cinta dalam jas putih

Biar aku yang menggantikan\nsetiap rasa sakitmu,,



Biar aku yang menggantikan\nsetiap rasa sakitmu,,

1Axel tampak berdiri di depan pintu kamar setelah dia memanggil nita,dan yoga yang membuka pintu menghampiri axel dengan senyumannya.     

" Ayah,," axel tiba-tiba memeluknya " Ibu,,"     

Nita menghampiri axel yang sedang berada dalam pelukan yoga,dia teraneh melihat axel yang tiba-tiba memeluk ayahnya itu.     

" Sepertinya axel demam" yoga bicara pelan ke arah nita " apa aku bisa minta tolong ?"     

Nita segera menganggukan kepalanya sebagai tanda bersedia,kali ini nitalah yang berubah menjadi panik setelah mendengar axel demam.     

" Minta mba mumu membereskan pakaian dan obat axel,aku akan membawanya ke rumah sakit sekarang,,"     

Axel yang satu minggu yang lalu telah dilakukan pemeriksaan darah,jika tiba-tiba mengalami demam dokter arga menganjurkannya untuk segera dibawa ke rumah sakit.     

" Biar aku saja,mba mumu pasti sedang sibuk"     

Nita yang akan melangkahkan kakinya tiba-tiba terhenti karena tangan yoga yang memegangnya,menahan langkahnya.     

" Hati-hati,kamu tidak boleh panik,,ingat kamu sedang hamil,,"     

Nita tersenyum lembut " Iya,aku janji tidak akan panik"     

Yoga melepaskan tangan nita dan membawa axel yang masih dalam pelukannya ke halaman depan dimana mobilnya terparkir.     

" Nita,kamu tidak usah ikut biar mba mumu saja,," ibu sedikit menahan nita untuk tidak ikut ke rumah sakit.     

Nita tersenyum dan memegang tangannya "tidak apa-apa bu,mba mumu dirumah temani ibu kan bapak sedang tidak enak badan kasihan"     

" Hati-hati,jangan terlalu kecapean"     

" Iya,pasti bu,," nita tersenyum dan mencium tangan ibu sebelum dia masuk ke dalam mobil,ikut bersama yoga membawa axel ke rumah sakit.     

Axel yang duduk disamping nita,melihat ke arahnya wajahnya yang begitu merah karena demamnya.     

" Kemarilah,," nita memeluknya dan menyandarkan kepala axel di pangkuannya.     

" Apa adikku tidak merasa sempit kalau aku tidur seperti ini?"     

" Tidak,," nita tersenyum mendengar pertanyaan axel,walaupun sedang demam dia masih memikirkan tentang calon adiknya.     

Dia membelai lembut rambut axel,dan sesekali memegang keningnya yang begitu terasa panas.Tadi pagi axel masih begitu ceria dan baik-baik saja,petang ini tiba-tiba mengeluh demam.     

Yoga sesekali melirik ke arah belakang dimana ada nita dan axel,dia melihat sekilas ke arah axel yang sepertinya memiliki kemiripan dengan nita.Dulu axel sangat pemarah tapi ketika nita masuk ke dalam rumahnya,perlahan-lahan axel berubah bahkan lebih sama dengan nita dibandingkan dengan elsa.Orang selintas pastilah berpikir axel adalah putra nita.     

Dan cara nita yang memperlakukan axel begitu baik,tapi tidak memanjakan.Itu terlihat jelas dari sikap axel yang lebih dewasa.Dia sudah merasa apa yang sangat diinginkannya sudah tercapai saat ini,dia hanya harus berusaha mempertahankannya.     

" Tidak perlu dilihat,," nita yang terduduk disamping tempat tidur axel mencoba mengalihkan perhatiannya ketika suster mengambil sampel darah untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium ulang,dengan memberikan usapan lembut di pipi axel.     

Setelah beberapa menit yang lalu terpasang infus,dan kini masih harus merasakan sakit kembali untuk pemeriksaan laboratorium.     

Menyaksikan setiap jarum yang menusuk axel merupakan hal yang paling menyakitkan dalam hidupnya,mungkin jika semuanya adalah pilihan nita selalu merasa lebih baik dia sajalah yang menggantikan setiap kesakitan yang dirasakan axel.     

" Kita tunggu saja hasil dari laboratorium,," di sudut ruangan lain yoga tengah berbicara dengan dokter arga yang sengaja dia hubungi langsung sebelum memutuskan untuk pergi ke rumah sakit.     

" Ya " yoga mengangguk,dia sedikit cemas jika harus kembali melihat hasilnya.Dan menatap sekilas ke arah axel yang tengah terbaring di tempat tidur dan nita yang terduduk di sampingnya yang selalu menemani axel dengan sabar.     

" Itu,," arga pun menatap ke seseorang disamping axel,yang baru disadari oleh tangkapan matanya.     

" Nita,istriku " yoga tersenyum ke arah sahabatnya itu,dia tahu arga pasti akan terkejut melihat nita terlebih lagi yoga memberitahukannya bahwa wanita yang sedang berada dalam tatapannya itu adalah istrinya.     

Tidak ada yang tidak mengenalnya,dulu sebelum menikah dengannya nita terkenal sebagai pegawai teladan.Dan arga pasti sangat mengenal nita.     

