cinta dalam jas putih

Kejadian dibalik pelatihan



Kejadian dibalik pelatihan

3Setelah pertemuan tidak terduganya dengan dokter azka, dan leiya akhirnya mendapatkan sebuah pekerjaan yang selama ini dia inginkan dengan mudah.      

"Kamu tinggal saja di tempat itu " ucap dokter azka ketika akhirnya dia tahu leiya tinggal di sebuah mess yang biasa dipakai untuk menyimpan barang rumah sakit yang tidak terpakai karena dia pergi dari rumah ketika ibunya memaksa leiya untuk menikah dengan laki-laki yang adalah putra dari sahabatnya yang sama sekali tidak leiya kenal.     

Leiya mendapatkan satu lagi kebaikan dari dokter azka yang membuatnya semakin mengaguminya dalam diam. Dia tidak akan pernah berpikiran untuk menjadi orang ketiga di kehidupan keluarga dokter azka. Karena leiya tahu cinta itu tidak harus memiliki, cukup dengan melihatnya bahagia itupun akan menjadi kebahagiaan untuknya.     

"Leiya kamu gantikan aku ya,,,, " sheryl yang menjadi seniornya di ruang bersalin tiba-tiba memeluknya, leiya tahu jika seniornya sudah baik seperti ini dia sedang ingin leiya menolongnya.     

"Ke acara apa kak? " tanya leiya.     

"Jadi besok itu ada acara tentang zero maternity gitu, aku yang dapat jadwal berangkat " jawabnya, "tapi aku sudah bilang sama ibu kepala, aku boleh bertukar dengan siapapun. Kamu mau ya, plis!! "     

"Kamu tahukan, suamiku itu tidak setiap hari pulang " sambungnya, "jadi besok itu hari spesial banget buat kami, kalau kamu sudah menikah nanti kamu juga tahu "     

Leiya tertawa kecil, dia bahkan tidak pernah berpikir untuk menikah sekarang ini. Dia hanya sedang ingin bekerja dan membuat dirinya sukses.     

"Iya, baiklah " akhirnya leiya setuju, dia tidak tega membiarkan seniornya itu tidak bertemu dengan suaminya. Karena semua senior leiya begitu baik, dia tidak akan pernah bisa menolak mereka ketika membutuhkan bantuannya.     

Leiya sudah bersiap dengan tas yang berisi pakaiannya menunggu bus yang akan membawa beberapa orang pegawai yang menjadi wakil dari masing-masing ruangan untuk ikut sebuah pelatihan.     

Dia menunggu di bawah terik matahari di samping bus yang masih menunggu semua pegawai berkumpul.     

"Kamu sedang apa disini? " leiya di kejutkan oleh sosok dokter azka yang muncul dari arah belakangnya.     

Leiya tersenyum kaget, "saya menggantikan kak sheryl untuk ikut pelatihan dokter "     

Kedua alisnya terangkat, dia lalu melihat ke arah kerumunan para pegawainya yang belum berkumpul semuanya.     

"Masukkan barangmu ke dalam mobil " dia memberikan kunci mobil miliknya ke tangan leiya, sebelum dokter azka pergi ke tim penyelenggara.     

Leiya yang kebingungan melangkahkan kakinya menuju ke arah mobil atasannya itu, sambil terus memandangi kunci mobil yang dipegangnya.     

Dia tidak memasukkan barang yang dia bawa kedalam mobil yang pemiliknya adalah pimpinannya sendiri. Lebih baik dia ikut dengan rombongan yang tidak dikenalnya sama sekali, daripada harus pergi dengan mobil mewah yang dia sendiri akan tidak merasa nyaman.     

"Kenapa kamu masih berdiri di luar? " dokter azka muncul setelah leiya berdiri cukup lama untuk menemukan jawaban apakah dia akan masuk kedalam mobil atau tidak.     

"Dokter, saya ikut dengan rombongan yang lain saja " leiya bicara pelan sambil tertunduk tidak bisa melihat wajah pimpinannya itu.     

"Kamu ikut denganku " dia tetap memaksa, meraih satu tangan leiya yang masih memegang kunci mobil miliknya.     

Kerja jantung leiya semakin kencang ketika tangannya menyentuh tangan dokter azka, yang walaupun seorang pekerja keras terasa begitu lembut.     

"Aku sudah bicara dengan panitianya, bahwa kamu ikut denganku" dia menatap ke arah leiya yang masih mematung di samping mobilnya.     

Akhirnya leiya masuk karena sedikit paksaan darinya yang sudah membukakan pintu mobil dan memasukkan semua barang yang leiya bawa.     

Sepanjang perjalanan leiya hanya terdiam karena begitu malu bisa satu mobil dengan orang yang tidak mungkin dengan mudah di dekati. Itu seperti sebuah mimpi tapi nyata, leiya masih tidak tahu harus bereaksi senang atau sedih sekarang ini.     

"Perjalanannya masih panjang, kalau kamu lelah tidur saja " ucap dokter azka di tengah perjalanan.     

