cinta dalam jas putih

Terpesona



Terpesona

0Axel melihat mobil yang membawa ellen telah berjalan, dan dia masih kebingungan ketika harus melihat leiya yang berada di sampingnya dengan seseorang yang dia kenal.     

'Aku kejar ellen saja lebih dulu ' dia lalu memutuskan untuk mengikuti mobil ellen yang walaupun sudah berjalan lebih dulu di depannya dia masih dapat melihatnya.     

Dia terus mengikuti kemana perginya mobil itu dengan hati-hati agar tidak diketahui oleh ellen dan teman prianya itu.     

'Kenapa mereka pergi ke jalur luar kota? ' axel semakin kebingungan dengan rute yang mereka pilih, tapi mereka terlihat berhenti ketika telah masuk ke sebuah jalur jalan bebas hambatan dan berbelok ke arah sebuah rest area yang masih belum selesai di bangun.     

Membuat kecurigaan axel semakin bertambah dan mempertanyakan tujuan mereka berhenti di tempat itu.     

'Aku berjalan kaki saja, supaya mereka tidak curiga! '      

Axel turun dari mobilnya yang sengaja dia simpan dengan jarak yang sedikit jauh, dan berjalan ke arah mobil ellen yang sepertinya juga sengaja berhenti di tempat yang gelap.     

Axel tertawa sinis, "kalian kan artis kenapa bermain seperti ini! "     

"Jangan-jangan karena gratisan? " tanya axel sambil terus berjalan ke arah mobil tersebut, "atau mau sensasi yang berbeda? "     

Dia semakin dekat dengan mobil yang terdapat ellen di dalamnya.     

"Kalau kamu bukan temanku, buat apa aku ikutin. Aku cuma tidak mau kamu membuat masa muda kamu seperti ini! " axel lagi-lagi mengumpat dalam hatinya.     

Dia memutuskan mengikuti ellen dan membiarkan leiya karena dia tidak mau ellen menyesal berhubungan dengan orang yang menurutnya akan membuatnya rusak.     

Kedua mata axel melihat dengan jelas laki-laki itu akan membuka kaos yang ellen pakai, tapi dengan satu tangannya yang terlihat mengabadikannya dengan kamera ponselnya. Dan ellen hanya diam saja.     

"Hei, keluar! " axel mengetuk kaca pintu mobil yang membuat laki-laki tersebut terperanjat karena terkejut melihat sosok axel yang telah berdiri di luar mobilnya.     

Dia keluar dan berdiri berhadapan dengan axel, seraya membenarkan resleting celananya yang terbuka.     

"Ada apa? " tanyanya pada axel.     

Axel menoleh ke arah ellen yang sama sekali tidak bereaksi, dia masih di posisinya semula dengan kedua matanya yang masih terlihat memiliki pandangan yang kosong ke arahnya.     

Axel tersenyum ke arah laki-laki itu dan tanpa melakukan aba-aba dia menghantamkan kepalan tangannya di pipi laki-laki itu. Membuatnya tersungkur seketika karena axel memukulnya dengan tiba-tiba.     

Axel lalu membantu ellen keluar dari mobil dan memapahnya, dia berdiri dan berjalan sempoyongan.     

"Aku sepertinya belum puas! " dia lalu membantu ellen untuk duduk di atas tanah.     

Dia kembali menghampiri laki-laki yang telah berdiri kembali setelah tadi dia memukulnya.     

Axel menarik kaos yang dipakainya dan mendekatkannya.     

"Laki-laki seperti kamu itu akan merusak banyak perempuan! " dia kembali memukulkan kepalan tangannya di perutnya, tapi kali ini tidak sekuat pukulan pertama. Tetapi karena axel tahu dia adalah seorang artis yang lebay, dia begitu memperlihatkan kesakitannya yang seolah-olah dia mendapatkan pukulan yang paling mematikan. Dan axel mendorongnya hingga terjatuh.     

"Ayo pulang! " dia kembali membawa ellen untuk berjalan dengannya menuju ke arah mobilnya yang dia simpan sedikit jauh dari tempatnya membawa ellen.     

