Tiket konser
Tiket konser
Mereka saling memandang ketika yunna bukannya menyambut kedatangan mereka yang baru saja pulang bekerja, atau sekedar mencium tangan. Dia malah menyodorkan satu bungkusan pada nita dan yoga dan harus memakainya.
"Yunna,,, " suara lembut nita memanggil putrinya itu, dengan tatapan lembut serta senyuman yang diperlihatkannya pada yunna.
"Maaf, lupa ibu " yunna tertawa kecil, dengan cepat dia mendekat ke arah yoga dan mencium tangannya.
Yoga tersenyum lebar, "ini apa? "
"Ini hadiah dari ayah alvar, katanya sebagai rasa terima kasih karena ayah aku yang paling keren dan baik hati seantero kota sudah membuat alvar pulang ke rumah dan alvar diijinkan untuk menonton konser juga! " yunna memuji yoga, dia bergelayut di tangan yoga.
"Kaos ini buat ayah dan ibu pakai nanti nonton konser! "
Nita mengerutkan dahinya, "yang nonton konser itu kamu sama kak axel "
"Kenapa ayah dan ibu yang harus pakai kaosnya? " lalu pertanyaan muncul pada yunna.
Putrinya itu lalu melihat ke arah yoga yang memberikan isyarat dengan matanya yang berkedip-kedip ke arahnya, seolah-olah memberitahukan bahwa ibunya tidak tahu tentang tiket yang axel belikan untuk ibunya.
"Ayahku memang laki-laki paling romantis sedunia! " yunna berbisik ke telinga yoga lalu mencium pipinya sekilas, setelah dia memberikan kaosnya pada yoga dia lalu bergegas masuk ke dalam rumah meninggalkan ayah dan ibunya berdua saja.
Nita masih memandangi yoga yang berdiri memandangi kaos berwarna putih yang diberikan oleh yunna.
"Bukannya warna fans yang mau konser itu aprikot dan magenta " yoga berkata sambil terus memandangi kaos berwarna putih itu, "kenapa sekarang berubah jadi warna putih! "
Nita mengerutkan dahinya mendengar perkataan yoga, lalu tawanya muncul karena ternyata diam-diam yoga mengetahui warna yang menjadi ciri khas masing-masing grup kpop.
"Diam-diam suka juga sama kpop nih! " cetus nita sambil menatap mata yoga yang sepertinya bicara tanpa disadarinya.
"Bukannya kita harus tahu apa yang disukai anak-anak kita? " yoga membela diri, "kemarin sebelum operasi dimulai aku cari-cari di internet jadi tahu! "
Nita menanggapi dengan senyuman mendengar yoga yang mau berusaha untuk tahu apa yang sedang disukai oleh yunna sekarang ini, dia ingin menjadi ayah yang benar-benar memahami yunna yang berbeda dengan axel yang penurut.
"Manis sekali,,, " nita tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengusap pipi yoga, padahal mereka masih berada di ruang tamu rumahnya.
"Ayah terbaik di dunia! " lalu nita melemparkan pujiannya pada yoga lalu memegang kedua pipi yoga.
Dan yoga menanggapinya dengan senyuman, karena nita memegang kedua pipinya dia kesulitan untuk bicara.
"Asik nih yang romantis terus! " suara axel yang terdengar oleh nita dan yoga.
Seketika nita melepas kedua tangannya yang memegang pipi yoga, dan menyadari ketika di ruang tamu tidak hanya ada mereka berdua. Terlihat axel dan yunna yang duduk di kursi memandangi mereka dengan kedua tangan mereka yang sengaja disimpan di pinggang.
"Ayah dan ibu itu membuat kak axel menjerit! " ucap yunna, dia senang sekali menggoda kakaknya itu.
Axel mengerutkan dahinya menoleh ke arah yunna, "kenapa kakak? "
Yunna tersenyum, "jiwa kesepiannya meronta dan menjerit, karena kejombloan yang berkepanjangan,,, "
Nita dan yoga menanggapinya dengan tawa mendengar yunna yang selalu saja menyindir axel yang tidak terlihat membawa pasangan.
"Yunna, kasihan kak axel " ucap nita, "lagipula dia sekarang sedang menyusun rencana mendekati seseorang yang sudah membuatnya jatuh hati pada pandangan pertama,,, "
"Ibu " axel menyela dengan merengek, dia menghentikan nita sebelum semua yang dikatakannya tentang leiya di ceritakan oleh ibunya.