"Atau kamu mau membeli beberapa cemilan? " dia memberikan tawaran pada leiya.     

"Tidak perlu dokter terima kasih " leiya dengan cepat menolaknya, dia akan sangat tidak sopan sekali sekarang jika setelah dia ikut dengan mobil pimpinannya dan sekarang dia meminta untuk dibelikan cemilan. Leiya dengan cepat membenarkan posisi duduknya yang mulai tidak nyaman.     

Rambutnya yang dia ikat pun sudah terasa berantakan, leiya membuka ikatan rambutnya dan membiarkan rambutnya yang panjang terurai untuk beberapa saat sebelum akhirnya dia mengikat kembali rambutnya. Dia tidak tahu kalau kedua mata laki-laki yang berada disampingnya itu memperhatikannya.     

Bagi seorang laki-laki hal yang paling menarik perhatiannya adalah ketika melihat seorang wanita menguraikan rambut panjangnya di hadapannya.     

Bulu matanya yang lentik, bibirnya yang berwarna merah muda dan dari semuanya itu wajah leiya mengingatkannya pada sosok wanita yang dulu pernah membuatnya jatuh hati ketika masih menjadi seorang residen obgyn.     

'Kenapa dia bisa begitu mirip dengan bidan kanita? ' tanya dokter azka dalam hatinya, dia selalu membandingkan wajah leiya dengan wanita yang tidak dapat dia miliki dulu karena sudah menjadi milik orang lain.     

Tetapi tentu saja wanita yang duduk disampingnya itu bukan nita, dia berbeda dari cara berbicaranya yang malu-malu. Sedangkan yang dia tahu hal yang membuatnya jatuh hati pada nita adalah ketika melihat gaya bicara nya yang penuh percaya diri, pintar dan kharismatik.     

"Istirahatlah sebentar sebelum kamu ikut ke acara pelatihannya dua jam lagi " ucap dokter azka pada leiya ketika mereka sampai di penginapan yang dipakai untuk tempat mereka pelatihan.     

Dia sampai mengantar leiya ke depan pintu kamar hotelnya, membuat leiya semakin merasa tidak nyaman dengan semua perhatiannya yang sangat berlebihan itu.     

'Kalaupun aku suka dengan dokter, aku hanya harus tahu diri saja! ' leiya merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur untuk beristirahat setelah melalui tiga jam perjalanan untuk sampai ke tempat pelatihan itu. Karena dia terlalu lelah dengan cepat leiya memejamkan matanya dan tertidur.     

Dia sangat mendapatkan kenyamanan ketika berada di kamar hotel yang baru pertama kali dikunjunginya.     

'Aku tidak boleh terlambat! ' leiya berlari menuju ke arah aula hotel tempatnya berkumpul untuk acara pelatihan, dia hampir saja lupa acara hari pertama latihan karena tertidur. Beruntung dokter azka menelponnya melalui ponselnya.     

'Kenapa aku tidak pernah dewasa dalam mengatur waktu! ' nafas leiya yang terengah-engah karena harus berlari dari kamarnya.     

Seluruh orang sudah berkumpul di dalam gedung dan juga dokter azka yang dia lihat sudah bersiap untuk memberikan sebuah materi.     

Leiya memperhatikan sosok laki-laki yang menghipnotisnya itu, semua materi yang diberikannya sama sekali tidak menempel dalam pikirannya. Dia hanya memandangi kagum pada mahluk paling indah yang diciptakan oleh tuhan di hadapannya saat ini.     

Semua pikirannya hanya tertuju pada dokter azka, terlebih ketika memperlihatkan senyumannya yang membuat leiya semakin hilang kendali untuk tidak membayangkan hal-hal yang tidak akan mungkin terjadi padanya, berharap laki-laki itu jatuh hati padanya.     

'Kenapa semua peserta disini mempunyai teman satu kamar sedang aku cuma sendirian? ' leiya bertanya dalam hatinya ketika berada di dalam lift, acara hari pertama telah selesai dan dia memutuskan untuk kembali ke kamarnya.     

Dia melihat ke arah jarum jam di tangannya yang menunjukkan pukul sembilan malam. Ponselnya berbunyi ketika dia sudah berada di dalam kamarnya.     

'Dokter azka ' dahi leiya berkerut ketika dia melihat nama seseorang yang menghubunginya.     

"Leiya "     

"Iya, dokter " leiya menjawabnya dengan cepat, dia terbawa kebiasaannya di tempatnya bekerja ketika menerima sebuah telepon dari konsulennya.     

"Apa kamu membawa tas milikku? " tanyanya.     

"Tas? " leiya lalu beranjak menuju ke lemari pakaian dan membukanya.      

Dia membulatkan kedua matanya, melihat tas milik pimpinannya itu tidak sengaja terbawa olehnya. Tadi itu dia berniat untuk membawakannya saja tapi justru malah terlupakan olehnya.     

"Dokter maaf, tas nya ada disini,,, " leiya bicara pelan dengan rasa bersalah.     