"Ayah tidak boleh lihat kalau aku membawa ellen dalam pengaruh alkohol! " axel mengurungkan niatnya untuk membuka pintu depan mobilnya.     

Dia lalu tersenyum lebar ke arah ellen, dan berjalan ke arah belakang mobilnya. Dia membuka pintu mobil tempat dia menyimpan semua barang-barangnya, dan menidurkan ellen.     

"Anggap saja kamu di selamatkan oleh polisi bukan oleh temanmu! " ucap axel sebelum dia menutup pintunya.     

Dia memastikan memberikan udara dari kaca jendela mobil yang sengaja dia buka sedikit.     

Axel melihat ke arah jarum jam di tangannya yang hampir menunjukkan pukul sebelas malam, dia mempercepat kemudinya agar cepat sampai di tempat konser.     

Di tengah perjalanan dia ponselnya berbunyi dan dia melihat nama yunna yang menghubunginya.     

"Kakak!!! " terdengar teriakan yunna yang membuat axel harus menjauhkan ponsel tersebut dari telinganya.     

"Kakak, kami sudah menunggu kakak setengah jam! " cetusnya.     

"Kakak tahu acaranya sudah selesai dan kakak belum juga sampai, tahu nggak pegel kaki aku! " lagi-lagi dia marah pada kakaknya itu.     

"Dan lagi kakak pergi tidak memberiku uang jajan, aku jadi kelaparan menunggu kakak hampir setengah jam disini! " yunna terus menerus bicara seperti sebuah kereta api expres yang berjalan tanpa henti. Dia sedang marah pada axel karena telah membuatnya menunggu lama.     

"Kakak di belakang kamu! " ucap axel lalu mematikan ponselnya.     

Dia melihat yunna yang berjalan ke arah mobilnya dengan ketiga temannya.     

"Mba mumu mana? " tanya axel.     

"Sudah pulang dengan ayah dan ibu tadi " jawab yunna dengan muka cemberutnya.     

Axel menggaruk kepalanya yang tidak gatal,  dia tahu adiknya itu sedang marah padanya sekarang ini.     

"Iya, maaf kakak terlambat " axel merangkul pundak yunna, "kamu laparkan? " dia sedang mencoba membujuk yunna supaya tidak marah padanya.     

"Semua teman-temanku harus mendapatkan nasi goreng yang paling enak! " ucap yunna masih dengan wajah kesalnya.     

"Iya, kakak belikan "      

Yunna dan ketiga teman-temannya berhasil mendapatkan makanan gratis dari axel yang telah membuat mereka menunggu begitu lama.     

"Aku duduk di depan! " raiya dengan cepat duduk di kursi depan karena dia ingin sekali mendekati axel sang prince A yang selalu terlihat mengagumkan dengan wajah tampannya.      

Dia senang sekali jika memiliki kakak seperti axel, tapi akan lebih menyenangkan jika memilikinya sebagai suami. Tetapi yunna tidak pernah mengijinkannya untuk mendekati kakak laki-lakinya itu.     

Yunna dan teman-temannya sudah mendapatkan jatah makanan yang mereka inginkan dan sekarang waktunya axel membawa mereka untuk pulang kerumah, dia melihat semangat yunna yang masih memiliki energi penuh mengobrol dengan keydee dan alvat di kursi belakang.     

"Tunggu dulu! " cetus yunna pada keydee dan alvar.     

"Ada apa? " tanya alvar.     

"Bukankah ini malam minggu? kenapa hantu keluar di malam minggu! " yunna menunjukkan sebuah tangan yang menempel di pundaknya. Tentu saja itu bukan tangan keydee dan alvar.     

Mereka bertiga saling memandang dan seketika berteriak bersamaan. Membuat axel terkejut dan menghentikan mobilnya dengan tiba-tiba, membuat semua yang ada di dalam mobil terlempar dari kursi tempat duduk mereka.     

"Kamu tidak apa-apa? " axel mengusap kepala raiya yang terbentuk kaca depan, lalu melihat yunna dan teman-temannya sudah terduduk di bawah jok.     