" Kalau dia dulu jadi asistenku pasti aku juga langsung jadikan istri,," arga sedikit memberikan candaan pada yoga " aku tadi itu sempat berpikir kalau axel bukan putra elsa tapi putranya,mereka sangat mirip"     

Yoga hanya tertawa kecil menanggapi candaan sahabatnya itu,dan melirik ke arah nita yang masih berada di samping axel yang sepertinya begitu serius membicarakan sesuatu.     

Dia sedikit merasa seharusnya tidak membawa nita untuk menemani axel di rumah sakit,selain dia harus khawatir dengan hasil laboratorium putranya nanti dia juga menjadi khawatir dengan istrinya itu.     

" Istirahat dulu,," yoga menghampiri nita seperginya arga,dia memegang tangan nita dan membawanya untuk duduk di sofa yang tersimpan tidak jauh dari tempat tidur axel.     

" Kamu pasti lelah,," yoga memberikan pijatan lembut di pundak nita.     

Nita tersenyum mendapatkan perlakuan istimewa dari yoga yang memang selalu memanjakannya setiap hari.     

" Dokter arga terkejut ketika tahu kalau kamu adalah istriku" sambung yoga.     

" Lalu,,?" nita menyandarkan kepalanya di bahu yoga,dia merasa pasti akan ada hal lain yang akan disampaikan oleh yoga yang akhir-akhir ini lebih mudah cemburu walaupun oleh hal kecil.     

" Kalau kamu jadi asistennya dulu,dia bilang juga akan melakukan hal yang sama.Jatuh hati dan menikahimu,,"     

Nita tertawa kecil dan mengerutkan dahinya,dan melihat wajah yoga "Ayolah sayangku,," tangan nita menggapai pipi yoga dan mengusapnya " menjadi pencemburu itu akan membuatmu lelah sendiri pada akhirnya"     

" Aku kan sudah bilang,prioritasku hanya pada oppa dokter dan axel."     

Dan lalu nita menyandarkan kepalanya di atas pangkuan yoga,matanya sesekali mengawasi axel yang tertidur pulas setelah satu jam yang lalu disuntikan obat antibiotik dan penurun panas karena suhu tubuh axel telah mencapai 39,4 derajat celcius.     

" Tapi,,kenapa setelah aku tidak bekerja disini, ada banyak perawat muda yang tampan-tampan ya?" nita tersenyum ke arah yoga,dia sepertinya sengaja memberikan candaan pada suaminya itu.     

Yoga tertawa kecil dan memencet hidung nita sekilas " untung saja mereka baru muncul setelah kamu berhenti bekerja,kalau dari dulu sudah ada pasti aku punya banyak saingan yang berat.Pastinya yang tua akan kalah oleh anak muda"     

" Tapi buktinya dia lebih populer daripada yang muda,," sindir nita " lebih banyak penggemarnya,sampai-sampai mantan pacarnya masih terus mengejar-ngejar dia"     

" Benar aku memang populer!" yoga membenarkan sindiran nita dengan tawa kecil di wajahnya " dia banyak di kejar-kejar wanita, tapi dia malah mengejar satu wanita yang dulu itu susah sekali untuk ditangkap.Aku harus menunggu dia ditinggalkan oleh tunangannya,bersaing dengan keponakan dan wadir ,,,"     

Mendengar yoga terus mengucapkan candaannya,nita akhirnya menyerah.     

" Baiklah,aku kalah " nita tertawa malu " aku mengaku saja kalau aku juga mengidolakan oppa dokter,,"     

Akhirnya nita bisa membuat yoga tertawa sedikit meringankan beban yang dia tahu yoga pasti menyimpannya dalam-dalam,dia sangat mengkhawatirkan axel. Dia hanya tidak ingin membuat nita ikut khawatir.     

Yoga menatap nita yang sepertinya kelelahan,dia tertidur di sofa.Dan menyelimuti nita dan tersenyum melihatnya tertidur dengan begitu cantik.     

" Aku selalu ingin mengatakan padamu,permohonanku.Jangan tinggalkan aku dan axel,," nada suara yoga pelan dalam tatapannya pada nita yang tertidur,dia lalu mencium kening nita dan beranjak menjauh dari nita.     

Di sudut mata nita yang terpejam muncul satu lelehan air matanya,dia tidak benar-benar tertidur.Sangat begitu jelas mendengar kata-kata permohonan yoga,membuatnya begitu sedih dicintai begitu dalam oleh yoga.     

" Aku berharap tuhan selalu memberikanmu kebahagiaan,," hati nita berkata mendoakan untuk suaminya itu.     

Air matanya perlahan muncul ketika dia membuka matanya perlahan,melihat sosok yoga yang dengan sabar menggantikannya menjaga axel yang sesekali terbangun dari tidurnya karena mulai merasakan tidak nyaman dan kesakitan.     

Dia sosok ayah yang begitu penyayang,tidak pernah memperlihatkan kelelahannya pada axel.Seorang laki-laki yang tegas namun begitu penuh kasih sayang,,,     

" Semoga setiap lelahmu tergantikan oleh kebahagiaan dan kesehatan,," ucap nita dalam hatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.