"Biar aku ambil kesana " ucapnya.     

"Biar saya yang antarkan ke kamar dokter " leiya lalu berinisiatif untuk mengantarnya, setelah kesalahannya membawa tas milik pimpinannya itu tadi dan sekarang dia membiarkannya untuk mengambilnya sendiri. Itu membuatnya berpikir tentang dirinya yang tidak tahu diri sebagai pegawai.     

Leiya berjalan ke arah lift untuk pergi menuju ke lantai lima yang berada satu lantai di atas kamarnya itu, dan setelah sampai dia mencari sebuah nomor kamar yang sudah disebutkan oleh dokter azka tadi.     

'Sepertinya ini kamar dokter! ' akhirnya leiya menemukannya, dan mengetuk pintu kamarnya.     

Tidak lama muncul sosok dokter azka tanpa jas nya, dia berdiri di hadapan leiya dengan dua kancing kemeja putihnya yang terbuka membuat leiya kesulitan untuk menelan ludahnya.     

"Masuklah "      

"Masuk,,, " leiya bicara pelan, dia masih ragu untuk masuk. Dan dia berpikir bukankah hanya tinggal memberikan tas nya sekarang tanpa dia harus masuk ke dalam kamarnya.     

Tapi sepertinya dia memang harus masuk karena dokter azka membiarkan pintunya terbuka dan dia sudah lebih dulu masuk kedalamnya.     

Leiya berjalan pelan memasuki kamar yang sangat besar dan indah itu, ada banyak makanan di meja yang sepertinya sudah dia pesan.     

"Kamu sudah makan? " tanyanya pada leiya.     

"Sudah dokter " jawab leiya dengan senyuman kakunya, "saya harus simpan dimana tas milik dokter? "      

"Biar saya yang simpan sendiri " dia mengambil tas miliknya yang leiya pegang, tapi justru itu membuatnya menyentuh tangan lembut dan putih milik wanita muda di hadapannya itu.     

Untuk beberapa saat dia terdiam tidak melepaskan pegangan tangannya pada leiya, memandangi wajah leiya yang membuatnya lupa dan menyadari bahwa dia sedang menyukai wanita lain selain istrinya.     

"Saya akan simpan tas nya disini dokter " leiya menyadarkan dirinya untuk tidak bertindak lebih jauh dengan melepaskan pegangan tangannya, dan segera menyimpan tas milik pimpinannya itu.     

Dia berjalan menuju ke arah pintu untuk segera keluar dengan jantungnya yang berdetak kencang.     

"Kenapa kamu menghindariku sekarang? " leiya tidak dapat membuka pintu kamar karena laki-laki itu menahannya, dia sudah berada di belakangnya dan begitu dekat.     

"Aku melihatmu yang memperhatikanku selama pemberian materi tadi! " dia berkata di telinga leiya.     

Kedua tangannya mulai berpindah ke pinggangnya, membuat tangan leiya bergetar karena rasa takut dan tidak percaya telah menjadi satu saat ini.     

Dia tidak memberanikan diri untuk berbalik dan menatap sosok yang telah memeluknya dari arah belakangnya. Dia hanya merasakan kehangatan tubuh lain yang menempel di punggungnya itu.     

"Lihat aku " dia membalikan tubuh leiya untuk melihat ke arahnya, menatap matanya ketika berbicara.     

Leiya mengangkat wajahnya secara perlahan sampai akhirnya kedua mata mereka saling memandang.     

Satu tangan dokter azka berpindah ke arah rambutnya dan melepaskan ikatan di rambut leiya, membiarkannya tergerai dan memperlihatkan sisi dewasa dari leiya.     

Mereka berdua menyerah pada keadaan saat ini, tidak ada lagi kekuatan untuk menolaknya.     

"Apa kamu akan pergi sekarang? " tanya dokter azka pada leiya.     

Leiya tidak berkata apapun, dia hanya menggelengkan kepalanya. Dia tidak berani menatap kedua mata pimpinan yang sudah menguncinya. Yang dia rasakan hanyalah ketika tanganya berpindah menuju ke lehernya dan mendekatkan wajahnya ke arah leiya.     

Dia tidak bisa menolak lagi tatapan penuh kehangatan dan penuh dengan pesona itu, matanya yang tajam memandangi leiya.     

"Kamu sengaja membuatku tertarik padamu? " lalu dokter azka bertanya pada leiya, membuat kedua mata wanita cantik itu membulat karena terkejut.     

"Maafkan saya, tapi saya sama sekali tidak akan mendekati dokter kalau dokter membencinya " leiya merasa bersalah karena telah membuat pimpinannya itu merasa terganggu dengan kehadirannya.     

"Tapi sudah terlambat,  aku sudah jatuh cinta denganmu! " dia lalu memberikan satu ciuman di bibir leiya.     

Membuat kedua mata leiya terpejam, merasakan sentuhan lembut yang dia dapatkan dari seorang laki-laki yang dikaguminya itu...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.