Kedua mata axel membulat, dia tidak bisa mengatakan apapun melihat adiknya sudah terduduk di bawah karena dia menginjak rem dengan begitu mendadak. Dia rasa ingin tertawa tapi pasti nanti yunna akan marah lagi padanya, jadi dia hanya terdiam memandangi adiknya itu.     

"Kakak di belakang mobil ada hantu! " yunna tidak berani untuk kembali duduk di kursinya.     

"Tadi itu ada tangan yang muncul di belakang mobil! " dia kembali berucap.     

"Iya " alvar dan keydee membenarkan ucapan yunna agar axel percaya dengan ucapan yunna tentang tangan hantu yang mengikuti mereka sampai ke mobil.     

"Mana ada hantu " ucap axel dengan datar, "itu ellen! "     

Yunna menoleh ke arah axel dengan tatapan tajamnya, "aku nggak bakalan percaya! "     

"Masa iya kakak menyimpan kak ellen di belakang! "     

"Dia itu artis, dan kakak menyimpannya di belakang. Itu seperti tidak memanusiakan manusia! " sambung yunna, dia masih tidak mau duduk di kursinya karena masih ketakutan.     

"Kalau tidak percaya kamu lihat saja " axel tidak memaksakan yunna untuk percaya, tapi semua yang dikatakan yunna padanya sangat lucu dan dia tidak bisa menahan tawanya.     

Yunna meminta kedua temannya untuk ikut bersamanya melihat ke belakang tempat duduknya, perlahan-lahan mereka memastikan siapa yang berada di belakang.     

"Hantunya,,, " alvar tidak melanjutkan perkataannya setelah melihat sosok ellen.     

"Seksi " ucap keydee.     

Yunna bernafas lega, "hantu artis ternyata! "     

dia berbalik melihat ke arah kakaknya yang mengawasinya, dia menyipitkan matanya ke arah axel.     

"Kakak bawa ellen, dia itu dibawah pengaruh alkohol! " ucap axel membela diri.     

"Kakak bisa menyimpannya di kursi manapun, tidak disitu! " ucap yunna, "tega sekali! "     

"Nanti kalau ayah tahu bagaimana? " tanya axel pada yunna.     

Yunna terdiam, dia sangat tahu ayahnya itu sangat membenci tindakan seperti yang ellen lakukan sekarang ini. Dan dalam pikiran yunna terlintas jika ayahnya mengetahui kondisi ellem yang mabuk, itu akan semakin membuat dia di keluarkan dari daftar calon menantu idaman.     

"Ayah sepertinya belum tidur! " axel melihat yoga dan nita yang masih terduduk di kursi halaman depan, mereka masih menunggu semua anak-anaknya pulang.     

Mereka semua yang berada di dalam mobil berpikir keras untuk membawa ellen ke dalam kamar yunna.     

"Kakak bawa kak ellen lewat pintu dekat garasi! " ucap yunna.     

"Ayah dan ibu biar kami yang tangani " sambungnya.     

Ketiga teman yunna menganggukkan kepalanya, mereka lalu turun lebih dulu dan menghampiri yoga dan nita. Menghalangi pandangan mereka ketika axel membawa ellen ke dalam kamar yunna.     

"Non ellen! " mba mumu memergoki axel yang membawa ellen dengan kondisi yang masih setengah sadar.     

"Mba jangan bilang ayah dan ibu ya, pliss! " ucap axel dengan berbisik.     

"Iya, den. Siap! " mba mumu dengan cepat masuk ke dapur dan membiarkan axel kembali membawa ellen ke dalam kamar yunna.     

"Kamu berat sekali! " dia membaringkan ellen ke atas tempat tidur, tapi sepertinya ellen menarik bajunya. Axel yang tidak memiliki persiapan pun ikut terbaring di atas tubuh ellen.      

Dia memandangi wajah ellen dengan waktu yang lama, pipi dan bibirnya yang memerah itu mempesona dan sangat cantik dipandangnya. Membuat axel harus menelan ludahnya bulat-bulat memandangi kecantikan ellen dari dekat malam ini...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.