Yunna membulatkan kedua matanya melirik ke arah axel.
"Curang nih! " cetus yunna, "masa aku tidak diberitahu! "
Lalu cubitan-cubitan kecil menyerang axel, yunna sedang memaksanya untuk bicara tentang wanita yang sedang dia dekati.
Alasan pertama dia harus tahu adalah karena dia pendukung berat ellen, dia tahu sahabat sedari kecil kakaknya itu menaruh rasa pada axel. Tapi mereka terhalang karena status persahabatan mereka.
Dan yang kedua adalah raiya, teman sebangkunya itu selalu mengatakan dia menyukai axel yang dingin dengan wajah kerennya. Karena pada awalnya sahabatnya itu terpesona dengan ayahnya, tapi setelah bertemu dengan kakaknya dia terpesona oleh axel yang sama persis seperti ayahnya. Dingin tapi keren!.
"Axel sedang dekat dengan siapa? " yoga bertanya pada nita yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Nita tersenyum ke arah yoga, "kenapa? tidak boleh juga? "
"Jangan bilang axel mau dijodohkan dengan anak teman sesama konsulen juga " sambung nita, dia lalu terduduk di kursi di depan meja riasnya.
Yoga mengambil alih sisir yang nita pegang, dia lalu menyisirkan rambut nita sambil memandanginya dari cermin meja rias dihadapannya.
"Kenapa berkata seperti itu? " tanya yoga, "aku hanya bertanya saja siapa yang sedang axel dekati, kenapa berpikir aku akan menolaknya karena akan menikahkan axel dengan putri temanku "
Nita tersenyum tipis, dia pernah sekali mendengar yoga yang bicara dengan sahabat sesama konsulen yang memiliki seorang putri yang juga seorang dokter. Yang sering dia dengar semua anak-anak dokter menikahkan anak mereka dengan profesi yang sama.
"Kenapa malah melamun! " yoga mengejutkan nita, "kamu tidak percaya dengan yang aku bilang tadi? "
Nita menoleh ke belakang dimana yoga sedang menyisirkan rambutnya, "tapi janji jangan bicara apapun pada axel kalau kamu tidak setuju "
Dahi yoga berkerut, tawa kecilnya muncul dengan ucapan nita yang sepertinya ketakutan yoga tidak menyetujuinya.
"Memangnya kenapa dari tadi bicaranya seperti ketakutan aku tidak menyetujuinya? " yoga terheran, "memangnya terlihat kalau aku tidak suka? "
"Karena axel sedang suka dengan wanita yang bukan dokter " ucap nita pelan, "dia bilang wanita cantik itu,,, " nita berhenti beberapa saat.
"Bidan juga " suaranya kembali memelan sambil menatap mata yoga yang sedari tadi mengawasinya untuk bicara.
Kedua alis yoga terangkat, pada awalnya dia menarik nafasnya begitu dalam. Setelah beberapa detik lalu senyuman muncul di wajahnya, dia kembali merapikan rambut nita.
"Ada apa? " nita bertanya ketika yoga tidak mengeluarkan tanggapan apapun setelah dia diberitahu oleh nita.
"Benarkan kamu tidak suka? " lalu nita mengambil kesimpulan dari sikap diam yoga.
"Bukan " yoga lalu bicara, dia menyelesaikan merapikan rambut nita lebih dulu. Lalu memeluknya dari belakang.
"Aku masih merasa axel itu putra kecilku beberapa tahun yang lalu " ucapnya, "yang kehilangan kasih sayang ibunya sampai dia mendapatkannya darimu, dan sekarang dia mencari kasih sayang dari seseorang yang akan mendampingi hidupnya "
"Padahal aku masih menganggapnya putra kecilku " sambung yoga.
Nita tersenyum mendengar yoga yang seperti tidak ingin melepaskan putranya untuk hidup di dunia yang dipilihnya. Bukan karena keegoisannya sebagai orang tua tapi dia terlalu menyayangi putranya.
"Aku tidak akan mempermasalahkan dengan siapa dekat " lalu yoga berucap, "dengan bidan atau perawat aku akan menerimanya asal kamu menyetujuinya "
"Kenapa aku? " nita terheran.
"Kamu kan ibunya, jadi aku juga akan setuju kalau kamu menyetujuinya " jawab yoga sambil terus memeluk nita.
