nyaman karena jemari Kenan sudah tidak mengusik bagian bawahnya itu pun kini kembali merasakan sesuatu yang menyesakkan di bagian intimnya. Sesuatu hal yang membuat dirinya kembali mencengkram kuat bahu Kenan. Bagian bawahnya kini terasa di robek secara paksa hingga ia pun membuka mulutnya lebar untuk berteriak kuat. Sayangnya ciuman Kenan mampu meredam suara teriakannya sehingga tidak keluar sama sekali. Air mata sudah membasahi wajah Qia yang keluar dari sudut matanya. Bagian bawahnya benar-benar terasa tesayak dan juga menyesakkan. Ia merasa bagian bawahnya selain tercabik-cabik, tetapi juga terasa begitu penuh.     

"Sakit," lirihnya ketika ciumannya terlepas dari bibir Kenan.     

Kenan sudah menciumi leher dana tidak lupa meninggalkan jejak di leher Qia. Tangannya juga sudah bergerak meremas dan memilin ujung dada Qia. Pinggul Kenan pun yang tadinya hanya diam karena menyesuaikan miliknya di dalam milik Qia itu pun kini mulai bergerak maju mundur. Kenan memejamkan matanya karena merasakan nikmatnya apalagi milik Qia yang berkedut seperti sedang memijit miliknya itu pun membuat Kenan menimatinya. Padahal apa yang di pandangan Kenan sekarang tidak seperti kenyataannya.     

Ia saat ini sedang merasa sedang berada di atas tubuh Raka dan Raka begitu pasrah dengan keadaan ini. Ketika jarinya mengusap milik Qia, ia seperti sedang mengusap lubang milik Raka. Ketika ia meremas dan memainkan ujung dada Qia, ia pun merasa sedang memainkan dada Raka karena ukuran dada Qia sama dengan dada Raka hanya bedanya dada Raka keras sedangkan dada Qia empuk.     

Kenan menggerakkan pinggulnya naik turun, Qia memejamkan matanya dan mencengkram lengan Kenan kuat. Air mata dari pelupuk matanya pun masih berlinang. Ia masih belum merasakan kenyaman sama sekali di miliknya. Namun, lama kelamaan Qia pun mulai nyaman dan air matanya pun sudah tidak ke luar lagi. Kenan pun memposisikan tubuh Qia menungging dan itu adalah posisi paling enak meurut Kenan. Kenan pun akhirnya mendapatkan pelepasannya dan tubuhnya pun langsung ambruk ke samping tubuh Qia.Qia sediri sudah jatuh tengkurap setelah Kenan melepaskan miliknya dari dalam miliknya.     

Wajah Kenan begitu bahagia dengan apa yang baru saja ia lakukan. Denga matanya yang setengah terpejam itu pun Kenan menarik tubuh Qia yang tengkurap kemudian ia peluk. "Aki bahagia, akhirnya aku bisa bermain bersamamu," ucap Kenan seraya mengeratkan pelukannya pada tubuh Qia yang sudah lemas.     

Bahkan Qia pun tidak begitu mendengar jelas apa yang Kenan katakana karena ia terlalu lelah dengan apa yang baru saja ia lakukan. Kenan pun mulai tertidur dengan nyaman dengan posisi masih memeluk tubuh Qia dan senyuman manis itu terukir di wajah Kenan. Qia yang lelah pun mulai memejamkan matanya dan tertidur dengan nyaman.     

Sekitar pukul sepuluh pagi Qia Kenan mengerjapkan matanya, ia mengernyitkan dahinya melihat tubuh Qia yang tidak memakai pakaian sedang ia peluk. Bagian atas tubuh Qia terbuka, sehingga bahu Qia terekspose polos tanpa ada kain yang menutupinya. Kenan pun segera bangun dari tidurnya membuat Qia pun langsung terbangun. Tubuhnya yang lelah itu teras sakit ketika harus bangun tiba-tiba. "Apa yang terjadi?" tanya Kenan sukses membuat Qia yag tubuhnya lemas langsung menolehkan kepalanya menatap Kenan.     

"Kita enggak melakukannya kan?" tanya Kenan dengan raut wajah khawatir seraya menatap Qia. Qia mengernyitkan dahinya dengan pertanyaan Kena barusan. Pemikiran buruk pu terlintas dalam benaknya dengan pertanyaan Kenan barusan. Apakah Kenan tidak mau melakukannya bersama Qia, sehingga ia bertanya dengan apa yang sudah terjadi pada mereka semalam.     

"Qi jawab!" ucap Kenan yang sedikit meninggikan suaranya.     

"Pikirkan sendiri, jawabannya ada di kakak," ucap Qia ketus. Ia pun turun dari temnpat tidur seraya menarik selimutnya dengan kasar. Tidak peduli jika tubuh Kenan polos atau apa. Ketika ia menyadari pakaiannya, Kenan segera menarik selimut tipis di bawah tubuhnya untuk menutupi tubuhnya yang polos. Qia sendiri kini sudah masuk ke dalam kamar mandi untuk mebersihkan tubuhnya.     

TBC…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.