Nita terdiam sejenak, dia belum mengenal wanita bernama leiya yang axel ceritakan. Yang dia tahu wanita itu telah membuat axel jatuh hati, walaupun sebenarnya dia sangat menyukai ellen yang akan menjadi pasangan axel. Tapi karena hubungan yoga dengan dokter kim yang tidak baik membuatnya tidak ingin memaksa axel untuk lebih dekat dengan ellen.
"Ada apa kumpul-kumpul seperti ini? " nita melihat axel dan yunna berkumpul di ruang tengah bersama alvar dan mba mumu tengah membuat sesuatu.
"Belum semuanya, bu " ucap yunna ketika bel rumahnya berbunyi dan bergerak menuju ke depan rumahnya.
Tidak lama muncul sosok raiya teman sebangku yunna yang nita kenal dan satu orang anak laki-laki yang tidak dikenalnya. Raiya dengan cepat mencium tangan nita dan satu teman barunya.
"Ayah keren dimana bu? " tanya raiya.
"Yaya!! " cetus yunna, dia menghentikan raiya untuk bertanya tentang ayahnya.
"Siapa suruh punya ayah sekeren itu! " cetus raiya pelan sambil tertawa.
Nita tersenyum lebar menanggapi pertanyaan raiya yang mengidolakan yoga.
"Sedang mandi " jawab nita.
Raiya tertawa kecil, "ya ampun, pasti tambah keren nanti aku lihatnya! "
Yunna membulatkan kedua matanya, dia lalu menarik raiya agar dengan cepat duduk dan bergabung bersama alvar dan axel.
"Ibu, ini teman baruku keydee " yunna memperkenalkan teman barunya pada nita, "dia pindahan dari sekolah lain, tapi katanya dia dari kenzo "
"Hangzhou yunna " dia meralat perkataan yunna.
"Iya itu " yunna tersenyum lebar, "ini ibuku, dia ibu negara disini jadi semua akan menuruti semua perkataan ibuku. Karena basecamp ini milik ibuku jadi jangan membuat ibuku marah! "
"Basecamp " ucap nita pelan menanggapi yunna yang menjadikan rumahnya sebagai basecamp untuk dia dan teman-temannya berkumpul. Itulah kenapa rumahnya selau dipenuhi oleh teman-teman yunna setiap hari.
"Motto basecamp kami, hormatilah kedua orang tua! "
Keydee menertawakan motto yang yunna sebutkan, dia baru pertama kali mendengar motto lucu seperti itu.
Yunna menarik tangan keydee, "sudah kenalan dengan ibuku jangan terlalu lama! "
"Nanti kamu bisa menempel terus dengan ibuku! " cetus yunna membawa keydee untuk ikut berkumpul dengan yang lain.
Nita menggelengkan kepalanya melihat sikap yunna pada teman-temannya, mereka sengaja berkumpul untuk membuat sebuah tulisan yang akan mereka perlihatkan ketika menonton konser nanti.
"Mba mumu nanti jangan ikut joget nanti encoknya kambuh! " cetus yunna ketika mereka sedang fokus.
Lalu semua yang berada di ruangan termasuk mba mumu ikut tertawa menertawakan yunna yang bicara padanya.
Nita yang berada di dapur menyiapkan cemilan untuk teman-teman yunna terheran ketika dia menyebut mba mumu seperti dia akan ikut ke konser itu.
"Kenapa ibu terlihat kebingungan? " suara axel mengejutkan nita.
"Pasti ayah belum bilang, kalau ayah membelikan tiket untuk ibu " sambung axel, "karena aku tidak mau mba mumu sendirian jadi aku ajak juga! "
Karena pak itor yang sudah lama meninggal jadi axel tahu mba mumu akan kesepian di rumah sendirian, dia sudah menganggap mba mumu seperti keluarganya sendiri.
Tawa kecil axel lalu muncul, "ayah sengaja memberikan ibu kejutan supaya ibu bisa jalan-jalan di hari libur "
Nita masih terdiam dia tidak tahu kalau yoga sengaja membelikannya tiket untuk menemani yunna menonton konser.
"Ayahmu itu,,, " ucap nita pelan sambil tersenyum ke arah axel.
"Aku bantu bawakan " dia lalu membawakan cemilan yang dibawa nita untuk yunna dan teman-temannya.
"Terima kasih " nita tersenyum lebar, axel tahu sekali kalau dia sedang ingin bertanya pada yoga karena tidak memberitahukan padanya membelikan sebuah tiket konser untuk menemani yunna..